Suara.com - Bakal Calon Presiden 2024 dari Partai NasDem, Anies Baswedan, ditantang untuk bebas dari pengaruh oligarki. Hal ini seperti yang disampaikan jurnalis Asyari Usman ketika mewawancara Anies di program Suhu Politik di kanal YouTube FNN TV.
Namun Asyari kemudian juga mempertanyakan pendapat Anies tentang salah satu solusi yang bisa diterapkan, yakni crowdfunding alias galang dana.
"Sebab pembiayaan seperti itu (dengan bantuan oligarki) menyandera presiden. Kalau begitu mungkin crowdfunding itu salah satu alternatif. Kalau menurut Anda gimana?" tanya Asyari, dikutip Suara.com pada Jumat (18/11/2022).
Rupanya Anies menyambut positif usulan tersebut. Bahkan Anies kemudian menceritakan pengalamannya saat berhubungan dengan beberapa relawan yang siap memberikan harta benda mereka demi mengusung calon pemimpin tertentu.
"Jadi namanya memang saweran, nama kerennya crowdfunding. Jadi seperti saya sampaikan tadi kepada yang datang, 'Nggak usah diserahkan kepada saya sumbangannya, Bapak temui saja relawan di kabupaten Bapak, biayai saja mereka, bantu mereka di situ'," kata Anies.
Anies menilai aksi saweran semacam ini bisa menjadi solusi untuk meminimalisir pengaruh oligarki sehingga tidak menjadi beban bagi pengemban tanggungjawabnya nanti.
"Jadi yang berada di sana bantu mereka di sana, nggak usah dikirim ke kita. Saya akan kerepotan juga, berikan saja di wilayah Anda," kata Anies.
"Jadi kami ingin mengajak kepada semua, yuk kita ambil tanggung jawab. Kalau kita mau perubahan, ya kita harus ikut sama-sama ambil peran. Kalau kita ingin Indonesia yang lebih baik, kita harus sama-sama mengusahakannya," lanjutnya.
Anies kemudian bercermin dari tanggung jawab yang diembannya saat menjadi Gubernur DKI Jakarta 2017-2022. "Saya merasakan tanggung jawab moralnya besar," tuturnya kepada Asyari.
Rupanya Anies kerap bertemu dengan para pendukung dan relawannya yang telah memberikan tenaga mereka untuk mengusung mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.
"Itu yang saya rasakan sebagai tanggung jawab moral. Tapi saya tidak punya beban berhadapan dengan pendonor-pendonor raksasa karena memang nggak ada, yang ada adalah rakyat-rakyat kebanyakan yang pada berjuang di Jakarta," ungkap Anies.
Pengalamannya inilah yang membuat Anies siap membawanya ke ranah lebih tinggi. Sebab dengan tanggung jawab moral sebesar itu dapat menjadi kompas para pemimpin dalam mengambil keputusan.
"Saya membayangkan untuk tahun 2024 ini kita bangun gerakan, bukan sesuatu yang mudah tapi bisa dikerjakan, bibitnya ada. Sekarang dengan ada teknologi, ketersambungan itu bisa ke seluruh wilayah," jelas Anies.
"Kita juga masih punya cukup waktu, ada periode sekitar 15 bulan sampai dengan ini terlaksana, ini cukup untuk kita membangun gerakan itu. Mudah-mudahan bisa menjadi suatu gerakan perubahan," sambungnya.
Anies juga menyebut mekanisme saweran untuk mengusung figur tertentu sebaiknya tidak tersentralisasi sehingga pelaksanaannya lebih sederhana.
Berita Terkait
-
Pertemuan Anies Baswedan dan Gibran Disebut Ada Kepentingan Politik, Ini Komentar FX Rudy
-
Sering Dibilang Antitesis Jokowi, Anies Baswedan Malah Sudah Siap Lanjutkan Pembangunan IKN
-
Politikus Senior PDIP Kritik Anies, 'Gak Ada Bakal Calon Presiden Sudah Berkeliaran', Ganjar Bagaimana?
-
Anies Baswedan Makan Siang Bareng Tim Kecil, Hadir Pimpinan PKS, NasDem dan Demokrat
-
Anies Sudah Mulai Sapa Warga di Daerah, Nasdem: Belajar dari Amerika, Publik Mau Apa?
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka