Suara.com - Sosok Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) yang juga Ketua Barikade 98 Benny Rhamdani tengah ramai disorot. Ini setelah viral potongan video dirinya meminta izin bertempur ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga menyulut kontroversi.
Atas video itu, Benny Rhamdani memberikan penjelasan secara utuh. Ia mengklaim banyak masyarakat marah atas sikap suatu kelompok yang menyerang pemerintah dengan fitnah hingga penghinaan bahkan berbau SARA terhadap simbol negara.
Hal itu ia katakan dalam acara 'Catatan Demokrasi' sebagaimana dikutip dari kanal YouTube, tvOneNews, Rabu (30/11/2022).
Dalam kesempatan itu, selain Benny Rhamdani sejumlah tokoh diundang, seperti pengamat politik sekaligus pegiat media sosial Muhammad Said Didu, Ketua Ganjar Pranowo Mania atau GP Mania Immanuel Ebenezer atau yang akrab disapa Bung Noel serta beberapa tokoh lainnya.
Mulanya, Benny Rhamdani memberikan penjelasan terkait video dirinya minta tempur ke Jokowi. Kata dia, jika hanya melihat atau bermodal pengetahuan potongan video pasti keliru dan sesat dalam memberikan pendapat.
"Apalagi yang kedua tidak terlibat dalam pertemuan tersebut. Dan ketiga ada pihak yang karena motif politik, ingin mempolitisasi video tersebut dan bahkan memutarbalikan substansi," ujar Benny.
Benny mengatakan, pertemuan tersebut bukan pertemuan tertutup, tidak ada rahasia, dan itu merupakan pembicaraan yang biasa-biasa saja.
Di mana menurut dia, Pak Jokowi dalam tiap kesempatan dengan relawan selalu memberikan kesempatan, untuk setiap relawan bicara. Pertama terkait masalah-masalah kondisi kebangsaan, keIndonesiaan, kedua bahkan kritik terhadap pemerintah, apa yang kurang, apa yang belum dikerjakan negara. Termasuk soal berbagai dimensi hukum, ekonomi, sosial, bahkan honorer.
"Saya kebetulan diberi kesempatan berbicara dimensi kebangsaan, saya katakan Pak Presiden, situasi bangsa ini setelah Pilpres 2019 publik rakyat mayoritas tidak hanya pendukung bapak, tapi pendukung Prabowo Sandi menginginkan rekonsiliasi nasional, ketika Prabowo Sandi menyerahkan dirinya menjadi pembantu presiden, itu sebuah sikap negarawan yang harus kita hormati, semangatnya rekonsiliasi nasional," tuturnya.
Baca Juga: Berani Minta Izin Jokowi Buat Tempur Pengkritik, Siapa Benny Rhamdani?
"... Pendukung selama ini yang mengaku pendukung militan Prabowo yang masih melakukan serangan terhadap pemerintah, bahkan melalui cara-cara yang menodai demokrasi, menabrak hukum, bahkan semua sumpah serapah, caci maki, penyebaran kebencian, hoaks, kebohongan, bahkan adu domba antar suku dan agama, ekspresi intoleransi, kasus Cianjur terakhir itu menyakitkan dan melukai rasa kebangsaan kita loh," sambungnya.
Benny juga menyinggung kasus yang sempat viral usai gempa Cianjur. Di mana orang mengirimkan bantuan karena gereja kemudian dicabut, divideokan diviralkan.
"Saya ingin memberi pesan bahwa, pertama kalau kami marah gemes, itu kemarahan banyak orang, terhadap situasi ini, nggak boleh ada kelompok masyarakat yang sok jagoan, kemudian seolah-olah hanya mereka yang berhak menyampaikan pendapatnya, memanipulasi demokrasi, padahal caci maki dan sumpah serapah," ujarnya lagi.
"Kita ingat dulu bunuh Ahok, penggal kepala, kafir halal darahnya, ini peristiwa menyakitkan bagi kebangsaan kita, marah gemes wajar," sambung dia.
Benny juga mengingatkan, dalam videonya yang viral, bahwa pihaknya adalah pemenang, mayoritas, di mana pendukung Jokowi 55 persen. Selain itu, survei terakhir membuktikan tingkat kepuasan pada pemerintah 62 persen.
Artinya, pendukung Prabowo sekalipun sudah ikut mendukung atas kerja-kerja pemerintah.
Berita Terkait
-
Politisi PDIP Geram dengan Manuver Relawan Jokowi: Konsentrasi Presiden Tak Boleh Diganggu!
-
Ulah Manuver Relawan Bikin Berang, Elite PDIP Minta Jangan Ada yang Ganggu Jokowi
-
Acara GBK Mengkerdilkan Presiden Jokowi: Nggak Dong, itu Hanya Omong Kosong!
-
Terpopuler: Iriana Jokowi Koleksi Tas Branded Saat Jokowi Minta Tekan Barang Impor, Tas LV Rizky Billar Jadi Sorotan
-
Jokowi Makin Sibuk 'Jualan' Ganjar Pranowo Jelang Tutup Jabatan, Presiden Dihajar: Bukannya Tuntaskan Masalah...
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Kejagung Ungkap Alasan Suryo Utomo Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Manipulasi Pajak
-
Sosok Kerry Adrianto Riza, Putra 'Raja Minyak' Bantah Korupsi Rp285 T: Ini Fitnah Keji!
-
Gus Tajul kepada Gus Yahya: Kalau Syuriah PBNU Salah, Tuntut Kami di Majelis Tahkim
-
DPRD DKI Coret Pasal Larangan Jual Rokok 200 Meter dari Sekolah, Kemendagri Jadi Penentu
-
Mendagri Terima Penghargaan dari Detikcom: Berhasil Dorong Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi Daerah
-
Anggota DPRD Bekasi Diduga Keroyok Warga di Restoran, Korban Dipukul Botol hingga Dihajar Kursi!
-
Gus Tajul Tegaskan Surat Pemberhentian Gus Yahya Sah, Meski Tanpa Stempel Resmi PBNU
-
Pemerintah Usul Hapus Pidana Minimum Kasus Narkotika, Lapas Bisa 'Tumpah' Lagi?
-
Heboh SE Pencopotan Gus Yahya, Komando PBNU Diambil Alih KH Miftachul Akhyar
-
Rano Karno: Lewat LPDP Jakarta, Pemprov DKI Kejar Tambahan Tenaga Dokter Spesialis