Suara.com - Anies Baswedan mendapat sindiran keras dari Juru Bicara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Dira Martamin yang menyebutnya terkena sindrom Thanos.
Sindiran itu lantas dibalas oleh relawan pendukung Anies Baswedan, Sismono Laode. Ketua Relawan Bala Anies itu membalikkan ucapan Dira Martamin.
"Sindrom Thanos itu yang terjangkit justru yang mengatakan itu. Pak Anies mengisahkan suatu fakta demokrasi, dia yang panas. Kalau ini sebagai suatu kritik, dia tidak terima kritikan itu, berarti yang dimaksud sebagai sindrom Thanos itu orang tersebut." ucap Laode dikutip Wartaekonomi.co.id--jaringan Suara.com, Senin (19/12/2022).
Awal mula perseteruan ini terjadi kala Anies Baswedan melalui podcast bersama Imam Priyono dan Hendri Satrio di kanal Youtube R66 Newslitics mengatakan soal kritik yang kerap diterimanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lantas mengaitkannya dengan sikap pemerintah Indonesia kini yang terkadang mematikan kritik. Ucapan Anies itu lantas ditanggapi jubir PKB Dira Martamin.
"Pernyataan Anies menunjukan bahwa dia tengah terjangkit sindrom Thanos. Merasa apa yang dilakukan paling hebat dan paling benar. Sehingga menuding pemerintahan anti kritik," kata Dira kepada wartawan, dikutip Senin (19/12/2022).
Dira mengklaim, pemerintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi sangat terbuka dengan kritik. Bahkan, kata dia, pada awal tahun 2021, tepatnya bulan Februari Jokowi meminta masyarakat aktif mengkritik pemerintah.
"Pemerintah sangat terbuka dengan kritik. Justru pernyataan Anies yang mengklaim sering mendapatkan kritik yang akhirnya kritik tersebut harus dijawab satu per satu saat menjabat Gubernur DKI Jakarta menunjukan bahwa ia merasa paling hebat. Padahal, apa yang dilakukan Anies sudah lebih dulu dilakukan pemerintah. Anies terlalu banyak mengklaim," tuturnya.
Selain itu, kata dia, Presiden Jokowi juga pernah mempertanyakaj mengapa oposisi saat ini lemah. Hal itu kala Jokowi bertemu dengan eks Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah.
Baca Juga: Ribut-ribut Cibiran Sindrom Thanos, Relawan Anies Baswedan Beri Jawaban Makjleb
"Itu menunjukkan bahwa pemerintah ingin di kritik. Pemerintah ingin memiliki lawan tanding yang seimbang. Ingin oposisi kuat, ingin mendapatkan masukan dari oposisi," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, pemerintah paham betul bahwa kritik itu sesungguhnya edukasi publik. Tentu selama kritik tersebut faktual, selama tidak menyebarkan kebohongan dan kebencian.
"Buktinya, masyarakat masih bisa memberikan kritik secara terbuka, dan Pak Jokowi sendiri terbuka untuk itu. Secara umum pemerintah masih memberi ruang yang luas untuk kritik," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Ribut-ribut Cibiran Sindrom Thanos, Relawan Anies Baswedan Beri Jawaban Makjleb
-
SMRC Sebut Elektabilitas NasDem di Bawah 5 Persen, Anies Baswedan Tak Berdampak?
-
Safari Politik Anies Baswedan ke Daerah Tak Berhasil Katrol Nasdem, PDIP Masih Juara Disusul Golkar, Gerindra dan Demokrat
-
PDIP Memanas Gegara Berisik Isu Bersih-bersih Jejak Eks Gubernur Jakarta: Emang Anies Siapa?
-
Sindir Anies Kena Sindrom Thanos, Ini Profil Jubir PKB Dita Martamin
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
5 Masalah yang Diselesaikan Dasco di Panggung Politik 2025
-
Ulama Aceh Desak Pemerintah Susun Peta Jalan Pemulihan dan Penetapan Status Bencana Nasional
-
DPR Minta Pemerintah Jangan Remehkan Peringatan BMKG soal Bibit Siklon 93S
-
Kemenhut Selidiki Praktik 'Pencucian Kayu Ilegal' di Lokasi Banjir Sumatra Utara
-
Kemenhut Bongkar Dugaan Pencucian Kayu Ilegal di Sumut, Penyidikan Menyeret Sejumlah Pemilik PHAT
-
Geruduk KPK, Warga Pati Teriak Minta Bupati Sudewo Pakai Rompi Oranye Korupsi Rel Kereta
-
Atalia Praratya Resmi Gugat Cerai Ridwan Kamil di PA Bandung, Buntut Kasus Lisa Mariana?
-
Polisi Mulai Olah TKP Pasar Induk Kramat Jati, Warga Dilarang Mendekat
-
Pasar Jaya Gerak Cepat, Penampungan 350 Pedagang Kramat Jati Siap dalam 3 Hari
-
Habib Syakur: Gosip Dito Ariotedjo-Davina Tak Boleh Tutupi Fokus Bencana Sumatra