Suara.com - Polda Metro Jaya kembali memberlakukan penindakan berupa tilang manual untuk berbagai jenis pelanggaran lalu lintas. Dengan mengembalikan bentuk tilang elektronik atau e-TLE menjadi tilang manual, hal itu dinilai bukan menjadi langkah yang bijak di era kiwari.
Pengamat kepolisan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto berpendapat, harus ada evaluasi lanjutan terkait bentuk penindakan pelanggaran lalu lintas. Sembari menambal kekurangan, dia berharap agar tilang elektronik terus berjalan dan dimaksimalkan.
"Memang harus ada evaluasi-evaluasi, tetapi tilang e-TLE itu harus terus dijalankan, sambil menutupi kekurangan yang ada. Mengembalikan ETLE dengan tilang manual 100 persen tentu bukan langkah bijak dan strategis di era teknologi saat ini," kata Bambang saat dihubungi Suara.com, Rabu (21/12/2022).
Evaluasi dan proses pembenahan yang harus dilakukan dalam pandangan Bambang adalah persoalan personel yang ogah berpatroli maupun menggelar operasi di jalan raya. Dengan mengembalikan penindakan berupa tilang manual, dia khawatir adanya praktik pungutan liar yang kerap terjadi di jalan raya.
"Persoalan personel yang enggan melakukan patroli maupun operasi di jalanan itu yang harus dibenahi. Bukan malah mengembalikan pada tilang manual yang sudah lama menjadi modus pungli di jalanan," ucap Bambang.
Bambang menambahkan, soal penindakan sebaiknya tetap menggunakan sistem tilang elektronik. Di samping itu, personel di lapangan diharapkan tetap melakukan patroli guna meminimalisir pelanggaran yang terjadi.
"Jadi meski tilang elektronik diberlakukan, operasi dan patroli di jalanan wajib dan terus dilakukan. Bisa saja penindakan tetap dengan elektronik, seseorang pelanggar divideokan pelanggarannya, diberi surat ditilang. Jadi tak ada transaksi cash di jalanan," pungkas dia.
Tilang Manual Diterapkan Lagi
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya sebelumnya mengatakan akan menindak tegas pengendara yang mencopot pelat nomor untuk menghindari penerapan tilang elektronik atau e-TLE. Tindakan tegas tersebut yakni berupa sanksi tilang manual hingga penyitaan kendaraan.
Baca Juga: Resmi Jabat Panglima TNI, Ini Tugas dan Tantangan Berat Yudo Margono
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman mengatakan sanksi tersebut diberikan lantaran tindakan mencopot pelat nomor kendaraan tersebut merupakan bentuk pelanggaran berat.
"Ini merupakan pelanggaran yang cukup berat sehingga kami akan lakukan tindakan tilang untuk penyitaan kendaraan tersebut dengan tilang manual," kata Latif kepada wartawan, Jumat (2/12/2022).
Menurut Latif, fenomena pengendara mencopot plat nomor kendaraan ini muncul pasca peralihan dari tilang manual ke e-TLE. Atas hal itu Latif telah menginstruksikkan jajaran Satuan Lalu Lintas di wilayah hukum Polda Metro Jaya untuk melakukan sanksi tilang manual terhadap bentuk pelanggaran tersebut.
"Adanya fenomena ini, tentunya kami kan harus tetap melakukan penertiban. Penegakkan hukum tetap harus berjalan, karena masyarakat yang melakukan pelanggaran itu sangat membahayakan, dan itu ibaratnya pemalsuan bisa untuk menjadi alat atau sarana untuk kejahatan," ungkapnya.
Selain diberikan sanksi tilang manual, lanjut Latif, pihaknya juga akan melakukan penyitaan terhadap kendaraan milik pelanggar. Kendaraan tersebut akan dikembalikan jika yang bersangkutan telah menunjukan bukti surat kepemilikannya.
"Kalau tidak sesuai kita tahan mobilnya sampai dengan dia bisa tunjukkan surat-suratnya," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Resmi Jabat Panglima TNI, Ini Tugas dan Tantangan Berat Yudo Margono
-
Dicurigai Bom, Tas Mencurigakan Diletakkan OTK di Teras Rumah Warga Cipinang Muara Ternyata Berisi Pakaian
-
Penembakan di Rumah Kawasan Pancoran Dipicu Perselisihan Kakak dan Adik, Barbuk Sudah Disita Polisi
-
Jelang Natal dan Tahun Baru 2023, Polda Metro Gelar Operasi Lilin Jaya 2022 Selama 11 Hari
-
Antisipasi Teror Saat Natal, Polisi dan TNI Jaga Ketat 1.385 Gereja di Jadetabek
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Viral Pencurian Brutal di Lampu Merah Tanjung Priok, Sopir Pasrah Pilih Tak Keluar Truk
-
Gaza Butuh Rp116,3 Triliun untuk Pulihkan Layanan Kesehatan yang Hancur Total
-
Hadirkan Cahaya Bagi Warga Sabang Aceh, Ubah Gelap Jadi Harapan Baru: Kiprah PLN Peringati HLN ke-80
-
Cuaca Ekstrem dan Suhu Panas Landa Indonesia, Waspada di Tiga Provinsi Siaga
-
Momen Langka di Kuala Lumpur, Donald Trump dan Prabowo Subianto Hadiri KTT ASEAN
-
Heboh Emak-Emak di Sambas Diduga Nistakan Agama, Polres dan MUI Turun Tangan
-
Skandal Korupsi Kemenaker Melebar,Giliran Jurnalis dan Atase di Malaysia 'Diinterogasi' KPK
-
Ungkap 38 Ribu Kasus Narkoba, Mahfud MD Puji Polri: Setiap Keberhasian Patut Diapresiasi
-
Duka dari Bangkok: Ratu Sirikit, Ibunda Raja Thailand, Wafat di Usia 93 Tahun
-
Mahfud MD Desak Penegakan Hukum Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh