Suara.com - Anggota Komisi II DPR RI fraksi PKS, Mardani Ali Sera membeberkan kelemahan penerapan sistem pemilu proporsional tertutup atau cuma coblos partai. Menurutmya, jika sistem itu diterapkan justru oligarki bisa masuk ke internal partai dan pimpinan parpol bisa semena-mena.
"Kelemahannya tertutup itu cuma kalau kami melakukan proporsional tertutup tapi tidak ada reformasi di internal partai maka oligarki di luar akan bertindak di oligarki di dalam partai. Pimpinan partai elite partai bisa semena-mena menentukan nomor urut," kata Mardani dalam diskusi yang disiarkan PKS DPR TV, Jumat (6/1/2023).
"Jadi yang dekat dapat nomor urut yang baik yang berprestasi belum tentu mendapatkan nomor urut yang baik padahal haknya rakyat mendaoatkan calon yang berkualitas itu kelemahannya," sambungnya.
Kendati begitu, Mardani juga membeberkan kelebihan jika penerapan sistem pemilu proporsional tertutup, yakni memang partai bisa institusi yang lebih sehat. Mencegah juga hadirnya kader parpol yang menjadi kutu loncat.
Namun itu semua, kata dia, harus dibarengi dengan partai melakukan kaderisasi yang baik.
"Kalau proporsional tertutup rakyat akan lihat nyoblos partai mana partai yang baik brand identity, party id keterikatan masyarakat ke partai akan baik karena biasanya kalau tertutup akan ada kaderisasi yang baik," tuturnya.
Sementara itu, Mardani membeberkan juga kelebihan sistem proporsional terbuka dimana menurutnya para calon anggota legislatif akan turun dan dekat dengan rakyat.
"Kelebihan proporsional terbuka yakni karena semua turun caleg-caleg akan dekat dengan rakyat. Kalau proporsional terbuka memang jatuhnya peran partai jadi minimalis dia hanya jadi manager atau jadi koordinator, padahal kalau kita mau sehat partainya juga harus sehat harus ideologi harus kuat kaderisasinya harus punya prinsip yang itu agak susah bisa dioptimalkan ketika proporsional terbuka."
Baca Juga: Fahri Hamzah Sebut Sistem Proporsional Pemilu Tertutup Tradisi Komunis, Perludem: Kurang Pas
Berita Terkait
-
Fahri Hamzah Sebut Sistem Proporsional Pemilu Tertutup Tradisi Komunis, Perludem: Kurang Pas
-
Demi Pertahankan Pemilu 2024 tetap Proporsional Terbuka, NasDem Ajukan Diri jadi Pihak Terkait ke MK
-
Gaduh Proporsional Tertutup, Ini Sistem Pemilu yang Dipakai di Indonesia Dari Masa ke Masa
-
Sistem Pemilu Hanya Coblos Partai Dinilai Cuma Membuat Langgeng Politik Kekerabatan
-
Dipecat PKS, Fahri Hamzah Blak-blakan Ditendang Gegara Beda dengan Ketum: Lawan, Saya Kan Digaji Rakyat
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
Terkini
-
BNI Perkuat Inklusi Keuangan dan Transaksi Digital Lewat FinExpo 2025
-
Prabowo Ungkap Kartel Narkoba Kini Pakai Kapal Selam, Minta Polisi Jadi 'Mata dan Telinga Rakyat'
-
Warga Karangasem Demak Senyum Bahagia Menyambut Terang Baru di HLN ke-80
-
Tangan Diikat saat Dilimpahkan ke Kejaksaan, Delpedro: Semakin Ditekan, Semakin Melawan!
-
Prabowo: Saya Nonton Podcast Tiap Malam, Masa Saya Dibilang Otoriter?
-
Koalisi Sipil Tolak Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Sebut Pemerintah Abaikan Korban Pelanggaran HAM
-
Kontroversi Utang Whoosh: Projo Dorong Lanjut ke Surabaya, Ungkit Ekonomi Jawa 3 Kali Lipat
-
Prabowo Dukung Penuh Polri Tanam Jagung: Langkah Berani Lawan Krisis atau Salah Fokus?
-
Skandal Suap Vonis Lepas CPO: Panitera Dituntut 12 Tahun, Ungkap Peran Penghubung Rp60 Miliar!
-
DPR Sibuk! 2 RUU Siap Ubah Wajah Indonesia: Single ID Number dan Revisi Sistem Pemilu