Suara.com - Presiden Joko Widodo mengakui adanya 12 peristiwa pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang terjadi di masa lalu. Jokowi juga menyesalkan atas terjadinya peristiwa pelanggaran HAM berat tersebut.
Kedua belas peristiwa tersebut meliputi Tragedi 1965-1966, Penembakan Misterius (Petrus) 1983-1985, Peristiwa Talangsari 1989, Peristiwa Rumah Geudong, Penculikan aktivis 1997-1998, Kerusuhan Mei 1998.
Tragedi Trisakti dan Semanggi I-II, Pembantaian Dukun Santet Banyuwangi, Peristiwa Wasior Papua, Peristiwa Wamena 2003, dan Tragedi Jambo Keupok Aceh.
Sikap Jokowi ini pun lantas disorot oleh pengamat politik Rocky Gerung. Ia mempertanyakan mengapa orang nomor 1 RI tersebut baru menyinggung kembali kasus pelanggaran HAM tersebut di akhir masa jabatannya.
"Kita lihat Pak Jokowi kok menunda isu ini kan. Kan mustinya emosinya di awal ketika dia masih punya grip, masih punya endorsement power terhadap hak asasi manusia," kata Rocky seperti dikutip Suara.com melalui tayangan kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Kamis (12/1/2023).
Menurutnya, keputusan Jokowi untuk menyinggung kembali insiden mengerikan tersebut bisa saja menjadi bom waktu sehingga publik perlu berhati-hati.
Ia menduga bahwa langkah ini sengaja dilakukan Jokowi di akhir masa jabatan untuk menunda adanya Pemilu 2024, bahkan bisa saja untuk melanggengkan wacana 3 periode.
"Tapi memang sepertinya juga bom waktu itu," terang Rocky.
"Jadi ini orang curiga kesempatan ini buat apa itu diajukan sekarang. Untuk memecah konsentrasi dari partai-partai yang sekarang bersiap-siap ikut pemilu, supaya nanti ada alasan buat penundaan pemilu," sambungnya.
Pada dialognya dengan Hersubeno Arief, Rocky Gerung juga menduga jika pada akhirnya Jokowi hanya akan menerbitkan Perppu baru untuk mengatasi kerusuhan yang kemungkinan bisa terjadi usai dirinya mengungkit soal beberapa peristiwa pelanggaran HAM berat.
"Kalau ada kekacauan isu ini kan pasti Perppu lagi yang keluar kan. Karena isu ideologi masih belum bisa dibereskan maka Perppu dikeluarkan. Ini ada kegentingan yang memaksa karena terjadi kontroversi tentang 1965, kontroversi tentang Talang Sari, kontroversi tentang Aceh, kontoversi tentang Papua," terang Rocky.
Lagi-lagi, dalam pernyataannya Rocky Gerung meminta agar semua pihak berhati-hati usai Jokowi menyinggung kembali soal isu pelanggaran HAM berat.
"Justru kenapa kita mesti hati-hati, karena power Pak Jokowi itu melemah, sementara orang menginginkan Jokowi berlanjut periodenya, maka perlu dicarikan isu yang bisa mengabaikan keadaan ini, lalu kita bermain di antara cermin dan asap," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Megawati Tak Mau Masa Jabatan Jokowi Diperpanjang, Analis: Perang Terbuka dengan Luhut Akhirnya Dimulai
-
Jokowi Tak Bisa Sembunyikan Rasa Tak Nyaman, Rocky Gerung: Dibully Megawati Habis-habisan!
-
Ada Peristiwa Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu di Era Megawati, Tetap Jokowi yang Harus Bertanggungjawab
-
Pengakuan Jokowi Atas 12 Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu, KontraS: Bukan Hal Baru
-
'Anda Memang Centil' Mahfud MD Geram Disinggung Said Didu Soal 13 Pelanggaran HAM Berat yang Diakui Jokowi
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?