Suara.com - Wajah Ketua DPR RI Puan Maharani yang tampak cemberut saat membagikan kaos sempat viral beberapa waktu lalu.
Pasalnya, dalam video cuplikan pemberitaan stasiun televisi nasional itu, ekspresi wajah Puan dinilai cemberut oleh warganet saat melemparkan kaos-kaosnya.
Bulan-bulan berlalu, Puan akhirnya menjawab soal apa yang terjadi pada video tersebut. Puan mengakui bahwa dia yang tampak cemberut memang hal yang tak bisa dibenarkan.
Dia bahkan meminta maaf atas beredarnya video tersebut.
"Haduh pokoknya atas kejadian itu pada kesempatan ini saya meminta maaf, kalau kemudian dianggap judes banget, cemberut banget, saya minta maaf," kata Puan pada pada perbincangan di acara Rosi Kompas TV yang dikutip Suara.com pada Jumat (13/1/2022).
"Situasinya pada saat itu panas banget, panas banget, terik, kemudian rakyat banyak ada yang mau salaman ada yang mau kaos, tapi kemudian tim yang ada di lapangan harusnya sigap, tapi ternyata tidak sesuai harapan, sebagai manusia kan kadang kala jadi badmood lah," imbuhnya.
Puan menegaskan bahwa pada saat itu dia marah kepada tim lapangannya bukan pada rakyat.
"Iya kalau lihat di video itu kan kelihatan, saya enggak marah ke rakyat saya enggak cemberut sama rakyat, saya mau cepetan ini panas rakyat udah mau dapat kaos, karena sebelumnya salaman juga," ungkap Puan.
"Setelah itu saya anggap tidak kondusif jadi naik mobil, ya ngapain marah kalau enggak harus marah kan saya mau ketemu rakyat tapi harus dibantu juga dengan perangkat pendukung biar nyaman," imbuhnya.
Baca Juga: Pidato Megawati di HUT PDIP, Rocky Gerung: Kalau Jokowi enggak Ada Apa-apanya, Apalagi Ganjar
Lebih lanjut Puan Maharani menyebutkan bahwa kejadian itu bisa menjadi pembelajaran untuknya di masa depan.
"Sangat lesson learned, enggak boleh terulang. Pemimpin dalam situasi apa pun ya harus tetap tersenyum," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO