Suara.com - Pengamat politik Ray Rangkuti menilai pidato Megawati saat HUT ke-50 PDIP perihal kader bukanlah untuk menyindir Partai NasDem.
Menurut Ray, ucapan Mega yang menyinggung situasi saat ini mungkin hanya kebetulan saja.
"Mungkin berkebetulan saja, karena pada saat yang bersamaan ada partai politik yang sudah mendeklarasikan calon presidennya yang memang bukan kader," kata Ray Rangkuti di Indonesia Laywers Club, dikutip Suara.com pada Jumat (13/01/2023).
Ray menyampaikan bahwa Partai NasDem sejak dahulu memang memiliki tradisi untuk mengusung calon pemimpin di luar kader mereka.
Oleh sebab itu, hal tersebut dinilai tidak klop jika ucapan Mega disangkutpautkan untuk Partai NasDem.
"Di satu sisi bu Mega sudah punya tradisi mencalonkan kader sendiri. Kemudian kalau kita lempar pidato itu seolah-olah mengkritik langkah NasDem, memang tradisi NasDem itu adalah mencalonkan kader yang bukan kader mereka gitu," jelasnya.
Ray lalu menyebut selama Jokowi menjabat dua periode, NasDem selalu mencalonkan pemimpin dari orang yang bukan berasal dari kader mereka.
Ia mencontohkan salah satu langkah NasDem yang mendorong orang di luar kader untuk memimpin di kota besar, seperti di Jakarta, di Jawa Barat hingga Sumatera Utara.
Di sisi lain, Ray menilai jika memang pidato tersebut memang ditunjukkan kepada NasDem, namun NasDem tak terkena sindiran tersebut karena memang memiliki tradisi tersendiri dalam mencalonkan yang bukan kader mereka.
"Jadi nggak terlalu klop ya pembacaan itu untuk menyangkut kepada partai-partai politik yang lain, meskipun secara faktual conditional kita menganggap pidato ibu Mega itu mengkritik langkah NasDem. Cuma sayangnya NasDem itu memang tradisinya begitu, itu yang membuat kritik itu nggak klop," pungkasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Megawati dalam pidatonya menyebut ada partai yang sudah mengusung orang di luar partai dan seperti tak memiliki kader saja.
"Kok kayak gitu ya, emangnya nggak punya kader sendiri, masa dompleng-dompleng? Ini aturannya piye (aturannya gimana)?" kata Megawati.
Berita Terkait
-
Disebut Bully Jokowi, Pengamat Malah Nilai Pidato Megawati Punya Makna Mendalam bagi Demokrasi Indonesia
-
Siapa Bilang Tidak Penting? Ternyata Ini Alasan Ganjar Duduk di Baris Kader Biasa saat HUT ke-50 PDIP
-
NasDem Kecele Megawati Tak Kasih 'Surprise' di Acara HUT PDIP: Tapi Nggak Papa, Kita Sabar
-
Akui Dukung Presiden Sampai Akhir, Politikus NasDem: Kalau Boleh Tiga Periode, Tanpa Ragu Kami Calonkan Jokowi
-
'Jangan Sampai Anies Nggak Ada Lawan' Kelakar Politisi NasDem Sindir PDIP Belum Deklarasi Capres
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Setahun Jadi Penyeimbang Pemerintahan Prabowo, Apa Saja yang Disorot PDI Perjuangan?
-
Rencana Soeharto Digelari Pahlawan Nasional, Amnesty: Reformasi Berakhir di Tangan Prabowo
-
Pramono Anung Tegaskan Santri Bukan Sekadar Simbol Religi, tapi Motor Peradaban Jakarta
-
AI 'Bunuh' Media? Investor Kelas Kakap Justru Ungkap Peluang Emas, Ini Syaratnya
-
Mandiri Mikro Fest 2025, Langkah Bank Mandiri Perkuat Pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan
-
Siasat Licik Bandar Libatkan Anak Jadi Kurir Narkoba, Bareskrim: Supaya Gampang Lepas!
-
PLN - BKPM Perkuat Kolaborasi di Sektor Ketenagalistrikan: Dorong Pertumbuhan Investasi
-
Hari Santri 2025, Sekjen PDIP Soroti Kiprah Bung Karno dalam Gerakan Dunia Islam
-
Tragedi Al Khoziny Jadi Pemicu, Prabowo Bentuk Ditjen Pesantren untuk Audit Nasional
-
Pesan Megawati di Hari Santri 2025 yang Menggetarkan Nasionalisme