Suara.com - Sedikitnya 68 orang dilaporkan tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat domestik pada hari Minggu (15/1/2023) di Pokhara, Nepal. Ini menjadi kecelakaan udara terburuk dalam tiga dekade di negara di wilayah Himalaya itu.
Disitat dari VOA, pesawat Yeti Airlines yang membawa 68 penumpang dan empat awak dari ibu kota Kathmandu jatuh. Beberapa televisi lokal menunjukkan petugas penyelamat berkumpul di sekitar bagian pesawat yang rusak. Sebagian lahan di dekat lokasi kecelakaan tampak hangus dan jilatan api masih terlihat.
Otorita penerbangan mengatakan pesawat Yeti Airlines itu melakukan kontak dengan bandara dari Ngarai Seti pada pukul 10.50 pagi waktu setempat. “Kemudian jatuh,” tambah pernyataan itu.
Petugas polisi Ajay KC mengatakan petugas penyelamat mengalami kesulitan mencapai lokasi di ngarai yang terletak di antara dua bukit dekat bandara di kota wisata itu.
“Separuh badan pesawat berada di lereng bukit,” ujar Arun Tamu, penduduk setempat yang mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ia tiba di lokasi beberapa menit setelah pesawat jatuh. “Separuh lainnya telah jatuh ke ngarai Sungai Seti,” tambahnya.
Menteri Keuangan Bishnu Paudel mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah Nepal telah membentuk panel untuk menyelidiki penyebab kecelakaan dan diperkirakan akan menyampaikan laporannya dalam waktu 45 hari.
Sejak tahun 2000, hampir 350 orang tewas dalam berbagai kecelakaan pesawat atau helikopter di Nepal, yang memiliki delapan dari empat belas gunung tertinggi di dunia, termasuk Everest, di mana perubahan cuaca yang tiba-tiba dapat menyebabkan kondisi berbahaya.
Berita Terkait
-
Pesawat Komersil Jatuh Masuk Jurang di Nepal, 67 Orang Dilaporkan Tewas
-
Wima Ekspor Motor Listrik Gesits ke Nepal
-
Tewaskan Pilot WNI, Begini Kronologi Pesawat Jatuh di Yunani
-
Kronologi Kecelakaan Pesawat di Yunani yang Tewaskan Seorang Pilot WNI
-
Temuan Puing MH370 Kuatkan Indikasi Pilot Sengaja Jatuhkan Pesawat
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu