Suara.com - Aroma bensin menyengat masuk ke dalam rumah warga kawasan Tanah Merah, Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam. Tidak lama kemudian, ledakan terjadi menimbulkan api berkobar dari Depo Pertamina Plumpang yang akhirnya merembet ke rumah warga di sekitarnya.
TIDAK membutuhkan waktu lama, puluhan rumah ikut dilalap si hjago merah pada Jumat malam itu. Ratusan warga mendadak berhamburan ke luar untuk mencari pertolongan.
Kejadian ini bukan kali pertama terjadi di Depo Pertamina Plumpang. Sejak beroperasi pada 1974, ini kali kedua kebakaran terjadi di sana.
Menurut situs resmi Pertamina, Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) itu memiliki kapasitas tangki timbun sebesar 291.889 kiloliter. Depo Plumpang menyuplai 20 persen kebutuhan BBM harian di Indonesia.
Depo Plumpang dibangun pada 1972 di lahan seluas kurang lebih 48 hektare. Warga setempat menyebut Depo Plumpang dulunya dikelilingi rawa. Beragam klaim diakui oleh beberapa pihak yang merasa memiliki hak tinggalnya di sana.
Adalah Tanah Merah, istilah yang digunakan untuk menyebut kawasan meliputi tiga kelurahan yakni Rawa Badak Selatan, Tugu Selatan di Kecamatan Koja, serta Kelapa Gading Barat di Kecamatan Kelapa Gading.
Dari data yang dihimpun Suara.com, Tanah Merah dengan luas 153 hektare itu disebut milik negara dengan hak guna bangunan (HGB) atas nama Pertamina. Itu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 190/HGB/DA/76 yang diteken 5 April 1976.
Namun, tidak seluruh lahan digunakan langsung oleh Pertamina. Sekitar 1980-an, banyak warga yang mulai mengisi lahan yang belum digunakan oleh Pertamina.
Saking padatnya, jarak antara rumah warga dengan Kawasan Depo Pertamina hanya berjarak sekitar 28 meter saja.
Hanya Mencari Untung?
Mengingat jarak antara pemukiman warga dengan kawasan Depo Plumpang yang begitu dekat, kesiapan Pertamina untuk mencegah adanya kecelakaan seperti kebakaran menjadi tanda tanya besar.
Seperti yang dijelaskan oleh anggota Komisi VII DPR RI, Diah Nurwitasari, di mana pihak Pertamina menggunakan alat penangkal petir yang justru tidak sesuai dengan karakteristik petir di Indonesia.
Petir ini kerap disebut sebagai pemicu kebakaran terjadi di kawasan Pertamina, salah satunya yang terjadi di Kilang Minyak Cilacap, Jawa Tengah.
Menurut keterangan dari Pertamina, mereka menggunakan alat penangkal petir yang biasa digunakan di negara-negara subtropis. Padahal karakteristik petir di Indonesia itu disebut Pertamina berbeda dengan yang ada di negara-negara subtropis.
"Ya, tentu kemudian menjadi pertanyaan, ya, kenapa yang dipasang yang seperti itu gitu, ya," kata Diah saat dihubungi Suara.com, Rabu (8/3/2023).
Berita Terkait
-
Keluarga Korban Tewas Kebakaran Plumpang Diduga Diintimidasi Gegara Buka Suara Soal Santunan Bersyarat Pertamina
-
Deras Desakan Dirut Pertamina Mundur Buntut Tragedi Plumpang: "Sudah Berkali-kali Terjadi, Masa Tak Bertanggung Jawab"
-
Pihak Pertamina Bisiki 'Jangan Percaya Berita Hoax' Saat Keluarga Korban Ogah Tandatangani Santunan Bersyarat
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Lagi Soal Look Good, Ini Prioritas Baru Kelas Menengah Indonesia yang Harus Dipahami Brand
-
Momen Haru Jokowi Saksikan Pelepasan Jenazah Raja Solo PB XIII, Ribuan Warga Tumpah Ruah
-
7 Provinsi Terkorup di Indonesia Versi ICW: Riau dan NTT Jadi Pemuncak
-
Mencurigakan! Kenapa Kerangka Manusia di Gedung ACC Baru Ditemukan Dua Bulan Setelah Kebakaran?
-
Dengar 'Curhatan' Kades, Dasco: DPR Kawal Masalah Lahan dan Dana Desa
-
Intervensi Kemenkeu di Kasus Rp349 T? Mahfud MD Desak Menkeu Purbaya Bertindak Tegas!
-
KPK 'Bidik' Wagub Riau SF Hariyanto, Dugaan Korupsi Proyek PUPR Makin Panas
-
Viral! Gubernur Riau Kena OTT KPK, Wagub SF Hariyanto Banjir Ucapan Selamat
-
Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Teken PJBTL 1.800 MVA di Jawa Barat dan Jawa Tengah
-
Aktif Lagi di DPR, Tangis Haru Adies Kadir dan Uya Kuya Pecah Usai MKD Nyatakan Tak Langgar Etik