Suara.com - Jalur evakuasi dan barak pengungsian untuk becana erupsi Gunung Merapi dilaporkan sudah dalam kondisi siap. Hal ini dikatakan langsung oleh Wakil Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Danang Maharsa.
Danang menjelaskan bahwa jalur evakuasi di semua titik sudah siap jika sewaktu-waktu Merapi kembali erupsi. Begitu pula barak pengungsian bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana.
"Jalur evakuasi di semua titik dan juga barak pengungsian di wilayah Sleman saat ini dalam kondisi siap untuk digunakan sewaktu-waktu," jelas Danang saat memantau kesiapan penanganan bencana di kawasan lereng Gunung Merapi Sleman, Minggu (13/3/2023).
Danang pun meminta masyarakat setempat jangan panik, tetapi tetap waspada. Salah satunya bisa dilakukan dengan tetap beraktivitas di jarak aman.
"Masyarakat masih tetap boleh beraktivitas, namun harus berada pada jarak aman Gunung Merapi," tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Danang juga membahas aktivitas pariwisata dan perekonomian di sekitar Gunung Merapi. Ia menyampaikan bahwa warga masih bisa melakukan kegiatan tersebut dengan tetap memperhatikan jarak aman.
"Bagi masyarakat yang beraktivitas di sekitar Gunung Merapi diharapkan bisa turut aktif melaporkan perkembangan aktivitas Gunung Merapi kepada pihak yang berwenang," jelasnya.
Sedangkan para pelaku wisata, masyarakat, pelaku ekonomi, diharapkan terus meningkatkan kewaspadaan dan komunikasinya dengan fasilitas apapun, baik dengan HT, HP, dan lainnya.
Hal serupa juga dikatakan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan. Ia mengatakan bahwa pihaknya telah membuat rencana kontinjensi dampak erupsi ini dengan jarak sejauh 9 kilometer dari kawah Gunung Merapi.
Baca Juga: Wasiat Mbah Marijan Supaya Merapi Tidak Marah: Jangan Serakah Keruk Pasir di Lereng
Dengan begitu, maka ada tujuh kelurahan yang masuk dalam radius tersebut. Di antaranya Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo di Kapanewon (Kecamatan) Cangkringan, Kelurahan Purwobinangun, Hargobinangun di Kapanewon Pakem serta Kelurahan Girikerto dan Wonokerto di Kapanewon Turi.
"Kalau BPTTKG sudah menyampaikan bahayanya 9 kilometer, maka kami sudah punya skenario tujuh desa teratas ini akan dilakukan evakuasi. Tapi selama itu belum, maka belum kami lakukan evakuasi," terangnya.
Ia mengatakan, BPBD Sleman telah menyiapkan sebanyak 32 titik pengungsian. Setiap padukuhan yang ada di tujuh kelurahan teratas juga telah dibekali SOP terkait skenario evakuasi jika terjadi hal yang membahayakan warga.
Sementara itu, Kepala BPTTKG Agus Budi Santoso mengatakan bahwa Gunung Merapi mengalami erupsi secara signifikan sejak Sabtu (11/3/2023) hingga Minggu siang, yakni sebanyak 52 kali.
Meski begitu, menurutnya erupsi Gunung Merapi sudah terjadi secara terus menerus sejak 4 Januari 2021.
"Jika dikatakan Gunung Merapi erupsi hari Sabtu kemarin, iya benar. Tapi sebenarnya Merapi erupsi sudah dua tahun lebih, yakni sejak 4 Januari 2021, dan status siaganya pada 5 November 2020," katanya.
Ia juga berharap para pemangku kepentingan dapat menyikapi erupsi ini secara proporsional agar tidak terjadi panik yang berlebihan di masyarakat. Masyarakat juga masih bisa beraktivitas seperti biasa di luar zona bahaya erupsi Gunung Merapi.
"Sebab Merapi ini juga mempunyai sisi manfaatnya bagi masyarakat, baik itu pariwisata, perekonomian, pertanian, dan lainnya," pungkasnya. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Wasiat Mbah Marijan Supaya Merapi Tidak Marah: Jangan Serakah Keruk Pasir di Lereng
-
Live Streaming Merapi Saat Ini, Pantau Erupsi dan Awan Panas di Kanal BPPTKG
-
Wasiat Almarhum Mbah Marijan: Akan Diberikan Pasir Sekaligus Awan Panas oleh Merapi Bila Melakukan Hal Ini..
-
Muncul Awan Berbentuk Wayang di Gunung Merapi, Netizen: Antara Petruk dan Gareng
-
3 Kabupaten dan Kota Terdampak Abu Merapi, dari Boyolali Hingga Temanggung
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
2 Kasus Baru Keracunan Massal MBG Tak Masuk KLB, Publik Murka ke Pemerintah: Tunggu Mati Dulu?
-
Usut Korupsi RSUD Kolaka Timur, KPK Periksa Kasi Pidsus Kejari Kolaka
-
Bantah Kesejahteraan Jadi Pemicu, TNI AD Duga Prajurit Kopassus Terlibat Penculikan Karena Ini
-
Rismon Bongkar Lagi Keganjilan Ijazah Jokowi, Foto Satu-satunya Berkacamata di Indonesia
-
Misteri Keracunan MBG di Garut: Ayam Woku atau Lalapan Mentah Biang Kerok? 194 Pelajar Terkapar
-
Hendrar Prihadi Dicopot dari LKPP, PDIP Terima Tak Ada Lagi Kader Partai di Pemerintahan Prabowo
-
Lahan Parkir Milik BUMD DKI Disegel karena Ilegal, Pramono Anung Kasih Dukungan: Memang Pantas
-
Paman di Jakarta Timur Tega Perkosa Keponakan Sendiri saat Ditinggal Orang Tua Berdagang
-
Menkeu Purbaya Diancam Diceraikan Istri Gegara Hampir Menyerah Belajar Ekonomi
-
Kepala LKPP Diisi Sarah Sadiqa, PDIP Pasrah usai Hendrar Prihadi Dicopot Prabowo, Mengapa?