- Sebanyak 194 siswa di Garut menjadi korban keracunan massal setelah mengonsumsi makanan dari program MBG
- Analisis menu menunjukkan lalapan sayur mentah, stroberi, dan ayam woku menjadi tersangka utama
- Pemerintah Kabupaten Garut menanggung seluruh biaya pengobatan korban dan berjanji akan mengevaluasi secara ketat sistem pengawasan penyedia makanan untuk program MBG
Suara.com - Tabir misteri masih menyelimuti insiden keracunan massal yang membuat 194 pelajar di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, terkapar lemas. Peristiwa tragis yang terjadi usai menyantap hidangan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) ini menyisakan satu pertanyaan besar: apa sebenarnya biang keladi di balik racun yang menyerang para siswa?
c. Namun, analisis mendalam terhadap menu yang disajikan hari itu mulai mengerucutkan potensi sumber kontaminasi.
Insiden bermula pada Selasa sore (16/9/2025), ketika ratusan siswa menyantap menu MBG yang disediakan oleh dapur SPPG Yayasan Al Bayyinah 2 Garut.
Hidangan yang tersaji di dalam nasi kotak itu terdiri dari nasi putih, ayam woku, tempe orek, lalapan sayur, dan buah stroberi. Tak berselang lama, satu per satu siswa mulai tumbang dengan keluhan mual, muntah hebat, dan pusing. Puncaknya, 194 siswa menjadi korban, dengan 19 di antaranya harus dilarikan ke Puskesmas Kadungora untuk perawatan intensif.
Aparat kepolisian dan dinas kesehatan bergerak cepat. Kepala Seksi Humas Polres Garut, Ipda Adi Susilo, menyatakan bahwa pihaknya telah mengamankan lokasi dapur, mendata korban, dan mengirimkan seluruh barang bukti ke laboratorium.
“Kami terus mengumpulkan keterangan untuk memastikan faktor penyebab keracunan. Penyelidikan masih berjalan,” ujarnya.
Di sisi lain, Dinas Kesehatan Garut memastikan penanganan medis berjalan maksimal. Kepala Bidang P2P Dinkes Garut, Asep Surachman, menegaskan timnya bersiaga penuh.
“Kalau ada laporan susulan, tim medis langsung jemput korban,” katanya.
Menelisik Potensi Racun di Setiap Lauk
Baca Juga: Petaka Santap MBG, Ratusan Siswa 2 Daerah Muntah Massal, Ikan Cakalang dan Ayam Woku Jadi Biang?
Sambil menunggu hasil laboratorium, sorotan utama kini tertuju pada menu makanan yang dikonsumsi para siswa. Beberapa item dalam nasi kotak tersebut memiliki risiko tinggi menjadi sarang bakteri jika tidak diolah dan disimpan dengan benar.
1. Lalapan Sayur dan Stroberi (Tersangka Utama)
Dua item ini menjadi yang paling dicurigai. Sebagai makanan yang disajikan mentah, lalapan sayur dan buah stroberi sangat rentan terkontaminasi bakteri seperti E. coli atau Salmonella jika proses pencuciannya tidak menggunakan air bersih yang mengalir. Sisa pestisida yang tidak terbilas sempurna juga bisa menjadi pemicu keracunan.
2. Ayam Woku (Risiko Tinggi Kedua)
Meskipun dimasak, ayam woku yang menggunakan bumbu basah dan santan bisa menjadi media ideal bagi pertumbuhan bakteri jika tidak dimasak hingga matang sempurna atau dibiarkan terlalu lama pada suhu ruang. Bakteri seperti Staphylococcus aureus dapat berkembang biak dan melepaskan racun yang tidak hilang meski dipanaskan kembali.
3. Tempe Orek dan Nasi Putih
Meski risikonya lebih rendah, keduanya tidak bisa sepenuhnya dikesampingkan. Tempe orek yang dimasak basah dan disimpan dalam wadah tertutup bisa memicu pertumbuhan jamur atau bakteri. Sementara itu, nasi putih yang didiamkan terlalu lama pada suhu ruang bisa terkontaminasi bakteri Bacillus cereus, yang gejala keracunannya identik dengan mual dan muntah.
Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, yang meninjau langsung para korban, memastikan seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh pemerintah daerah.
“Alhamdulillah mereka sudah lebih baik. Keluhannya rata-rata sakit perut, lemas, dan pusing,” ujarnya.
Ia juga berjanji akan melakukan evaluasi total terhadap program MBG, khususnya dalam hal pengawasan penyedia makanan, agar tragedi serupa tidak terulang.
Berita Terkait
-
Viral! Siswa Bagikan Makanan Bergizi Gratis Sisa ke Warga: Lebih Baik Daripada Dibuang?
-
Viral! Saat Makanan MBG Tak Habis, Siswa Punya Cara Cerdas Mengubahnya Jadi Kebaikan
-
Petaka Santap MBG, Ratusan Siswa 2 Daerah Muntah Massal, Ikan Cakalang dan Ayam Woku Jadi Biang?
-
Ratusan Pelajar Keracunan Massal Usai Santap MBG, Polisi Turun Tangan Hingga RS Kewalahan
-
Ratusan Siswa di Banggai Kepulauan Keracunan Usai Santap MBG
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Hendrar Prihadi Dicopot dari LKPP, PDIP Terima Tak Ada Lagi Kader Partai di Pemerintahan Prabowo
-
Lahan Parkir Milik BUMD DKI Disegel karena Ilegal, Pramono Anung Kasih Dukungan: Memang Pantas
-
Paman di Jakarta Timur Tega Perkosa Keponakan Sendiri saat Ditinggal Orang Tua Berdagang
-
Menkeu Purbaya Diancam Diceraikan Istri Gegara Hampir Menyerah Belajar Ekonomi
-
Kepala LKPP Diisi Sarah Sadiqa, PDIP Pasrah usai Hendrar Prihadi Dicopot Prabowo, Mengapa?
-
Tuntutan TGPF 98 di PTUN: Desak Fadli Zon Cabut Pernyataan dan Minta Maaf ke Publik
-
Petaka Santap MBG, Ratusan Siswa 2 Daerah Muntah Massal, Ikan Cakalang dan Ayam Woku Jadi Biang?
-
Absennya PDIP di Kabinet Disebut Ada Strategi Prabowo di Baliknya, Lepas Bayang-bayang Jokowi?
-
Satire Berkelas Wisudawan Rayakan Kelulusan Sambil Pegang Ijazah: Jokowi Mana Bisa Gini
-
Operasi Tanpa Izin, Dishub Segel Dua Lokasi Parkir Milik BUMD Dharma Jaya