Suara.com - Polisi tidak membantah pihaknya mendatangi rumah keluarga korban tewas kecelakaan yang melibatkan anak petinggi Polri di Perempatan Ragunan Jakarta Selatan, Muhammad Syamil Akbar (18).
Hanya saja, Kasat Lantas wilayah Jakarta Selatan, Kompol Bayu Marfiando mengatakan saat itu kedatangannya ke rumah keluarga Syamil, untuk menjelaskan proses hukum yang masih menggantung hingga saat ini.
"Kedatangan saya ke situ sebetulnya menjelaskan bahwa prosesnya itu sudah sejauh mana. Jadi tujuannya itu, bukannya kita takut atau setelah viral, nggak juga, karena dia viralin ya kita harus jawab," kata Bayu, saat dikonfirmasi, Minggu (2/4/2023).
"Jadi saya datang ke situ bukan karena viral, karena menjelaskan ke ibu itu supaya dia jelas. (Kasus) tidak menggantung, tapi dalam proses penyelidikan," imbuhnya.
Bayu mengaku, mendatangi rumah keluarga hanya untuk menjelaskan status perkara. Ia menyambangi rumah keluarga korban, lantaran pihak keluarga tidak kunjung mendatangi Polres Metro Jakarta Selatan, meski pihak kepolisian telah melakukan beberapa kali penggilan.
"Karena beberapa kali dipanggil ke Polres kan beliau (keluarga) mungkin belum ngerti," ucapnya.
Bayu juga mengklaim pihaknya sama sekali tidak menutupi identitas orang yang terlibat dalam kecelakaan ini.
Meski demikian, bukan berati pihak keluarga tidak mengetahui identitas pelaku. Sejak awal peristiwa, pihak keluarga telah mengetahui identitas orang yang terlibat dalam kecelakaan maut tersebut.
"Tapi kalau ke dia (kakak korban), dia juga sudah tahu pelaku itu siapa," ucapnya.
Selain itu, Bayu juga membenarkan, orang yang terlibat dalam kecelakaan hingga berujung tewasnnya Syamil m, tamg bernama Maula Malik Ibrahim, merupakan anak anggota polisi.
"Saya nggak tahu batasan anak petinggi Polri. Yang jelas anak polisi betul."
Sebelumnya, keluarga Muhammad Syamil Akbar yang menjadi korban tewas usai kecelakaan maut di Perempatan Ragunan, Nadia Utami mengatakan pihak keluarga mendapat kunjungan dari Kasat Lantas Jakarta Selatan, Kompol Bayu Marfiando, pada Rabu (29/3) kemarin.
Kedatangan Bayu, kata Nadia, cukup mengagetkan lantaran saat itu waktu telah menunjukan pukul 22.00 WIB.
"Kita dirumah pun kaget. Sudah malam juga datang nya. Sekitar jam 10 lewat mungkin ya kurang lebih," kata Nadia, Kamis (30/3) lalu.
Nadia menuturkan, kedatangan Bayu untuk menerangkan kronologi kejadian kecelakaan maut yang melibatkan adiknya, hingga berujung tewas.
Berita Terkait
-
Polisi Benarkan Pengendara Mercy yang Terlibat Kecelakaan Maut di Ragunan Merupakan Anak Anggota Polri
-
Siapa Anak Petinggi Polri Pengemudi Mercy yang Tabrak Pelajar sampai Tewas?
-
Dikenal Anak yang Baik, Iqbal Korban Kebakaran Plumpang Ingin Pulang ke Bogor Bertemu Ibunda Setelah Ayah Keluar Penjara
-
Ibu-Anak Korban Kebakaran Pertamina Plumpang Tewas Berpelukan, Dayu Ogah Selamatkan Diri karena Takut Warung Dijarah
-
Kebakaran Depo Pertamina Plumpang: 24 Orang Luka-luka, 14 Tewas
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?