Suara.com - Bank Yakin Makmur (Yama) turut menjadi sorotan dalam tuntutan Jusuf Hamka ke negara atas hutang senilai Rp800 miliar. Jusuf Hamka menagih pemerintah terkait perusahaan tol PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP).
Utang tersebut diklaimnya sebagai kesepakatan antara PT CMNP dan pemerintah berupa deposito dan giro di Bank Yama. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani belum memenuhi permintaan Jusuf karena masih menelitinya lebih lanjut.
Pemerintah menyinggung afiliasi CMNP dan Bank Yama adalah alasan penagihan itu belum dibayarkan. Sri Mulyani justru menduga tiga perusahaan Grup Citra yakni CMNP berutang kepada pemerintah dan terjerat skandal kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Namun tuduhan ini dibantah oleh Jusuf Hamka.
Berkaitan dengan kasus utang piutang tersebut, menarik membahas Bank Yama. Berikut ini profil Bank Yama yang disinggung dalam pusaran utang pemerintah ke Jusuf Hamka.
Bank Yama ikut terdampak likuidasi karena krisis moneter yang terjadi tahun 1998. Saat ini, bank tersebut sudah tidak ada.
Bank ini didirikan oleh Siti Hardiyanti Rukmana atau Tutut Soeharto. Putri pertama dari Presiden ke-2 RI Soeharto ini mendirikan bank tersebut diperkirakan pada Oktober 1988. Alasannya, pemerintah mengeluarkan kebijakan liberalisasi perbankan melalui Paket Oktober 1988.
Kemudian pada Oktober 1995, Bank Indonesia (BI) memberi pertanda adanya masalah pada Bank Yama. BI menjelaskan Bank Yama memerlukan bantuan teknis dan manajemen dari bank lain.
Hal itu bertujuan untuk membenahi manajemen sekaligus operasional. Namun, tidak ada informasi lebih lanjut terkait permasalahan yang dimaksud BI.
Setelah Soeharto lengser, Bank Yama terungkap telah memberikan pinjaman besar kepada stasiun TV milik Tutut, TPI. Pinjaman yang cukup besar juga diberikan kepada Chandra Asri, sebuah perusahaan petrokimia kontroversial yang melibatkan adiknya, Bambang Trihatmodjo dan dipimpin temannya yang merupakan pengusaha.
Baca Juga: Sosok Rionald Silaban, Orang Terkaya Anak Buah Sri Mulyani, Dibilang Asbun oleh Jusuf Hamka
Nominal pinjaman tersebut tidak dipublikasikan. Namun, usai peminjaman itu Bank Yama mendapat masalah. Oleh sebab itu, BI kemudian menunjuk Bank Negara Indonesia (BNI) untuk membenahi Bank Yama.
Upaya tersebut gagal dan Bank Yama terbelit permasalahan. Akhirnya, Sudono Salim diminta untuk menstabilkan bank milik Keluarga Cendana itu pada Mei 1997.
Sudono Salim memiliki bank swasta yakni Bank Central Asia (BCA). Tutut juga memiliki porsi 30% saham atas bank tersebut. BCA pun menangani Bank Yama dan mengambil 25% sahamnya.
Awalnya, langkah ini berhasil karena tidak terjadi penarikan uang secara besar-besaran oleh nasabah. Namun beberapa saat kemudian krisis menjadi parah dan upaya tersebut tidak berhasil.
Akhirnya 10 bulan pasca Soeharto turun, pada 13 Maret 1999 pemerintah menutup Bank Yama bersama 37 bank swasta lainnya. Penutupan ini menjadi polemik saat ini antara pemerintah dan Jusuf Hamka.
Jusuf Hamka menyampaikan CMNP memiliki deposito di Bank Yama. Namun perusahaan itu tidak memperoleh ganti rugi dari pemerintah.
Berita Terkait
-
Sosok Rionald Silaban, Orang Terkaya Anak Buah Sri Mulyani, Dibilang Asbun oleh Jusuf Hamka
-
Sri Mulyani Ngeluh Belanja Pegawai Masih Porsi Tertinggi Daerah
-
Hitung-hitungan Utang Jusuf Hamka vs Pemerintah, Mana yang Lebih Besar?
-
Jusuf Hamka Murka ke Kemenkeu: Jika Benar Punya Utang, Saya Bayar Rp 70 Triliun
-
Jusuf Hamka Tantang Kemenkeu Buktikan Utang Rp775 Miliar CMNP
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina
-
Website KontraS Diretas! Netizen Murka, Curigai Upaya Pembungkaman Informasi
-
Terungkap di Sidang: Detik-detik Anak Riza Chalid 'Ngotot' Adu Argumen dengan Tim Ahli UI
-
Harga Telur Naik Gara-gara MBG, Mendagri Tito: Artinya Positif
-
Penyelidikan Kasus Whoosh Sudah Hampir Setahun, KPK Klaim Tak Ada Kendala
-
Fraksi NasDem DPR Dukung Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Lihat Perannya Dalam Membangun