Suara.com - Pernyataan Politisi PDIP Panda Nababan menyebut Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai 'anak ingusan' mendapatkan beragam reaksi dari banyak pihak.
Tak sedikit tokoh yang geram dengan pernyataan Panda tersebut dan membela sosok anak Presiden Jokowi itu.
Salah satunya Direktur Eksekutif Citra Institute Yusak Farchan yang menilai pernyataan Panda adalah sebuah kekeliruan. Ia menilai Gibran telah membuktikan dirinya sebagai seorang pemuda yang berpotensi dalam dunia politik.
"Terpilihnya Gibran menjadi Wali Kota Solo menjadi indikator bahwa Gibran bukan anak ingusan," ungkap Yusak dalam keterangannya, Jumat (30/6/2023).
Selama kontestasi pemilihan Wali Kota Solo, Gibran menunjukkan ketegasan dan ketenangan dalam menghadapi situasi politik. Ia mampu beradaptasi dengan baik dalam iklim politik nasional.
Yusak menambahkan bahwa setelah menjadi Wali Kota Solo, pemahaman politik Gibran terus berkembang, dan ia telah menjadi seorang politisi yang berpengalaman dalam politik lokal.
"Setelah menjadi Wali Kota Solo, nalar politik Gibran terus tumbuh dalam habitat baru (politik) yang dilakoninya. Artinya, Gibran sekarang seorang politisi," ucapnya.
Yusak juga menjelaskan bahwa istilah 'anak ingusan' yang digunakan oleh politikus senior Panda Nababan seharusnya hanya berlaku dalam konteks kepemimpinan politik nasional, dan bukan untuk menggambarkan Gibran dalam politik lokal. Ia mengakui bahwa Gibran telah terbukti mampu memimpin dengan baik di tingkat lokal sebagai Wali Kota Solo.
"Saya kira Gibran sudah teruji memimpin Solo," imbuhnya.
Baca Juga: Bola Liar Panda Nababan Remehkan Gibran: PSI, Gerindra, dan Relawan Tak Tinggal Diam
Selain Yusak, Sekretaris Jenderal Majelis Pimpinan Nasional Samawi, Nizar Ahmad Saputra juga angkat bicara soal pernyataan Panda tersebut.
Ia menilai Panda tidak memahami fakta bahwa pemimpin muda seperti Perdana Menteri Finlandia, Presiden Kosovo, Perdana Menteri Selandia Baru, dan Presiden Macron dari Perancis telah berhasil.
Selain itu, tokoh-tokoh seperti Bung Karno, Hatta, Tan Malaka, Syahrir, dan lainnya adalah pemimpin muda yang telah tertuang dalam sejarah. Demikian pula dengan tokoh Boedi Oetomo dan Sumpah Pemuda, yang juga melibatkan anak-anak muda.
Setali tiga uang, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PSI, Ariyo Bimo ikut membela Gibran. Ia menuding pernyataan yang dilontarkan politisi senior PDIP itu tidak etis.
"Masih muda saja sudah punya prestasi yang tidak biasa-biasa saja, ketimbang yang sudah senior tapi belum punya prestasi apa-apa," ujar Ariyo dalam rilisnya.
Sebelumnya, Panda Nababan menyatakan bahwa Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, belum layak untuk maju dalam Pemilihan Presiden 2024. Panda berpendapat bahwa Gibran belum memiliki pengalaman yang cukup untuk bersaing dalam kontestasi Pilpres 2024.
Berita Terkait
-
Bola Liar Panda Nababan Remehkan Gibran: PSI, Gerindra, dan Relawan Tak Tinggal Diam
-
Profil Panda Nababan: Politikus Senior PDIP Sebut Gibran Anak Ingusan, Pernah Terjerat Kasus Suap
-
Rekam Jejak Panda Nababan 30 Tahun di PDIP, Tega Sebut Gibran Anak Ingusan
-
Duduk Perkara Gibran vs Panda Nababan, Ketika Putra Presiden Dibilang Anak Ingusan
-
Ulama Pendukung Jokowi Tak Terima Gibran Disebut Anak Ingusan Oleh Politisi PDIP
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu