Suara.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memprioritaskan penggunaan metode pengelolaan sampah berbasis Refused Derived Fuel (RDF) untuk mengatasi permasalahan sampah yang tak kunjung usai. Akan tetapi, Direktur Eksekutif Center for Security Energy Studies (CESS) Ali Ahmudi menilai penggunaan metode RDF justru tidak efektif untuk mengatasi volume sampah yang terus bertambah.
Ali menjelaskan kalau pengelolaan sampah menggunakan metode RDF itu rata-rata hanya 200 hingga 300 ton per hari per lokasi. Sementara, volume sampah di Jakarta bisa mencapai 8 ribu ton per hari.
"RDF bukan jawaban atas persoalan sampah di Jakarta yang sedemikian besar, barangkali RDF lebih cocok diterapkan di kota kecil dengan volume sampah kecil, bukan seperti Jakarta ini," jelas Ali dalam diskusi terbatas tentang pengelolaan sampah yang efektif di Jakarta di kawasan Senayan, Rabu (5/7/2023).
Alih-alih menggunakan metode RDF, Ali menyarankan kepada Pemprov DKI Jakarta untuk melanjutkan rencana sebelumnya yakni mengoperasikan empat proyek Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA) atau Intermediate Treatment Facility (ITF).
Menurutnya, proyek yang menggunakan teknologi insenarator atau moving grate insenarator tersebut justru dinilai lebih efektif mengurangi timbunan sampah saat ini maupun di masa mendatang. Terlebih volume sampah di Jakarta akan terus bertambah ke depannya.
"Sekarang teknologi insenaratornya sudah umum diterapkan di dunia karena sekarang sudah semakin maju, prosesnya tertutup sehingga asap pembakarannya tidak ke luar dari fasilitas ITF, sehingga relatif aman," terangnya.
"Selain itu kita dapat listrik dari proses yang ramah lingkungan," sambung doktor bidang waste management dan biomassa dari Universitas Indonesia tersebut.
Lebih lanjut, Ali juga mengatakan bahwa rencana pembangunan FPSA dan ITF sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang sudah diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. Perpres tersebut menetapkan 12 kota sebagai lokasi pembangunan instalasi pengolahan sampah menjadi energi listrik, dengan konsep waste to electricity, salah satunya ialah DKI Jakarta.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira menilai bahwa penerapan teknologi RDF hanya menunjukkan konsep pengelolaan sampah di Jakarta tidak sejalan dengan cetak biru pemerintah pusat.
"Ini yang tidak singkron. Selain itu buat saya, RDF itu hanya janji palsu ramah lingkungan, karena emisi yang dihasilkan juga tidak sedikit dari supply chain, selain itu tigkat efektifitasnya untuk menghasilkan pelet sangat rendah," tutur Bhima.
Berita Terkait
-
Meningkatkan Kualitas Sistem Pengumpulan Sampah dan Menjadikannya Menarik Bagi Investor
-
Bicara Soal Sampah, Ganjar Tekankan Konsistensi Pengelolaan dari Hulu ke Hilir dan Pengembangan Ekonomi Sirkular
-
Heru Budi Batalkan ITF Sunter Yang Digagas Anies, Ganti Dengan Proyek RDF Di Rorotan Dan Pegadungan
-
RDF Plant Beroperasi Komersil, Dua Perusahaan Semen Teken Kontrak Beli Hasil Olahan Pengganti Batu Bara
-
Bank Mandiri Kampanye Kebersihan, Corporate Secretary: Diharapkan Dapat Mengurangi Emisi Karbon
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
Terkini
-
91 Orang Kembali Dievakuasi dari Zona Merah Kontaminasi Cesium-137 Cikande
-
Pelaku Curanmor Nyamar Jadi Ojol, Diciduk Polisi Pas Lagi Asyik Bercumbu Sama Kekasih
-
Pastikan Transparansi Pemilu di Myanmar, Prabowo Dorong ASEAN Ambil Langkah Berani Ini
-
Harga Serba Naik, Tarif Transjakarta Ikut Naik? Ini Alasan Pemprov DKI!
-
BPJS Watch Soroti Pansel Dewas: Tanpa Aturan Jelas, Jabatan DJSN Banyak yang Incar!
-
PVRI: Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Tanda Kembalinya Bayang-Bayang Orde Baru?
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas