Kasus dokter gadungan bernama Susanto kini tengah menjadi sorotan masyarakat, perusahaan yang bersangkutan yakni PT Pelindo Husada Citra (PHC) pun serius dalam menangani kasus tersebut.
Setelah melaporkan aksi Susanto ke pihak kepolisian, PT PHC juga memberikan sanksi berat kepada karyawan yang meloloskan dokter gadungan yang ternyata hanya lulusan SMA tersebut.
Buntut dari terbongkarnya kasus penipuan ini, beberapa orang tim dari HRD dan juga dokter terkena imbasnya. Setidaknya, ada tiga orang yang mendapatkan sanksi dari PT PHC, dua di antaranya merupakan tim HRD, dan satu orang dokter dari RS PHC yang melakukan sesi wawancara dengan Susanto pada 2020 lalu.
Ketiga orang tersebut lalai dalam hal seleksi pegawai sampai Susanto yang menyamar dengan nama dr Anggi Yurikno, sebagai dokter umum bisa lolos menjadi dokter di Klinik Occupational Health & Industrial Hygiene (OHIH) tepatnya di Klinik K3 PT Pertamina EP IV, Cepu.
Sanksi yang diberikan
Manajer SDM PT PHC, Dadik Dwirianto menyebut sanksi yang diberikan berupa teguran tertulis. Ia menegaskan, Susanto tidak melakukan perawatan terhadap pasien umum. Ia bertugas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kepada para pekerja sebelum kemudian menjalankan pekerjaan sehari-harinya.
Kesalahpahaman Klinik OHIH dianggap RS PHC terhadap pada surat dakwaan jaksa. Tercatat dalam surat dakwaan tersebut bahwa PT PHC yang berlokasi di Jalan Prapat Kurung Selatan, No. 1 Surabaya. Alamat tersebut sesuai dengan RS PHC Surabaya.
Ternyata, alamat tersebut sama dengan kantor dari PT PHC, karena gedung PT PHC masih satu kawasan dengan RS PHC. Sementara itu, email penerima yaitu hrd.phc@rsphc.co.id sudah digunakan sejak lama sebelum kemudian diganti menjadi ptphc.co.id. Sedangkan alamat email HRD masih menggunakan alamat email yang lama.
Dirut PT Pelindo Husada Citra, dr Sunardjo turut menjelaskan bahwa PHC membawa beberapa layanan rumah sakit dan juga layanan klinik medis. Lebih lanjut, ia menjelaskan Susanto direkrut dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di klinik OHIH bukan dari RS.
Baca Juga: Pria Lulusan SMA Jadi Dokter Palsu dan Tipu RS PHC Surabaya, Dia Belajar dari Aplikasi Ini
Alamat melaporkan dari PHC, lanjutnya, tetapi dalam penempatan Susanto ditempatkan di OHIH dan tidak di RS PHC.
Sebelumnya, ramai menjadi pemberitaan Susanto yang hanya lulusan SMA melamar sebagai dokter di PT PHC. Ia tidak melamar dengan ijazah palsu, tetapi ia menggunakan data-data dan ijazah milik dr Anggi Yurikno.
Data tersebut hanya di scan ulang dan foto asli diganti dengan fotonya. Susanto pun dinyatakan lolos dalam seleksi dokter hingga bekerja sebagai dokter di klinik OHIH selama dua tahun lamanya.Tak hanya menjadi dokter di klinik, Susanto juga ternyata pernah menjadi kepala puskesmas.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa
Berita Terkait
-
Pria Lulusan SMA Jadi Dokter Palsu dan Tipu RS PHC Surabaya, Dia Belajar dari Aplikasi Ini
-
RS PHC Surabaya Milik Siapa? Heboh Usai Terbongkarnya Kasus Dokter Gadungan Susanto
-
Profil Susanto Si Dokter Gadungan: Biodata, Pendidikan, Karier dan Kejahatannya
-
Ini Sosok dr. Anggi Yurikno yang Asli, Identitasnya Dicatut Susanto Si Dokter Gadungan Lulusan SMA
-
Profil PT Pelindo Husada Citra: Perusahaan Ketipu Dokter Gadungan Lulusan SMA, Ternyata Kelola RS BUMN
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
Terkini
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan
-
Polisi Gadungan Bersenpi Peras Korban di ATM Pondok Gede, Motor dan Uang Rp 4,2 Juta Raib!
-
Jimly Asshiddiqie Sebut Cuma Ada Tiga Pejabat Berwenang yang Bisa Batalkan Perpol 10/2025
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?
-
Lumpur Setinggi 2 Meter Mustahil Disingkirkan? Ini Solusi Manfaatkan Kayu Gelondongan Sisa Banjir
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan