Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi perihal Kaesang Pangarep yang baru saja resmi menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Rocky menilai, kehadiran Kaesang malah bakal menjadi musibah bagi PSI dalam jangka panjang.
Hal tersebut disampaikan oleh Rocky karena melihat sosok ayah Kaesang, Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Menurutnya, sosok Jokowi tidak memahami arti demokrasi dalam politik Indonesia.
"Iya, dalam jangka panjang pasti musibah," ungkap Rocky Gerung dikutip melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official, Selasa (26/9/2023).
"Karena Pak Jokowi kan liability juga dalam politik Indonesia karena tidak mengerti demokrasi," imbuhnya.
Rocky lantas menilai kalau seharusnya kondisi itu bisa dipahami oleh PSI. Sebab, situasi itu dianggapnya berbahaya karena partai akan dipahami sebagai agen Jokowi atau agen oligarki.
"Itu yang seharusnya dimengerti oleh PSI, tetapi dalam perkembangan saya tidak melihat diskursus itu," kata Dia.
"Ini yang berbahaya karena partai itu menjadi ekslusif dan hanya dimengerti, ini hanya agen Jokowi, ini hanya agen oligarki," lanjutnya.
Selain itu, dia mengatakan bertemu dengan banyak milenial yang melihat bahwa PSI justru buta huruf terhadap isu milenial. Isu tentang kesehatan reproduksi, gender equality, apalagi isu tentang kepemimpinan intelektual, jarang dibicarakan oleh para pemimpin PSI.
"Di Indonesia itu saya bertemu dengan banyak milenial, (mereka bilang) PSI itu buta huruf terhadap isu milenial justru," ujarnya.
Baca Juga: Jadi Ketum PSI Anyar, Kaesang Mendadak Bela Anies!
"Isu-isu tentang kesehatan reproduksi itu jarang betul dibicarakan itu, isu tentang gender equality, apalagi isu tentang kepemimpinan intelektual, kan disitu tak terlihat itu," imbuhnya.
Bahkan, kata dia, kadar intelektual para pemimpin PSI tidak sebanding dengan apa yang mereka inginkan.
"Bahkan para pemimpin PSI itu kadar intelektualnya tidak sebanding dengan apa yang mereka inginkan," kata Rocky.
Bergabungnya Kaesang ke PSI disebut Rocky, menjadi catatan kaki bagi politik Indonesia ketika satu partai berupaya sosialistis dan berupaya menampilkan figur intelektual.
"Jadi catatan kaki bagi politik Indonesia, ada satu partai berupaya jadi sosialistis dan berupaya untuk menampilkan figur keintelektualan, tetapi dipimpin oleh seseorang yang sebetulnya hanya jadi penggalan dari sejarah politik Pak Jokowi yaitu anaknya sendiri kan," pungkasnya.
Kontributor: Ayuni Sarah
Berita Terkait
-
Tetap Waspadai Kaesang Meski Masih Anak Baru, Cak Imin: di Belakangnya Ada Jokowi
-
Simbol-simbol Jokowi Lewat si Bungsu Kaesang di PSI: Berpihak ke Prabowo hingga Keberatan dengan PDIP
-
Adu Harta Giring Ganesha vs Kaesang Pangarep: Siapa Ketum PSI Terkaya?
-
Jadi Ketum PSI, Kaesang Didorong Jadi Calon Wali Kota Depok
-
Sim Salabim jadi Ketum PSI Berkat Bapakisme, Jalan Instan Kaesang Berpolitik jadi Pelajaran Tak Bijak Kaum Muda
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu