Suara.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengaku menemukan rentetan fakta di lapangan terkait penembakan warga Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.
Koordinator Kontras, Dimas Bagus Arya mengatakan, ada sederet fakta di lapangan tentang aksi represif aparat yang berujung dengan tewasnya seorang warga Desa Bangkal bernama Gijik (35) akibat tertembak, pada Sabtu (7/10/2023) lalu.
Dalam temuan awal, Kontras melihat adanya pengerahan aparat secara berlebihan untuk menghalau warga yang tengah melakukan aksi demonstrasi terhadap PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP).
Aksi demonstrasi sendiri dipicu, akibat warga merasa dibohongi dengan janji PT HMBP yang bakal memberikan lahan plasma untuk warga sebanyak 20 persen.
Dimas menyebut, untuk menghalau aksi massa itu, pihak Polda Kalimantan Tengah mengerahkan sebanyak 440 anggotanya.
Hal itu tertuang dalam Surat Perintah Nomor/137 /IX/PAM.3.2./2023 tertanggal 27 September 2023 dari Polda Kalimantan Tengah yang ditandatangani oleh Karoops Polda Kalimantan Tengah.
“Setidaknya 440 anggota Kepolisian ditugaskan sebagai BKO. Rincian personel tersebut terdiri dari antara lain Direktorat Kriminal Umum, Direktorat Kriminal Khusus, Direktorat Samapta, Bidang Hubungan Masyarakat, Satuan Brimob dan Tim Kesehatan,” kata Dimas di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (15/10/2023).
Warga sendiri telah melakukan aksi sejak tanggal 16 September 2023. Namun selama aksi tersebut dilakukan, kata Dimas, para aparat tidak pernah melakukan komunikasi dengan para massa.
Perintah Tembak Langsung
Baca Juga: Komnas HAM Turunkan Tim ke Seruyan Selidiki Kasus Bentrok Warga Vs Perusahaan Sawit
Sebelum Gijik tewas, kata Dimas, ada instruksi yang menyerukan agar para personel menembaki warga menggukan gas air mata secara langsung.
“Ga jangan ke atas, arahkan ke orangnya. Instruksi kedua, ayo maju, tembak orangnya,” kata Dimas menirukan instruksi tersebut.
Setelahnya, kata Dimas, terdengar suara beredel senjata. Yang membuat Gijik dan seorang warga lainnya bernama Taufik Nurahman (21) tergeletak.
“Dalam aksi 7 Oktober 2023, terdapat korban jiwa dan luka yang kami duga kuat akibat peluru tajam,” kata Dimas.
“Korban jiwa akibat penembakan peluru tajam tersebut menimpa warga komunitas adat bangkal bernama Gijik. Hal itu dikuatkan dengan bukti dokumentasi yang diperoleh melalui warga,” tambahnya.
Sementara, Taufik yang juga diduga tertembus peluru tajam, hingga saat ini masih dalam kondisi kritis di rumah sakit.
Berita Terkait
-
Aparat Tembakkan Gas Air Mata ke Mobil Pick-up Warga, Kontras: Padahal Mereka Hendak Antar Makanan
-
Pemuda Pemudi Dayak Buat Pernyataan Sikap soal Kematian Warga di Konflik PT HMBP, Polda Kalteng Periksa 45 Polisi
-
Komnas HAM Turunkan Tim ke Seruyan Selidiki Kasus Bentrok Warga Vs Perusahaan Sawit
-
PM TBBR Sintang Desak Kapolda Kalteng Dipecat: Atau Kami Turun dengan Cara Kami!
-
KontraS Soroti 27 Vonis Mati Setahun Terakhir: Karpet Merah Negara Langgengkan Penyiksaan
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
Terkini
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan
-
Polisi Gadungan Bersenpi Peras Korban di ATM Pondok Gede, Motor dan Uang Rp 4,2 Juta Raib!
-
Jimly Asshiddiqie Sebut Cuma Ada Tiga Pejabat Berwenang yang Bisa Batalkan Perpol 10/2025
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?
-
Lumpur Setinggi 2 Meter Mustahil Disingkirkan? Ini Solusi Manfaatkan Kayu Gelondongan Sisa Banjir