Suara.com - Di tengah gempuran pasukan Israel di Gaza yang menyebabkan ribuan warga Palestina meninggal dunia, seruan agar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mundur digaungkan dari dalam negeri bintang daud tersebut.
Desakan agar Netanyahu mundur disampaikan langsung Pemimpin Oposisi Israel Yair Lapid.
Ia bahkan mendesak agar Netanyahu segera mundur tanpa menunggu berakhirnya perang melawan Hamas.
"Netanyahu harus segera pergi. Kita butuh perubahan, Netanyahu tidak bisa tetap menjadi perdana menteri," kata Lapid dalam sebuah wawancara dengan saluran berita Israel N12, Rabu (15/11/2023) waktu setempat.
Dalam kesempatan tersebut, Lapid menyebut Netanyahu telah kehilangan kepercayaan masyarakat.
"Kami tidak bisa membiarkan diri kami melakukan kampanye jangka panjang di bawah perdana menteri yang telah kehilangan kepercayaan masyarakat," tambahnya.
Untuk diketahui, setelah empat hari setelah Israel diserang Hamas pada Sabtu 7 Oktober 2023, Netanyahu bersama pemimpin oposisi lainnya, Benny Gantza membentuk pemerintahan darurat saat perang.
Saat pembentukan pemerintahan darurat, Lapid tidak ikut bergabung. Justru, dia menuduh pemimpin Israel gagal dalam mencegah serangan, bahkan kegagalan tersebut tidak bisa diampuni.
Namun, Lapid tidak menyerukan pemilu dini setelah Netanyahu mundur.
Baca Juga: Kesalahan Fatal IDF! Klaim Temukan Daftar Pejuang Hamas Padahal Nama Hari di Kalender
Ia meminta agar parlemen menyampaikan mosi tidak percaya yang memungkinkan membentuk pemerintahan baru dengan dipimpin anggota lain dari Partai Likud.
“Ini bukan waktunya untuk mengadakan pemilu. Kita harus memilih rekonstruksi nasional dengan perdana menteri lain dari Partai Likud," katanya kepada N12.
Desakan Lapid tersebut mendapat tentangan dari Partai Likud. Dalam pernyataan yang diposting ke Telegram, partai sayap kanan itu menolak seruan Lapid.
Bahkan, partai yang berdiri di tahun 1973 itu mengatakan desakan yang disampaikan Lapid di masa perang merupakan hal yang memalukan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor