Suara.com - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, jika di Indonesia belum ditemukan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang ditimbulkan dari vaksi Covid-19 AstraZeneca.
Menurutnya, KIPI AstraZeneca hanya menjangkit negara-negara western country atau negara barat. KIPI tersebut yakni gangguan terhadap pembuluh darah.
Baca Juga:
Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditarik dari Seluruh Dunia
Hal itu dijelaskan Budi dalam Rapat bersama Komisi IX DPR RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/5/2024).
Ia awalnya menyampaikan, adanya KIPI yang disebabkan vaksin AstraZeneca sangat bergantung kepada genomicnya.
"TTS (KIPI) ini terjadinya di beberapa negara Inggris sama Australia yang tinggi. Kita belum teridentifikasi di negara-negara Amerika Selatan juga belum teridentifikasi. Ini ada rasionya," kata Budi.
Ia menyampaikan, vaksin AstraZeneca sendiri di Indonesia sudah tak dipakai sejak Oktober 2022 lalu. Untuk itu, di Indonesia sendiri belum ditemukan kasus KIPI.
Sementara, kata dia, jika dilihat dari sensitifitas populasi, negara yang terdampak KIPI Astrazeneca terjadi di negara barat seperti umumnya Eropa. Sementara Afrika, Amerika Latin, hingga Asia seperti Indonesia belum terdampak karena sering terkena sinar matahari.
Baca Juga: Pakar Minta Ada Kajian Lebih Dalam Terkait Efek Vaksin Covid-19 AstraZeneca
"Kalau kita liat analisia mana yang sensitif populasi atay racenya sukunya yang kena kipi TTS kita lihat banyak di Nordic country lebih banyak di western country kalau Asia, Africa, South America itu lebih jarang," katanya.
"Kita hidupnya kena matahari lebih banyak lebih jarang kena ini tapi kalau darah-darah Barat lebih banyak terkena," sambungnya.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Kota Batu Klarifikasi Isu Efek Samping Vaksin Astrazeneca
Lebih lanjut, Budi menjelaskan, memang adanya resiko terdampak KIPI dari Astrazeneca itu ada. Namun, menurutnya, lebih tinggi manfaatnya ketimbang KIPI.
"Sebagai kesimpulan TTS ini resikonya amat sangat jarang dan sudah diidentifikasi sejak awal, jadi kalau kita lihat laporan WHO ketika pertama kali memberikan approval penggunaan AstraZeneca itu disebut. Saya lupa ada faktornya disebut bahwa ini sudah diindentifikasi seperti ini tapi resikonya jauh lebih kecil dibandingkan benefitnya," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Terungkap! Ciri Pebisnis Visioner Elon Musk Lewat Antusiasme Investasi di 3T
-
Kemenkes Kerja Sama dengan Starlink Sediakan Internet di Puskesmas Terpencil
-
Terkenal Pada Masa Pandemi, Vaksin Covid-19 mRNA Disebut Jadi Solusi Kanker?
-
Menkes Jelaskan Soal Aturan Baru BPJS: Bukan Menghapus Kelas, Tapi Peningkatan Kualitas
-
Pakar Minta Ada Kajian Lebih Dalam Terkait Efek Vaksin Covid-19 AstraZeneca
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Misteri Ledakan SMA 72 Jakarta: Senjata Mainan Jadi Petunjuk Kunci, Apa yang Ditulis Pelaku?
-
Ledakan SMA 72 Jakarta: Pelaku Pelajar 17 Tahun, Kapolri Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Update Ledakan SMAN 72: Polisi Sebut 54 Siswa Terdampak, Motif Masih Didalami
-
Ledakan di SMAN 72 Jakarta Lukai 39 Siswa, Enam Orang Luka Berat
-
Kasih Paham, Hidup ala ShopeeVIP Bikin Less Drama, More Saving
-
Pahlawan Nasional Kontroversial: Marsinah dan Soeharto Disandingkan, Agenda Politik di Balik Layar?
-
Pelaku Bom SMA 72 Jakarta Terungkap! Kapolri: Pelajar Sekolah Itu Sendiri, Korban Bully?
-
Ungkap Banyak Kiai Ditahan saat Orba, Tokoh Muda NU: Sangat Aneh Kita Memuja Soeharto
-
Soroti Dugaan Kasus Perundungan, Pimpinan Komisi X Desak Polisi Usut Tuntas Ledakan SMAN 72 Jakarta
-
Detik-detik Mencekam di SMAN 72 Jakarta: Terdengar Dua Kali Ledakan, Tercium Bau Gosong