Suara.com - Sebuah kolaborasi yang menarik terjadi di Universitas Brawijaya (UB) di kota Malang, Jawa Timur, yang melibatkan para dosen dari Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Mereka bersama-sama melakukan penelitian di Laboratorium Sistem Cerdas yang menghasilkan teknologi generatif kecerdasan buatan (AI) untuk desain produk batik.
Teknologi AI generatif membuka peluang bagi eksplorasi kreatif yang lebih luas dalam seni batik, dengan menjaga akar tradisi sambil merespons tuntutan estetika modern.
Dr. Eng Novanto Yudistira, bersama Dr. Eng Irawati Nurmala Sari dari FILKOM, memimpin penelitian yang menarik ini, dengan dukungan beberapa anggota peneliti dari FIB UB.
Menurut Novanto Yudistira, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem berbasis kecerdasan buatan generatif (Generative AI) yang memungkinkan pengguna untuk menciptakan desain batik sesuai dengan keinginan mereka.
Konsepnya menggunakan teknologi prompt to batik, di mana pengguna memberikan deskripsi tekstual tentang corak batik yang diinginkan, dan AI generatif secara otomatis menghasilkan desain batik yang sesuai.
Proses penelitian dimulai sejak tahun 2022 dengan pengumpulan dan analisis dataset berbagai motif batik tradisional dari Nusantara. Model AI generatif dilatih menggunakan dataset ini untuk mengenali pola, warna, dan elemen khas dari corak batik tradisional.
"Pelatihan model dilakukan di server UB Tesla A100 AI Center yang menyediakan kapasitas komputasi tinggi, sementara server FILKOM UB digunakan untuk proses inferensi," ujarnya.
Yudistira menjelaskan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem ini mampu menghasilkan desain batik yang mempertahankan keaslian dan keindahan motif tradisional Nusantara sambil memenuhi preferensi individu pengguna.
Dalam pengembangan teknologi ini, FILKOM UB juga melibatkan mahasiswanya, seperti Octadion dan Daffa Izzuddin, yang menjadikan proyek ini sebagai topik skripsi mereka.
Baca Juga: Gunakan Teknologi AI, MV Suho EXO 'Cheese' Tuai Kritik dari Penggemar
Inovasi ini diharapkan tidak hanya memperkaya dan melestarikan budaya batik Indonesia, tetapi juga memberikan dorongan bagi desainer dan industri batik untuk menciptakan kreasi baru yang lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan pasar. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Korupsi Kuota Haji: KPK Endus Aliran Duit Haram Sampai ke Meja Dirjen, Hilman Latief Dicecar 11 Jam
-
Siswi MTS Cipayung Gantung Diri Akibat Bullying, Menteri PPPA: Anak Butuh Ruang Aman untuk Curhat
-
5 Fakta Dugaan Skandal Panas Irjen Krishna Murti dan Kompol Anggraini Berujung Mutasi Jabatan
-
Ribuan Siswa Keracunan MBG, Warganet Usul Tim BGN Berisi Purnawirawan TNI Diganti Alumni MasterChef
-
Detik-detik Mengerikan Transjakarta Hantam Deretan Kios di Jaktim: Sejumlah Pemotor Ikut Terseret!
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek