Suara.com - Guna memastikan keandalan sistem jaringan, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menghadirkan solusi layanan monitoring jaringan bernama Netmonk Prime. Netmonk Prime (https://netmonk.id/product) menjadi salah satu platform monitoring jaringan yang memiliki kapabilitas untuk mengefisiensikan proses pendeteksian dengan sangat mudah. Netmonk Prime juga telah dipercaya oleh lebih dari seribu pengguna di seluruh Indonesia, yang berasal dari pemerintahan, pelaku usaha, hingga sektor pendidikan.
“Netmonk Prime merupakan produk digital dari Telkom yang bergerak di bidang pemantauan infrastruktur IT, termasuk jaringan, web/API, dan server. Netmonk Prime memberikan solusi yang lebih powerful dan mudah digunakan,” ucap EVP Digital Business Telkom, Komang Budi Aryasa.
Di sektor pendidikan, seperti di lingkungan universitas, penggunaan monitoring jaringan Netmonk Prime memiliki beberapa manfaat yang signifikan, antara lain mendeteksi gangguan jaringan, optimasi kinerja jaringan, dan meningkatkan ketersediaan layanan. Netmonk Prime dapat dimanfaatkan untuk memantau penggunaan bandwidth secara individual dan mengidentifikasi end user yang menggunakan bandwidth secara berlebihan.
Permasalahan umum yang dialami universitas adalah harus membagi bandwidth internet yang terbatas kepada ribuan pengguna. Ketika muncul masalah pada jaringannya, pihak universitas kerap kesulitan melakukan pendeteksian dan mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Salah satu pengguna yang telah merasakan manfaat dari solusi monitoring jaringan Netmonk Prime adalah Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar. Sebelum menggunakan Netmonk Prime, sistem operasi jaringan Unhas menghadapi tantangan dalam pemantauan jalur internet dan bandwidth. Saat terjadi kendala jaringan, Unhas kerap mendapatkan keluhan dari end user karena penanganannya yang cenderung tidak cepat.
Berkat Netmonk Prime, Unhas kini lebih cepat tanggap merespon kendala jaringan, bahkan mampu mengantisipasi potensi kendala yang mungkin terjadi pada jaringan. Keputusan yang diambil juga lebih tepat sasaran lewat fitur predictive analytic yang tersedia di Netmonk Prime. Lebih lanjut, keseluruhan informasi tersebut dapat diakses secara real time. Melalui fitur dashboard monitoring jaringan yang disediakan oleh Netmonk Prime, Unhas dapat mendeteksi lebih dini kendala pada jaringan sesuai titik permasalahan sehingga mitigasi yang dilakukan tepat sasaran.
“Banyak kendala yang kami hadapi sebelum mengenal Netmonk Prime. Kami cukup kesulitan dalam memonitoring jalur internet dan bandwidth. Setelah menggunakan Netmonk Prime, kami sekarang lebih cepat tanggap menangani kendala jaringan sehingga meminimalisir keluhan dari end user,” ujar Sistem Administrator Unhas, Ardi.
Melalui pemantauan kinerja jaringan secara terus-menerus, Netmonk Prime dapat memastikan ketersediaan layanan yang optimal dan berkontribusi pada kepuasan pengguna serta produktivitas penggunanya. Netmonk Prime yang merupakan aplikasi monitoring jaringan juga memberikan visibilitas yang efisien terhadap kinerja jaringan sehingga memungkinkan penggunanya membuat keputusan berdasarkan data yang akurat dan terkini.
Tidak hanya Netmonk Prime, Leap Telkom Digital sebagai lokomotif dalam mengakselerasi kedaulatan digital nasional juga memayungi berbagai produk dan layanan unggulan Telkom lainnya. Untuk informasi lebih lanjut dapat melihat dari tautan berikut https://leap.digitalbisa.id/#products.
Baca Juga: Elon Musk Resmikan Internet Starlink di Puskesmas Bali: Ini Juga Bisa untuk Pendidikan
Tag
Berita Terkait
-
Kasus Dugaan Korupsi PT Telkom Grup, KPK Geledah 10 Lokasi Di Jakarta Dan Tangerang
-
Menkominfo Sebut Seluruh Indonesia Bisa Nikmati Internet Starlink Elon Musk
-
Pentingnya Ciptakan Kelas Interaktif lewat Pembelajaran Digital
-
Tersandung Kasus Dugaan Korupsi Ratusan Miliar, Telkom: Itu Temuan Internal Manajemen
-
KPK Temukan Dugaan Korupsi di PT Telkom: Capai Ratusan Miliar!
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO