Suara.com - Penangkapan Pegi Setiawan alias Pegi alias Perong jadi babak baru kasus pembunuhan Vina Cirebon. Pegi Setiawan disebut sebagai sosok buron 8 tahun kasus tersebut.
Kekinian penangkapan Pegi oleh Polda Jabar ini justru menimbulkan tanda tanya publik. Apalagi kemudian, ibunda Pegi, Kartini mengatakan bahwa ia telah bertanya kepada anaknya apakah benar telah membunuh Vina dan kekasihnya, Eky pada 2016.
Pegi menurut pengakuan Kartini yang ditemuinya di Polda Jabar membantah semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Bahkan Pegi mengatakan bahwa dirinya sudah ikhlas jika benar-benar jadi tumbal untuk anak berpangkat.
"Anak saya jawab, demi Allah, demi Rasulullah, mak. Saya tidak kenal sama yang namanya Eky dan Vina. Saya tidak melakukan hal sekeji itu," ucap Kartini menirukan ucapan sang anak, seperti dikutip Jumat (24/5).
Pegi pun menyampaikan pesan kepada Kartini, jika ia di kasus ini kemudian tidak panjang umur, ia meminta maaf atas semua kesalahan dan ikhlas dijadikan tumbal.
"Mak, jika mamak nanti pulang, kalo saya tidak ada umur, saya minta maaf. Saya rela dan ikhlas mak jadi tumbal anak berpangkat. Saya gak apa-apa mati syahid, saya nanggung dosa orang yang punya," sambung Kartini lagi.
Kartini tidak bisa menyembunyikan rasa haru dan sedihnya sang anak sampai mengatakan hal itu kepadanya. Ia pun berpesan kepada Pegi untuk menyerahkan semua ini kepada Allah SWT.
Sementara itu, Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto mengatakan Propam Polri perlu melakukan audit terhadap investigasi pada proses penyidikan kasus pembunuhan Vina dan teman lelakinya, Muhammad Rizky atau Eky di Cirebon.
"Propam Polri juga harus turun tangan untuk melakukan audit investigasi pada proses penyelidikan yang lambat dan terkesan tidak profesional," kata Bambang dikutip dari Antara.
Baca Juga: Keuntungan FIlm Kabarnya Capai Rp75 M, Mirzani Imbau Keluarga Vina Cirebon Minta Royalti
Bambang menyebut ada beberapa hal yang harus dicermati dalam kasus Vina Cirebon. Pertama, tidak segera ditangkapnya tiga tersangka yang buron dan masuk daftar pencarian orang (DPO) selama delapan tahun sejak kasus terjadi.
"Hal ini harus dijelaskan oleh kepolisian. Mengapa menyisakan tiga tersangka buron. Perlu juga dijelaskan peran masing-masing dari tiga DPO tersebut dalam pembunuhan Cirebon, termasuk peran dari delapan pelaku yang sudah dipidana," ujarnya.
Yang kedua, kata dia, ada dugaan kesalahan prosedur dan arogansi personel dalam penyelidikan ataupun penyidikan yang menyebabkan munculnya isu ada salah tangkap yang berujung pada peradilan sesat terhadap tersangka berinisial ST.
"Dengan telah ditangkapnya satu dari tiga tersangka yang buron, kepolisian harus segera menangkap dua DPO yang tersisa. Kepolisian mempunyai perangkat, jadi sangat aneh bila tidak mampu mengejar DPO dalam kasus yang relatif sederhana," katanya.
Bambang mengingatkan bila kasus pembunuhan Vina benar dilakukan kelompok bukan pelaku tunggal maka masing-masing anggota kelompok sangat memungkinkan untuk saling mengenal.
Berita Terkait
-
Keuntungan FIlm Kabarnya Capai Rp75 M, Mirzani Imbau Keluarga Vina Cirebon Minta Royalti
-
Kuasa Hukum Keluarga Vina Sebut Harusnya Ada 4 Pelaku Buron, Tapi 1 Nama Dihilangkan
-
Akui Lihat Pegi Saat Malam Vina Dibunuh, Saksi Kunci: Dia Pakai Motor Smash Warna Pink
-
Kronologi Kasus Vina Garut dan Nasib Pelaku Kini, Beda Persoalan dengan Vina Cirebon!
-
Banyak Kejanggalan dalam Penyidikan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Propam Polri Diminta Lakukan Audit Investigasi
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
Terkini
-
Gubernur Bobby Nasution Beri Pesan ke Pendawa Indonesia: "Nek Wani Ojo Wedi-wedi" Berantas Narkoba
-
Skandal Korupsi Haji Rp1 Triliun, Kapan KPK Umumkan Tersangka Agar Tak Rusak Reputasi NU?
-
Menteri dan Anggota DPR Malaysia Terima Surat Ancaman, Pelaku Minta Tebusan 100.000 Dolar AS
-
Gus Yaqut Terima Aliran Dana Korupsi Haji Rp1 Triliun Lewat Perantara?
-
Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
-
Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
-
Pemda NTB Diminta Segera Pulihkan Kondisi dan Aktifkan Siskamling oleh Wamendagri
-
Roy Suryo Bawa 'Jokowis White Paper' ke DPR, Ijazah SMA Gibran Disebut 'Dagelan Srimulat'
-
Laskar Cinta Jokowi Sebut Pergantian Kapolri Listyo Bisa Jadi Bumerang, Said Didu: Makin Jelas
-
TNI Nyatakan Terbuka Bekerja Sama dengan Tim Investigasi Kerusuhan Agustus