Suara.com - Psikolog forensik Reza Indragiri Amriel akut menyoroti kasus pembunuhan Vina Cirebon yang terjadi 2016 silam. Diketahui, perkara ini menjadi perhatian publik dan kembali diselidiki polisi usai film terkait kasus tersebut diputar di bioskop.
Kasus Vina Cirebon yang terjadi 8 tahun lalu memasuki babak baru dengan terungkapnya fakta-fakta mencengangkan dari pernyataan sejumlah saksi.
Reza Indragiri mengungkapkan fakta mengenai hal yang janggal dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon. Reza bahkan menyebut adanya perbedaan laporan dengan hasil visum kematian Vina dan Eky.
Lalu siapakah Reza Indragiri Amriel? Berikut profilnya.
Profil Reza Indragiri Amriel
Reza Indragiri lahir pada 19 Desember 1974 lalu. Ia adalah ahli psikologi forensik, konsultan sumber daya manusia, dan seorang dosen.
Dia dibesarkan oleh sang ibu sejak berusia 1,5 tahun, saat ini ia memiliki keluarga kecil dengan dua anak dan seorang istri. Pria 49 tahun ini pernah mengenyam pendidikan menengah pertama di Pekanbaru, Riau.
Reza Indragiri menjadi orang pertama asal indonesia yang mendapatkan gelar Master Psikologi Forensik.
Gelar sarjana diperolehnya dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, dan tercatat lulus pada tahun 1998 lalu. Kemudian ia melanjutkan studi ke Universitas Melbourne dengan beasiswa yang diperolehnya.
Baca Juga: Bakal Balas Tuduhan Polda Jabar di Sidang Praperadilan, Pengacara Optimis Pegi Setiawan Bebas
Pendidikan di Australia selesai pada tahun 2003, dan mulai mengawali karir sebagai dosen di Universitas Islam Negeri Jakarta. Setahun berselang, ia mengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Sosoknya juga sering menjadi narasumber untuk membedah kasus kriminal besar di Indonesia.
Daftar kasus yang pernah melibatkan namanya antara lain pembunuhan berencana Brigadir Yosua, kasus kepemilikan narkoba 5 kg oleh Teddy Minahasa selaku mantan Kapolda Sumbar, dan sebagainya.
Tag
Berita Terkait
-
Mengungkap Motif di Balik Aksi Keji Mutilasi, Begini Kata Psikolog Forensik
-
Sudah Bisa Ditebak, Pakar Yakin Ini Kesimpulan Polisi dalam Kasus Kematian Diplomat Arya
-
Bukan Panggilan Biasa: Analisa Tajam Reza Indragiri Soal Telepon Bertubi-tubi Istri Arya Daru
-
Soal 'Dimasak Aja' usai Tempo Diteror Kepala Babi, Hasan Nasbi Kontra Prabowo Penyayang Binatang?
-
Ngotot Minta Sidang Terbuka, Razman Samakan Kasusnya dengan Vina Cirebon
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama
-
Sandi 'Tujuh Batang' dan Titah 'Satu Matahari' yang Menjerat Gubernur Riau dalam OTT KPK
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana
-
Jeritan Buruh 'Generasi Sandwich', Jadi Alasan KASBI Tuntut Kenaikan Upah 15 Persen
-
KontraS Ungkap Keuntungan Prabowo Jika Beri Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto
-
Penuhi Permintaan Publik, Dasco: Dana Reses Per Anggota DPR Dipangkas Rp 200 Juta
-
Tari Jaipong Meriahkan Aksi Buruh KASBI di Depan DPR RI
-
Kampung Bahari Digeruduk BNN: 18 Orang Diciduk, Target Operasi Kakap Diburu
-
Targetkan Rumah dengan Lampu Menyala Siang Hari, Dua Residivis Pembobol Rumah Kosong Ditangkap