Suara.com - Anak perempuan yang tinggal di Jakarta jauh lebih rentan menjadi korban kekerasan seksual dibandingkan laki-laki.
Kesimpulan tersebut tertuang dalam data Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Jakarta.
Menurut data tersebut tercatat kalau jumlah kasus kekerasan seksual pada anak perempuan mendominasi seluruh laporan hingga 68 persen. Sementara kasus pada anak laki-laki sebanyak 25 persen.
Deputi Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Nahar menyampaikan bahwa kondisi tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak lima tahun lalu.
Temuan PPAPP Jakarta bahkan selaras dengan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni) KPPPA.
"Dari data Simfoni yang kita peroleh itu bahwa 5 tahun kebelakangan, dari 2019, korban kekerasan itu memang didominasi oleh anak perempuan. Anak perempuan itu memiliki keterentanan lebih dari anak laki-laki. Makanya angkanya (data PPAPP) sama seperti itu," kata Nahar saat ditemui di Kantor KPPPA, Jakarta, Jumat (12/7/2024).
Secara garis beras, lanjut Nahar, angka yang ada Jakarta sebenarmya tidak jauh berbeda dengan gambaran kondisi secara nasional.
Dia menjelaskan, berdasarkan data Simfoni 2019 telah tercatat kalau jumlah kasus pelecehan seksual pada anak perempuan memang lebih banyak dari anak laki-laki.
"Misalnya dari 11.000 kasus, itu angkanya terus meningkat ya, sampai di 2023 itu 18.000. Itu mayoritas anak perempuan," katanya.
Baca Juga: Marak Kasus Kekerasan Seksual Anak, KPAI Tegaskan Tak Ada Lagi Toleransi Untuk Pelaku
Kemudian dari jenis kekerasan yang terjadi, memang kekerasan seksual masih menjadi paling tinggi. Kondisi tersebut menunjukan kalau anak perempuan lebih rentan menjadi korban dibandingkan dengan anak laki-laki.
Sebab, lanjut Nahar, anak laki-laki biasanya masih punya keleluasaan dan kekuatan untuk menolak atau melawan.
"Sedangkan anak perempuan relatif lebih ngikutin apa yang dimau orang yang melakukan itu," kata Nahar.
Dilihat dari situs resmi Simfoni KPPPA tercatat bahwa selama 2024 telah terjadi tindak kekerasan sebanyak 12.558 kasus dari seluruh kelompok usia. Di mana jumlah korban perempuan ada sebanyak 10.903 orang dan laki-laki ada 2.701 orang.
Secara detail, perempuan yang menjadi korban dan masih berusia anak juga mendominasi data tersebut. Tercatat anak usia 0-5 tahun terdapat 5,8 persen, usia 6-12 tahun 17,3 persen, dan anak perempuan usia 13-17 tahun menjadi yang paling banyak secara keseluruhan dengan 33,2 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik
-
Sempat Copot Kepsek SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Akui Tak Bisa Kontrol Diri
-
Mendagri Dukung Penuh Percepatan Program MBG, Teken Keputusan Bersama Terkait Lokasi SPPG di Daerah
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?
-
Bikin Riuh, Dito Ariotedjo Tiba-Tiba Tanya Ijazah Erick Thohir ke Roy Suryo
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi