Suara.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengejutkan masyarakat dengan menghapus jurusan IPA-IPS mulai tahun 2024/2025. Kebijakan pendidikan ini mengundang kontroversi dari sejumlah pihak. Simak serba-serbi jurusan IPA IPS dihapus.
Kebijakan penghapusan jurusan IPA IPS ini terkesan mendadak karena sejumlah kalangan civitas akademika terkejut mengetahui hal ini. Pakar Kebijakan Pendidikan sekaligus Dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menilai kebijakan tersebut prematur dan tidak transparan. Selain jurusan IPA dan IPS yang dihapus, jurusan Bahasa di tingkat SMA juga dihapus.
Alasan jurusan IPA IPS dihapus
Alasan jurusan IPA IPS dihapus adalah agar basis pengetahuan siswa lebih relevan untuk rencana studi lanjutan seperti implementasi Kurikulum Merdeka.
Dalam peraturan Mendikbudristek nomor 12 tahun 2024 bagian kurikulum mengatur bahwa murid kelas XI akan diberi mata pelajaran umum dan khusus.
Disebutkan dalam kurikulum tersebut bahwa peserta didik diberi kebebasan untuk memilih empat sampai lima mata pelajaran yang mereka minati. Pemilihan harus berdasarkan pada minat, bakat, kemampuan, serta berhubungan dengan rencana pendidikan setelah SMA.
Apa pengganti jurusan IPA IPS dihapus
Sesuai yang disebutkan di atas, penerapan kurikulum merdeka menghapus keberadaan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di tingkat sekolah menengah atas. Pengganti jurusan IPA IPS yang dihapus adalah mata pelajaran sesuai minat, bakat, kemampuan, dan rencana studi setelah lulus SMA atau kelanjutan karir ke depannya.
Seorang murid yang berencana kuliah di program studi teknik, dapat memilih mata pelajaran yang berhubungan dengannya misalnya matematika tingkat lanjut, fisika, dan lainnya. Jika akan berkuliah di jurusan bahasa, tentunya memilih mata pelajaran bahasa dan lain yang relevan dengan minat mereka.
Dengan demikian, murid diharapkan dapat lebih fokus dengan minat dan rencana selanjutnya setelah lulus SMA. Diharapkan mereka menjadi lebih siap ketika terjun ke bangku kuliah atau kerja.
Pro-kontra jurusan IPA IPS dihapus
Penghapusan jurusan IPA IPS ini menuai pro kontra dari pemerhati pendidikan. Salah satunya Ina Liem. Ia setuju dengan penghapusan jurusan IPA IPS dan Bahasa di SMA. Menurutnya pengelompokan jurusan itu seringkali menimbulkan masalah dan sudah tidak sesuai tren karir siswa ke depannya.
Ina Liem merupakan konsultan jurusan dan karir. Selama ini ia mengamati pembagian jurusan IPA, IPS, dan Bahasa menuai banyak masalah, termasuk portofolio siswa. Dampaknya industri Indonesia juga menjadi kesulitan mendapatkan SDM unggul yang kuat di bidang sesuai minat mereka.
Di sisi kontra, penghapusan jurusan IPA IPS menuai tantangan di sisi kompetensi guru. Pasalnya, Kementerian jadi memiliki pekerjaan baru yakni mengubah mindset guru. Ini bukanlah perkara mudah karena guru sudah nyaman dengan kurikulum lama.
Persoalan lainnya adalah perguruan tinggi juga menghadapi persoalan untuk mengubah syarat masuk. Apabila syarat masuk tidak diubah, kurikulum sebelumnya akan menjadi kurang diminati sekaligus akan membuat siswa kesulitan masuk ke perguruan tinggi sebab ada beberapa mata pelajaran yang bisa jadi tidak mereka kuasai.
Berita Terkait
-
Kurikulum Merdeka Belajar Dinilai Telah Sesuai Kebutuhan Dunia Kerja, Asalkan Penerapannya Tak Dikorupsi
-
Penghapusan Jurusan IPA, IPS Dan Bahasa Dinilai Tepat, Tapi Sulit Dilaksanakan Di Seluruh Sekolah
-
Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA Dihapus, Pakar: Kebijakan di Indonesia Selalu Tiba-tiba dan Mengagetkan
-
Jurusan IPA, IPS dan Bahasa Dihapus Pemerintah, Ortu Siswa SMA di Jakarta Protes: Bikin Anak Gak Terarah Mau ke Mana
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?
-
Geger Mark-Up Whoosh, Mahfud MD Siap Dipanggil KPK: Saya Akan Datang
-
Detik-detik Atap Lapangan Padel Taman Vila Meruya Ambruk Diterjang Badai Jakarta
-
Kemenag Minta Dosen PTK Manfaatkan Beasiswa Riset LPDP, Pembiayaan Hingga Rp 2 Miliar
-
Jalur Kedunggedeh Normal Lagi Usai KA Purwojaya Anjlok, Argo Parahyangan Jadi Pembuka Jalan