Suara.com - Aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di wilayah Jawa Barat telah menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di dekat proyek tersebut.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menemukan banyak masyarakat yang mengeluh terkena asap cerobong dari limbah aktivitas PLTU. Paparan itu yang jadi pemicu timbulkan masalah penyakit, terutama pada anak-anak.
"Aktivitas PLTU yang berada di Jawa Barat tidak jauh berbeda situasinya bahwa masyarakat sering mengeluhkan aktivitas (PLTU) yang di mana asap cerobong itu sering membanjiri pemukiman mereka dan menyebabkan gangguan kesehatan," ungkap Iwank Wahyudin, Divisi Advokasi Kebencanaan Walhi Jawa baratdalam diskusi publik, Senin (29/7/2024).
WALHI menemukan bahwa masyarakat sekitar proyek PLTU 1 batubara di Indramayu telah mengalami beban biaya lantaran anak-anaknya alami gangguan kesehatan akibat terpapar polusi udara dari asap cerobong.
Terdapat sepuluh orang warga perwakilan dari masing-masing Blok di desa Tegaltaman, Indramayu, mengeluh harus mengeluarkan biaya di atas rata-rata masing- masing mencapai Rp100 ribu sampai Rp200 ribu per bulan untuk pemeriksaan anak ke klinik. Jika dihitung dalam satu tahun, maka kerugian warga di masing-masing blok bisa mencapai jutaan rupiah.
"Kami riset di ring satu yang tidak jauh dari aktivitas PLTU 1 Indramayu ada tiga kategori. Pertama di blok masjid itu beban kerugian yang harus ditanggung oleh masyarakat karena anaknya terpapar mencapai Rp1.200.000, memang variatif (setiap kategori)," kata Wahyuddin.
Kategori kedua di blok Tempel, beban biaya per tahunnya mencapai Rp1,8 juta per tahun. Sementara itu di blok Melandong menjadi yang paling banyak alami beban biaya karena mencapai Rp2,4 juta per tahun.
Anak-anak tersebut mengalami permasalahan paru-paru akibat kualitas udara di area tempat tinggalnya telah tercemar imbas limbah PLTU.
WALHI mencatat ada empat jenis penyakit yang paling banyak diidap pada periode 2017-2022, yakni ISPA, asma, bronitis, dan kanker paru. Berbagai penyakit tersebut paling banyak dialami oleh anak-anak usia 3-7 tahun serta orang tua lanjut usia.
"Mungkin sekarang bisa saja lebih parah karena sudah menjalankan coviring biomasa, belum lagi uji coba CCS (Carbon Capture Storage)," ujarnya.
Berita Terkait
-
Walhi Curiga Pemprov Jakarta Sengaja Membiarkan Masalah Sampah Terus Terjadi: Ada Proyek di Sana, Mereka Untung
-
PLN Kolaborasi dengan Pemda Banyumas Manfaatkan Sampah untuk Co-firing PLTU
-
KPK Tetapkan 3 Tersangka Korupsi Pengerjaan Retrofit Sistem Sootblowing PLTU Bukit Asam
-
Cak Imin Ungkap Kelemahan PLTU Batu Bara, Perlu Pembangkit Ramah Lingkungan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
PSI Minta Satpol PP Tegas Tertibkan Parkir Liar di Trotoar: Sudah Ganggu Pejalan Kaki!
-
Drama di MKD DPR Berakhir: Uya Kuya Lolos dari Sanksi Kode Etik
-
Drama Penangkapan Gubernur Riau: Kabur Saat OTT, Berakhir Diciduk KPK di Kafe
-
Usman Hamid Sebut Soeharto Meninggal Berstatus Terdakwa: Sulit Dianggap Pahlawan
-
Ini Pertimbangan MKD Cuma Beri Hukuman Ahmad Sahroni Penonaktifan Sebagai Anggota DPR 6 Bulan
-
MKD Jelaskan Pertimbangan Adies Kadir Tidak Bersalah: Klarifikasi Tepat, Tapi Harus Lebih Hati-hati
-
Dinyatakan Bersalah Dihukum Nonaktif Selama 6 Bulan Oleh MKD, Sahroni: Saya Terima Lapang Dada
-
Ahmad Sahroni Kena Sanksi Terberat MKD! Lebih Parah dari Nafa Urbach dan Eko Patrio, Apa Dosanya?
-
MKD Ungkap Alasan Uya Kuya Tak Bersalah, Sebut Korban Berita Bohong dan Rumah Sempat Dijarah
-
Polda Undang Keluarga hingga KontraS Jumat Ini, 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Reno dan Farhan?