Suara.com - Para siswa di sekolah saat ini telah didominasi oleh anak-anak Gen Z yang lahir pada periode 1997-2012, dan Gen Alpha, kelahiran 2013-2024. Sehingga cara untuk mendidik generasi tersebut tidak bisa sembarangan.
Praktisi pendidikan Najelaa Shihab mengatakan bahwa proses mengajar kedua generasi itu tidak bisa memakai cara kolot seperti yang diterapkan kepada siswa milenial maupun angkatan sebelumnya.
Perempuan yang akrab disapa Ela itu mendorong guru untuk mengajar dengan cara lebih memberikan kesempatan berpendapat untuk siswa.
"Suara lebih banyak untuk murid-muridnya, menentukan pilihan, jadi lebih berdaya di proses belajarnya," ujar Ela, ditemui di Festival Belajaraya di Pos Bloc Jakarta, beberapa waktu lalu.
Cara itu perlu dilakukan, karena menurut Ela, Gen Z dan Gen Alpha sama-sama punya sensitifitas terhadap kesehatan mental mereka. Hal tersebut sebenarnya tak selalu berarti buruk.
"Karena sensitivitas itu mereka juga jadi sangat responsif, penuh empati, betul-betul ingin punya koneksi-koneksi yang kuat dengan lingkungannya, dengan semua orang yang ada di sekitar. Itu modal banget, karena salah satu prinsip pendidikan yang sangat aku percaya itu memanusiakan hubungan," ujar kakak Najwa Shihab itu.
Gen Z dan Gen Alpha yang tumbuh saat teknologi sudah sangat canggih, dinilai bisa memiliki serapan informasi lebih banyak dibandingkan angkatan sebelumnya.
Ela mengkritik kalau sistem pendidikan sekarang memang belum selaras dengan karakter kedua generasi tersebut.
"Literasi digital, bukan hanya dalam konteks kemampuan menggunakan tapi etika di dunia digital, kalau memang jadi prioritas kita itu akan membuat Gen Z dan Gen Alpha ini juga lebih berdaya," katanya.
Baca Juga: Gen Z Klaim Bisa Tebak Usia Seseorang dari Pilihan Kaus Kaki
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Periksa Saksi dari Asosiasi Travel Haji, KPK Temukan Penyalahgunaan Kuota Petugas Haji
-
Keracunan Massal MBG, FSGI: Itu Kesalahan Badan Negara, Korban Berhak Tuntut Ganti Rugi
-
Detik-detik Ibu Muda di Cipete Bikin Geger: Mules Keluar Bayi, Refleks, Dibuang ke Saluran Air
-
Menteri Hukum Sahkan Kepengurusan PPP Kubu Mardiono, Nasib Kubu Agus Suparmanto di Ujung Tanduk?
-
DPR RI Sahkan Revisi UU BUMN, Kini Kementerian Resmi Berubah Jadi Badan Pengaturan BUMN
-
Kepala BGN Akui Risiko di Program Makan Bergizi Gratis: Regulasi Lemah Hingga Konflik Kepentingan
-
Borok Baru Terkuak, KPK Endus Kuota Petugas Haji 2024 Juga Jadi Bancakan
-
Suara Netizen Lebih Kuat: Densu Batal Tayangkan Podcast Nurul Sahara Usai Ditolak Warganet
-
Fakta-fakta Kebakaran Hunian Pekerja IKN, Ratusan Orang Terdampak
-
Diikat Warga saat Tertangkap, Viral Polisi Pura-pura Beli Tomat Jambret Kalung Pedagang!