Suara.com - Demonstran yang diamankan dari depan Gedung DPR, Jakarta diduga jalani pemeriksaan yang tidak layak oleh polisi di Polda Metro Jaya (PMJ) . Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta mengungkap suasana di PMJ pada Kamis (22/8) malam dipenuhi banyak pendemo dalam kondisi babak belur.
Pengacara publik LBH Jakarta Fadhil Alfathan mengungkapkan bahwa para pendemo itu sebenarnya sudah dalam kondisi trauma fisik dan psikis.
"Ketika dibawa ke Polda Metro Jaya sudah dalam kondisi syok secara mental, sakit secara fisik. Mereka harus menjalani proses pemeriksaan. Padahal pertanyaan pertama dalam seluruh teknis pemeriksaan polisi adalah 'apakah anda sehat jasmani, rohani'," ungkap Fadhil saat konferensi pers Tim Advokasi Untuk Demokrasi (TAUD) di Jakarta, Jumat (23/8/2024).
Pihak kepolisian kata dia, seolah tak menghiraukan kondisi para pendemo, pemeriksaan pada malam itu tetap dilanjutkan. Menurit Fadhil, proses tersebut terkesan dipaksakan.
"Pertanyaan pertama saja, menurut kami, itu tidak terpenuhi. Bagaimana beranjak pada proses pemeriksaan, pada pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Tapi ini yang kemudian dilakukan dan menurut kami, cenderung dipaksakan," tuturnya.
Trauma fisik dan psikis itu dialami para pendemo ketika demonstrasi mulai ricuh pada malam hari. Fadhil mengungkap, massa aksi yang ditangkap mengalami praktik penyiksaan karena dipaksa mengaku lakukan kesalahan tertentu, seperti pelemparan batu dan merobohkan pagar Gedung DPR.
Berdasarkan keterangan korban kepada TAUD, pusat penyiksaan terjadi di Pos Pamdal yang berada dalam Kompleks Gedung DPR RI. Pola yang dilakukan oleh para aparat pada malam itu, mengamankan sejumlah pendemo yang berusaha kabur kemudian dibawa ke Pos Pamdal tersebut.
Fadhil menuturkan, kekerasan dilakukan sejak penangkapan dilakukan, perjalanan menuju Pos Pamdal, hingga di dalam pos juga kekerasan masih dilanjutkan.
"Ketika diserahkan ke Polda Metro Jaya, kondisi berdarah sekujur tubuh. Kemudian temuan kami dari 39 orang yang dibawa ke Polda Metro Jaya, rata-rata mendapatkan kekerasan secara fisik atau setidak-tidaknya mendapatkan kekerasan psikis maupun verbal," ujarnya.
Baca Juga: Viral Ibu Nangis Gemetar Mohon ke Polisi Tak Aniaya Pendemo: Kata-katanya Menyayat Hati
Salah satu yang menjadi korban kekerasan tersebut ada seorang staf LBH Jakarta yang sampai alami patah tulang hidung.
"Rekan kami, inisial IR mengalami tindakan kekerasan yang bagi kami sangat fatal dampaknya, yaitu patah di bagian hidung. Kemudian sekujur wajahnya mengalami lebam," ungkap Fadhil.
Berdasarkan keterangan korban diungkap bahwa kekerasan tersebut dilakukan oleh aparat TNI dengan menggunakan sepatu.
Berita Terkait
-
Ceceran Darah dan Potongan Rambut di Pos Pamdal DPR, Bukti Brutalitas Aparat Siksa Demonstran
-
Polisi Penjaga Demo Kawal Putusan MK di Gedung DPR RI Bingung Mendadak Diberi Bunga
-
KontraS: Ada Pendemo Dikeroyok 15 Polisi, Dipaksa Ngaku Robohkan Pagar Gedung DPR
-
Viral Ibu Nangis Gemetar Mohon ke Polisi Tak Aniaya Pendemo: Kata-katanya Menyayat Hati
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf