Firman, seorang ahli geologi, menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang menyebabkan tingginya aktivitas gempa di kawasan ini adalah posisi Sesar Garsela yang berada di wilayah selatan Pulau Jawa.
Letak sesar ini berdekatan dengan zona subduksi, yakni pertemuan antara dua lempeng tektonik besar: Indo-Australia dan Eurasia. Proses subduksi ini menghasilkan tekanan luar biasa yang akhirnya mengaktifkan pergerakan sesar-sesar di sekitarnya, termasuk Sesar Garsela.
Selain tekanan dari subduksi, kawasan tempat Sesar Garsela berada, yang membentang dari timur laut Kertasari hingga dekat Gunung Papandayan, diyakini memiliki struktur geologi yang relatif lebih rapuh. Kondisi ini menyebabkan area tersebut lebih mudah mengalami pergeseran lempeng tektonik, yang sering kali memicu terjadinya gempa bumi.
Panjang keseluruhan Sesar Garsela mencapai 36 kilometer, dengan dua segmen utamanya, yaitu segmen Rakutai sepanjang 19 kilometer dan segmen Kencana sepanjang 17 kilometer. Keberadaan sesar sepanjang ini menambah potensi gempa kuat dan berulang di kawasan tersebut.
Meski begitu, penelitian yang lebih mendalam tentang kondisi bawah permukaan di kawasan ini masih sangat terbatas. Akibatnya, rincian mengenai struktur geologi serta distribusi zona lemah belum sepenuhnya terungkap.
Keterbatasan data ini menghambat pemahaman menyeluruh tentang mengapa Sesar Garsela menunjukkan aktivitas gempa yang lebih intens dibandingkan dengan area lain di Jawa.
Oleh karena itu, diperlukan studi lanjutan untuk memperjelas karakteristik sesar ini dan mengurangi risiko bencana di masa depan.
Potensi Gempa di Zona Sesar Garsela
Kemungkinan terjadinya gempa yang diakibatkan oleh Sesar Garsela hingga kini belum bisa dipastikan secara akurat, terutama dalam hal perkiraan kekuatan maksimal gempa yang dapat dipicu oleh patahan tersebut. Firman menjelaskan bahwa hal ini dipengaruhi oleh terbatasnya data yang tersedia serta kurangnya informasi yang menyeluruh mengenai aktivitas sesar ini.
Baca Juga: Sesar Garsela di Mana? Patahan yang Menjadi Pemicu Gempa Bumi Bandung
Saat ini, Pusat Survei Geologi (PusSGeN) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengintensifkan penelitian terkait Sesar Garsela untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci, termasuk potensi kekuatan gempa maksimum yang mungkin terjadi.
Meskipun demikian, dengan mengacu pada kejadian gempa yang dipicu oleh sesar-sesar aktif lainnya di Pulau Jawa, Sesar Garsela diperkirakan berpotensi menimbulkan gempa berkekuatan antara magnitudo 6 hingga 6,5. Penelitian yang dilakukan oleh PusSGeN pada tahun 2017 juga telah membuktikan bahwa sesar ini masih aktif, sehingga risiko terjadinya gempa besar di masa mendatang tetap harus diwaspadai.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa akibat aktivitas Sesar Garsela sangat bergantung pada beberapa faktor, antara lain jarak dari pusat gempa, kondisi tanah di area terdampak, serta kualitas infrastruktur dan bangunan di wilayah tersebut.
Sebagaimana yang terjadi pada gempa baru-baru ini, wilayah Kertasari mengalami kerusakan yang cukup parah karena posisinya sangat dekat dengan pusat gempa. Oleh karena itu, penting untuk terus melakukan pemantauan terhadap hasil penelitian terbaru mengenai Sesar Garsela agar risiko bencana di kawasan yang rawan dapat diminimalisasi.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama
Berita Terkait
-
Sesar Garsela di Mana? Patahan yang Menjadi Pemicu Gempa Bumi Bandung
-
Lokasi Sesar Garsela di Mana? Sejarah Mencatat Jadi yang Teraktif di Jabar
-
Gempa 4.4 Magnitudo Guncang Sukabumi, Getarannya Terasa ke Bogor Hingga Garut
-
Pagi Ini, Gempa Bumi Bermagnitudo 4.4 Guncang Sukabumi
-
Bencana Ganda Guncang Jepang, Gempa dan Hujan Deras Tewaskan Sejumlah Warga
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Diungkap KPK, Ustaz Khalid Basalamah Beralih dari Haji Furoda ke Khusus Gegara Dihasut Oknum Kemenag
-
KPK Ungkap Modus 'Pecah Kuota' Biro Haji: Sengaja Ciptakan Kelangkaan Demi Harga Mahal
-
Tanggapi Komeng dan Pramono Soal Banjir, PSI Desak Pemprov DKI Ikut Perbaiki Wilayah Hulu
-
Bus Transjakarta Pagi-pagi Buta Tabrak 4 Ruko di Cakung Jaktim, Banyak Korban!
-
Rp 1 Triliun Menguap, Siapa Oknum Pejabat Kemenag yang Dilobi Asosiasi Travel Haji di Jakarta?
-
Buka Peluang Periksa Menhut Raja Juli dan Eks Menteri LHK Siti Nurbaya, KPK Ungkap Alasannya!
-
Usai Periksa Dirjen PHU Kemenag, KPK Akui Kejar Juru Simpan Hasil Korupsi Kuota Haji
-
Nyesek! Disita KPK dari Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Haji, Uang Jemaah Tak Bisa Kembali?
-
KPK Ungkap Kasus Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Rugikan Negara Hingga Rp 254 Miliar
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!