Suara.com - Kekerasan terus melanda Lebanon selatan saat serangan udara yang intens dilakukan oleh pasukan Israel. Pekerja darurat melaporkan bahwa mereka kini menjadi sasaran serangan secara langsung.
Beberapa ambulans dan stasiun penyelamatan dihancurkan, sementara banyak kru Pertahanan Sipil tewas.
"Kami benar-benar mendapat serangan khusus," ujar Sayyed Abdullah, kepala Pertahanan Sipil di Lebanon Selatan, dikutip suara.com melalui sky news.
Ia menyebutkan bahwa 40 ambulans hancur total, sementara 24 stasiun penyelamatan terkena dampak. Serangan ini terjadi di tengah upaya mereka untuk mengevakuasi korban ledakan bom.
Beberapa kru Pertahanan Sipil terbunuh, termasuk tujuh petugas yang tewas dalam satu serangan di Beirut. Kondisi ini semakin membahayakan nyawa para pekerja tanggap darurat yang berusaha menyelamatkan korban di wilayah yang terus-menerus dihantam serangan udara.
Seorang petugas senior Pertahanan Sipil mengatakan bahwa tim pertama yang dikirim untuk menyelamatkan korban bom ditembak, dan tim kedua yang mencoba menyelamatkan mereka juga mengalami hal yang sama.
"Palang Merah akhirnya datang untuk menyelamatkan mereka, tapi mereka juga diserang," tambahnya.
Serangan ini terus terjadi setiap hari, membuat tugas para dokter, perawat, dan petugas penyelamat menjadi semakin berbahaya. Dr. Hussam Telleih, seorang dokter muda di Lebanon, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa rumah sakit mereka juga bisa menjadi sasaran, sebagaimana yang terjadi di Gaza.
"Kami sepenuhnya menyangkal adanya senjata di rumah sakit ini, tetapi kami khawatir kami yang akan diserang berikutnya," ujarnya.
Di tengah kekacauan, seorang pemuda yang selamat dari serangan udara menceritakan pengalamannya.
"Itu semua bohong," katanya.
"Kami warga sipil, dan paman saya tewas tanpa melakukan apa-apa." lanjut pemuda itu.
Sementara situasi semakin memanas, ledakan dari roket Israel terus terdengar, dan situasi di wilayah tersebut tampaknya belum akan mereda dalam waktu dekat. Serangan ini telah menyebabkan kehancuran besar di Lebanon selatan, dan kekhawatiran akan eskalasi konflik semakin meningkat.
Berita Terkait
-
Momen Pembebasan Wanita Yazidi yang Diculik ISIS dan Ditahan Hamas 10 Tahun, Kini Kembali ke Keluarga
-
Israel Sebut Sekjen PBB 'Persona Non Grata', Dikecam Prancis dan Norwegia
-
Perang Timur Tengah: Rusia Kecam Israel, Pererat Hubungan dengan Iran
-
Kembali Serang Beirut, Israel Incar Pimpinan Hizbullah Lainnya
-
Singgung Rezim Zionis, Presiden Iran Kecam Keras Campur Tangan Asing di Timur Tengah
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
Terkini
-
Presiden Prabowo Turun Tangan Atasi Kasus Keracunan MBG, Ini Instruksi Detailnya!
-
Terungkap! Ini Identitas dan Pangkat Anggota TNI Penganiaya Pegawai Artis Zaskia Adya Mecca
-
Cuaca Hari Ini: BMKG Rilis Peringatan Dini Hujan Lebat dan Angin Kencang di 8 Kota Besar
-
Agus Suparmanto Ungkap Tantangan Terbesar PPP Usai Muktamar: Pulihkan Kepercayaan Umat
-
Peta Politik Baru di Meja Bundar Munas PKS: Dasco, Utut hingga Cucun Duduk Satu Meja
-
Cak Imin 'Deg-degan' pada Dasco di Munas PKS, Sinyal Politik di Balik Tawa Hadirin
-
Anak 10 Tahun di Tangerang Diduga Diculik Badut, Keluarga Minta Bantuan Warga
-
Ketum PPP Agus Suparmanto Tegas Akan Tindak Kader yang Abaikan Aspirasi Umat
-
Veronica Tan Apresiasi Program Dua Telur Sehari di Kalteng, Selaras dengan MBG Presiden Prabowo
-
Indef Sebut Tantangan Perbankan Ada di Daya Beli, Bukan Soal Likuiditas