Suara.com - Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan alasannya mengambil gelar doktor yang kedua di Universitas Indonesia (UI). Padahal sejatinya, Hasto sudah meraih gelar doktor ilmu pertahanan lewat teori geopilitik Soekarno yang dia temukan di Universitas Pertahanan RI.
Hasto Kristiyanto mengungkapkan, jika keputusannya mengambil gelar doktor keduanya di UI ini semata-mata ingin menghormati bahwa Indonesia dibangun dengan tradisi intelektual yang luar biasa dari seluruh pemimpin bangsa.
Hal itu disampaikan Hasto ketika menjawab pertanyaan dari penguji Prof. Dr. Drs. Bambang Shergi Laksono dalam sidang terbuka promosi Doktor atas dasar disertasi berjudul ‘Kepemimpinan Strategis Politik, Ideologi, dan Pelembagaan Partai serta Relevansinya terhadap Ketahanan Partai: Studi pada PDI Perjuangan’ di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Jumat (18/10/2024).
Awalnya, Bambang Shergi Laksono mendapatkan kesempatan memberikan pertanyaan kepada Hasto sebagai promovendus.
Bambang pun memberikan pertanyaan yang bersifat personal. Di mana, dia menanyakan perihal gelar doktor yang telah didapat oleh Hasto dari Universitas Pertahanan. Namun, Hasto kini kembali mengambil gelar doktor keduanya di Universitas Indonesia.
“Saya izin menanyakan yang mungkin sifatnya personal ya. Sebenarnya Pak Hasto ini sudah doktor di Universitas Pertahanan. Pengenalan saya terhadap Pak Hasto, memang tidak ingin mencari-cari gelar sebetulnya,” tanya Bambang.
“Apa kaitan dari pemikiran Pak Hasto dengan di Unhan yang memberikan gambaran tentang idealisme kepemimpinan Indonesia di panggung dunia,” sambungnya.
Hasto mengawali jawabannya dengan mengutip perkataan Presiden Pertama RI Ir Soekarno, bahwa ilmu pengetahuan harus berguna bagi amal kemanusiaan.
Lewat pesan Bung Karno itu, dia menegaskan bahwa dirinya menggambil gelar doktor di UI bukan untuk mencari gelar. Tapi untuk menghargai para tokoh bangsa yang membangun Indonesia lewat tradisi intelektual.
Bahkan, suara Hasto sampai bergetar ketika studinya ini dipersembahkan untuk para tokoh bangsa.
“Saya mengambil doktor kedua di UI ini bukan untuk mencari gelar, Tetapi untuk menghormati bahwa Indonesia ini dibangun dengan tradisi intelektual yang luar biasa dari seluruh pemimpin bangsanya,” kata Hasto dengan suara bergetar.
“Tradisi intelektual Soekarno yang kami rumuskan dalam disertasi pertama muncul dari dialektika terhadap sejarah Nusantara, sejarah dunia. Bagaimana kemerdekaan Indonesia untuk membangun persaudaraan dunia Bagaimana di situ seluruh pemimpin bangsa Bung Karno, Bung Hatta, Syahrir, dan lain sebagainya, berpikir bagaimana melalui kepemimpinan intelektual itu Indonesia bisa menjadi pemimpin diantara bangsa-bangsa,” lanjut Hasto.
Hasto juga mengulas soal Pancasila adalah ideologi geopolitik untuk menjawab sistem internasional yang anarkis yang selalu dihadapkan pada perang. Namun, bangsa Indonesia berhasil menciptakan Pancasila sebagai supremasi dari ideologi-ideologi besar dunia.
Politisi asal Yogyakarta ini juga menceritakan jika Bung Karno telah merancang kemerdekaan Indonesia pada usia 16 tahun. Lalu, pada usia 26 tahun mendirikan PNI.
Di mana, kata dia, Bung Karno tidak pernah berpikir bahwa syarat negara merdeka adalah timbunan uang, tetapi digerakkan oleh sesuatu kekuatan ide bahwa Indonesia merdeka bisa melawan berbagai bentuk imperialisme dan kolonialisme.
Berita Terkait
-
Di Sidang Terbuka Promosi Doktor, Hasto Singgung Abuse Of Power Jokowi Di Pilpres 2024: Bikin Rusak Demokrasi
-
Berkebaya Merah, Megawati Hadiri Sidang Promosi Doktoral Hasto Di UI, Ada Rocky Gerung
-
Muhadjir Singgung Gelar Doktor Bahlil Diraih Kurang Dari 2 Tahun Di UI: Luar Biasa Itu, Saya 6 Tahun Di Unair
-
Guru Besar UPI Sebut Pendidikan S3 Jalur Riset Seperti Bahlil Tak Bisa Ditempuh Sembarang Orang
-
Bahlil Lahadalia Lulus S3 dengan 'Kecepatan' 1,8 Tahun, Guru Besar UPI: Luar Biasa!!
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?