Suara.com - Pemerintah China menyatakan kekhawatirannya terkait dampak kemenangan calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, terhadap hubungan Amerika Serikat dan Taiwan. Dengan menyentil slogan “America First” yang sering diserukan Trump, China mengisyaratkan bahwa kemenangan Trump bisa berujung pada Taiwan menjadi "anak terbuang" bagi AS.
Trump, yang saat ini bersaing ketat dengan Wakil Presiden Kamala Harris, berulang kali menyatakan bahwa Taiwan harus membayar untuk mendapatkan perlindungan dari AS. Trump juga menuduh Taiwan “mencuri” bisnis semikonduktor dari Amerika. Dalam kampanyenya, Trump bahkan berjanji akan menerapkan tarif tinggi pada China jika negara tersebut melanggar wilayah Taiwan.
Menanggapi hal ini, Zhu Fenglian, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, menilai rakyat Taiwan memiliki pemahaman jelas mengenai kebijakan AS.
“Apakah Amerika Serikat mencoba melindungi atau justru merugikan Taiwan, sebagian besar rekan senegara Taiwan kami telah membuat penilaian yang rasional. Mereka tahu bahwa AS selalu mengutamakan kepentingannya sendiri," ujarnya dalam konferensi pers.
Zhu menggambarkan posisi Taiwan seperti pion dalam permainan Go, di mana bidak kecil sering dikorbankan untuk tujuan strategis yang lebih besar.
"Taiwan sewaktu-waktu bisa berubah dari pion menjadi anak terbuang," tambah Zhu tanpa menyebut nama Trump secara langsung.
Posisi ini semakin memperlihatkan skeptisisme China terhadap komitmen Amerika Serikat dalam mendukung Taiwan. Walaupun AS tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taipei, negara tersebut tetap terikat secara hukum untuk menyediakan sarana pertahanan bagi Taiwan.
Sejak kepresidenan Trump di tahun 2017, Amerika telah memperkuat dukungan militer untuk Taiwan, yang tetap dilanjutkan oleh Presiden Joe Biden. Pekan lalu, Washington bahkan mengumumkan paket penjualan senjata senilai hampir $2 miliar untuk Taiwan, termasuk sistem rudal canggih.
Zhu memberikan peringatan kepada pemerintah Taiwan yang dipimpin Presiden Lai Ching-te, yang disebutnya sebagai separatis. Ia menegaskan bahwa pembelian senjata tidak akan membeli keamanan. Pernyataan tersebut jelas menyoroti pandangan skeptis Beijing terhadap pendekatan Taiwan yang berusaha memperkuat hubungan militer dengan AS.
Baca Juga: Piala Asia U-20 di Depan Mata, Timnas Indonesia Berupaya Jaga Kondisi Tubuh
Menteri Ekonomi Taiwan, Kuo Jyh-huei, enggan berkomentar panjang mengenai hal ini, mengingat situasi kampanye pemilu AS yang masih berlangsung.
“Saya berharap Amerika Serikat sukses dalam pemilihan demokratisnya,” ujar Kuo secara diplomatis.
Di sisi lain, Taiwan tetap mempertahankan sikap tegasnya bahwa masa depan pulau tersebut hanya bisa ditentukan oleh rakyatnya sendiri, sebuah prinsip yang secara terang-terangan bertentangan dengan klaim kedaulatan Beijing. Dengan semakin intensnya persaingan politik di AS, posisi Taiwan tampaknya akan terus berada di persimpangan, di antara ambisi geopolitik AS dan China yang terus meningkat.
Berita Terkait
-
Piala Asia U-20 di Depan Mata, Timnas Indonesia Berupaya Jaga Kondisi Tubuh
-
Dua Wanita Dikeluarkan dari Penerbangan Menuju Texas Gara-gara Berkelahi soal Topi Donald Trump
-
Anak Donald Trump Bocorkan Nasib Pangeran Harry Jika Ayahnya jadi Presiden AS
-
Produsen Otomotif Eropa Mulai Ketar-Ketir Dibuat Merek China
-
45 Juta Warga AS Sudah Memilih, Trump Atau Harris Yang Menang?
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Pengacar Arya Daru Pangayunan Minta Polisi Dalami Sosok Vara dan Dion, Siapa Dia?
-
Guru Besar IPB: Petani Dituntut Taat Kebijakan, Tapi Bantuan Benih dan Pupuk Masih Jauh dari Cukup
-
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Dugaan Korupsi Program Digitalisasi Pendidikan
-
1.300 UMKM Siap Unjuk Gigi di Kompetisi Perdana Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas
-
Merasa Terlindungi, Barang Pemberian Kapolda Herry Heryawan Bikin Penyandang Tunarungu Ini Terharu
-
Kolaborasi Bareng DPRD DKI, Pramono Resmikan Taman Bugar Jakbar
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya