Suara.com - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, resmi menunjuk Israel Katz sebagai Menteri Pertahanan baru, menggantikan Yoav Gallant yang diberhentikan dari jabatan tersebut. Keputusan ini diambil setelah Netanyahu mengungkapkan bahwa ia tidak lagi percaya pada cara Gallant menangani operasi militer Israel, termasuk perang yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon.
Israel Katz, sosok yang memiliki pengalaman politik panjang namun dengan latar belakang militer yang berbeda dari pendahulunya, dianggap akan membawa pendekatan baru dalam strategi pertahanan Israel.
Lahir di Ashkelon pada tahun 1955, Katz bergabung dengan militer pada tahun 1973 dan bertugas sebagai anggota pasukan penerjun payung hingga 1977. Meskipun memiliki pengalaman militer, Katz belum pernah menduduki posisi komando senior seperti Gallant, yang sebelumnya adalah seorang jenderal.
Karier politik Katz cukup panjang, khususnya di bawah naungan partai sayap kanan Likud yang dipimpin oleh Netanyahu. Ia menjadi anggota parlemen (Knesset) sejak 1998 dan telah duduk dalam beberapa komite penting, termasuk komite yang menangani urusan luar negeri, pertahanan, dan keadilan.
Sejak itu, Katz dikenal sebagai politisi yang kerap berpindah jabatan dengan memegang sejumlah posisi kementerian strategis, seperti menteri pertanian, transportasi, intelijen, keuangan, dan energi.
Sebagai mantan Menteri Luar Negeri, Katz juga memiliki sejarah hubungan yang cukup kontroversial dengan pihak internasional. Pada tahun 2019, ia pernah mendeklarasikan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, sebagai persona non grata karena dianggap gagal mengecam secara tegas serangan misil Iran terhadap Israel.
Sikapnya yang tegas ini berlanjut dengan memerintahkan proses hukum terhadap Presiden Prancis, Emmanuel Macron, setelah Prancis melarang perusahaan Israel berpartisipasi dalam pameran perdagangan militer di Paris.
Namun, dalam interaksi Israel-AS, Katz cenderung menjadi sosok yang relatif rendah profil. Saat Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, melakukan 11 kunjungan ke Israel sejak Oktober 2023, Katz hanya bertemu beberapa kali dengannya, berbeda dengan Gallant yang lebih sering terlibat dalam dialog langsung.
Di luar karier politiknya, Katz menempuh pendidikan tinggi di Universitas Ibrani Yerusalem dan telah menikah dengan dua anak. Dikenal sebagai sosok dengan gaya kepemimpinan yang tenang namun tegas, Katz diyakini akan menghadapi tantangan besar dalam memimpin kementerian pertahanan, terutama di tengah situasi yang kian memanas di Gaza dan Lebanon.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Netanyahu Pecat Menhan Israel Yoav Gallant di Tengah Konflik Gaza
Penunjukan Katz ini menandai babak baru dalam kebijakan militer Israel yang tengah berada di bawah sorotan internasional. Dengan berbagai latar belakang dan pengalaman yang dimilikinya, menarik untuk dilihat bagaimana ia akan membawa Israel menghadapi tantangan keamanan regional yang semakin kompleks.
Berita Terkait
-
Ternyata Ini Alasan Netanyahu Pecat Menhan Israel Yoav Gallant di Tengah Konflik Gaza
-
Netanyahu Pecat Menteri Pertahanan di Tengah Memanasnya Perang
-
Tegang! AS vs Israel: Bantuan ke Gaza Jadi Titik Panas Hubungan dengan Sekutu?
-
Perwira Israel Bunuh Diri Setelah Dipanggil Tugas Aktif, Picu Kekhawatiran Lonjakan Kasus Serupa
-
Israel Batasi 30 Truk Logistik untuk 2 Juta Jiwa di Gaza, Krisis Kemanusiaan Memburuk
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Raja Abdullah II Anugerahkan Prabowo Tanda Kehormatan Bejeweled Grand Cordon Al-Nahda, Ini Maknanya
-
Bawaslu Ungkap Upaya Digitalisasi Pengawasan Pemilu di Tengah Keterbatasan Anggaran
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap