Suara.com - Sumy, sebuah wilayah di timur Ukraina yang berbatasan langsung dengan Rusia, kembali menjadi sasaran serangan mematikan. Dalam serangan drone yang terjadi pada malam hari, sebuah asrama di salah satu institusi pendidikan di kota Glukhiv hancur.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengonfirmasi bahwa tujuh orang, termasuk seorang anak, kehilangan nyawa dalam insiden tragis ini.
“Serangan ini menghancurkan sebuah asrama. Saat ini, tujuh orang dipastikan tewas, termasuk seorang anak. Lebih dari sepuluh lainnya terluka, termasuk dua anak, dan kami masih mencari korban yang mungkin terperangkap di bawah puing-puing,” ujar Zelenskyy melalui media sosial.
Dalam unggahannya, Zelenskyy juga membagikan video dramatis yang memperlihatkan tim penyelamat bekerja di lokasi kejadian pada dini hari.
Dalam rekaman tersebut, terlihat petugas membawa jenazah korban dalam kantong mayat hitam, sementara mereka terus menggali reruntuhan untuk menemukan korban lain.
Glukhiv, kota kecil dengan populasi pra-perang sekitar 30.000 orang, hanya berjarak sekitar 10 kilometer dari perbatasan Rusia.
Lokasinya yang strategis menjadikannya salah satu target utama dalam konflik yang terus memanas antara Ukraina dan Rusia.
Serangan ini terjadi hanya dua hari setelah serangan rudal Rusia lainnya di wilayah Sumy yang menewaskan delapan orang, termasuk seorang anak.
Serangkaian serangan udara Rusia yang terus terjadi telah meratakan distrik-distrik di dekat garis depan dan menghancurkan fasilitas energi vital di seluruh Ukraina.
Sejak Ukraina meluncurkan serangan darat besar-besaran pada Agustus lalu, wilayah-wilayah seperti Sumy semakin sering menjadi sasaran serangan balasan dari Rusia.
Presiden Zelenskyy kembali menyerukan dukungan internasional untuk menghadapi eskalasi kekerasan ini dan memastikan perlindungan bagi warganya yang terus berada dalam ancaman.
Tragedi ini kembali menyoroti dampak buruk konflik berkepanjangan, terutama bagi warga sipil yang tidak bersalah. Dengan eskalasi serangan udara yang terus meningkat, situasi di wilayah timur Ukraina semakin kritis.
Berita Terkait
-
Puluhan Ribu Warga Rusia Anti Perang Ditahan Selama Ekskalasi Konflik dengan Ukraina, Termasuk Vlogger Anna Bazhutova
-
Anggota Parlemen Ukraina Ngaku Muak dengan Kata Eskalasi: Kami Sudah Kenyang dengan Propaganda Ini
-
Rusia Dikecam Inggris Setelah Veto Resolusi Gencatan Senjata Sudan di PBB
-
Jerman Kirim 4.000 Pesawat Serang Tanpa Awak ke Ukraina
-
Rusia-Ukraina Memanas, Kim Jong Un Langsung Desak Pasukannya untuk Siap Tempur
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Walhi Sumut Bongkar Jejak Korporasi di Balik Banjir Tapanuli: Bukan Sekadar Bencana Alam
-
Jelang Nataru, Kapolda Pastikan Pasukan Pengamanan Siaga Total di Stasiun Gambir
-
Tok! Palu MA Kukuhkan Vonis 14 Tahun Pengacara Ronald Tannur, Lisa Rachmat Gagal Total
-
Hunian Sementara untuk Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun, Begini Desainnya
-
Tragedi Tol Krapyak: Kecelakaan Maut Bus PO Cahaya Trans Tewaskan 16 Orang, Disopiri Sopir Cadangan
-
Menko Yusril Jelaskan Alasan Pemerintah Pilih Terbitkan PP Atur Penugasan Polisi di Jabatan Sipil
-
Kena OTT KPK, Kajari HSU Dicopot Jaksa Agung, Satu Anak Buahnya Kini Jadi Buronan
-
Pramono Anung Siapkan Insentif untuk Buruh di Tengah Pembahasan UMP 2026
-
Waka BGN Minta Maaf Usai Dadan Dianggap Tak Berempati: Terima Kasih Rakyat Sudah Mengingatkan
-
Ogah Berlarut-larut, Pramono Anung Targetkan Pembahasan UMP Jakarta 2026 Rampung Hari Ini