Suara.com - Ketegangan kembali meningkat di Selat Taiwan setelah militer Taiwan mengumumkan siaga tinggi dan menggelar latihan kesiapan tempur pada Senin (24/6). Langkah ini diambil sebagai respons terhadap keberadaan kapal perang dan kapal penjaga pantai China yang terdeteksi beroperasi di perairan sekitar Taiwan.
Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan (MND) dalam pernyataannya menegaskan bahwa latihan ini dilakukan dengan mempertimbangkan ancaman musuh, kondisi cuaca, serta taktik posisi militer di lapangan.
"Sebagai respons terhadap tindakan PLA (Tentara Pembebasan Rakyat China), MND telah memulai latihan kesiapan tempur dengan meningkatkan kesiagaan militer pada level tertinggi," tulis MND.
Latihan ini juga dipicu oleh pembatasan ruang udara di pesisir China yang diberlakukan Beijing secara sepihak. Namun, hingga berita ini diturunkan, tidak ada pengumuman resmi dari PLA maupun media pemerintah China terkait peningkatan aktivitas militer tersebut.
Respons Taiwan terhadap Tekanan China
Situasi ini terjadi di tengah spekulasi bahwa China tengah mempersiapkan latihan militer sebagai tanggapan atas kunjungan Presiden Taiwan Lai Ching-te ke kawasan Pasifik pekan lalu.
Kunjungan tersebut mencakup dua persinggahan di wilayah AS, termasuk pertemuan Lai dengan Ketua DPR AS, Mike Johnson, di Guam pada Kamis lalu. Pertemuan ini memicu kritik tajam dari Beijing.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China sebelumnya mengecam Taiwan dan memperingatkan bahwa mencari kemerdekaan dengan dukungan AS hanya akan menemui jalan buntu. Beijing juga meminta AS untuk berhenti mencampuri urusan Taiwan.
Menanggapi potensi latihan militer China, Lai Ching-te menyatakan bahwa intimidasi militer tidak akan menghasilkan penghormatan internasional.
“Mengangkat tinju tidak akan sebaik mengulurkan tangan,” kata Lai.
Baca Juga: Filipina Ancam Kerahkan Kapal Perang, Ketegangan di Laut China Selatan Memanas!
“Sebanyak apa pun latihan militer, kapal perang, atau pesawat tempur yang dikirim China untuk menekan negara-negara tetangga, hal itu tidak akan membawa rasa hormat dari siapa pun,” katanya lagi.
Peningkatan Ketegangan di Selat Taiwan
Kunjungan Presiden Lai ke Pasifik menjadi sorotan internasional karena bertujuan memperkuat hubungan diplomatik Taiwan di kawasan tersebut, terutama di tengah upaya China merebut sekutu Taiwan.
Taiwan, yang menganggap dirinya sebagai negara berdaulat dengan pemerintahan, militer, dan mata uang sendiri, kerap menjadi target klaim kedaulatan China.
Beijing secara tegas menyatakan tidak akan mengesampingkan penggunaan kekuatan militer untuk menyatukan Taiwan dengan daratan utama.
Ancaman ini memaksa Taiwan terus meningkatkan pertahanannya. Negara tersebut sangat bergantung pada penjualan senjata dari Amerika Serikat untuk memperkuat militernya.
Sehari sebelum kunjungan Presiden Lai, AS menyetujui penjualan suku cadang pesawat tempur F-16, sistem radar, dan peralatan komunikasi senilai total 385 juta dolar AS kepada Taiwan.
Berita Terkait
-
Filipina Ancam Kerahkan Kapal Perang, Ketegangan di Laut China Selatan Memanas!
-
Pemakzulan Presiden Korsel: Upaya Darurat Militer Picu Kemarahan Publik
-
Mendagri Korsel Mundur Usai Deklarasi Darurat Militer Picu Kekacauan
-
Partai Berkuasa Boikot Voting Pemakzulan, Nasib Yoon Suk Yeol di Ujung Tanduk?
-
Warga Korea Selatan Desak Yoon Suk Yeol Mundur: Permintaan Maaf Tidak Cukup
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Pramono Pastikan Pedagang Pasar Induk Kramat Jati Tak Direlokasi Usai Kebakaran
-
Dari Jeruji Tahanan, 2 Pentolan AMPB Serukan Warga Pati Tetap Solid Perjuangkan Pemakzulan Sudewo
-
Polisi Periksa 9 Saksi Terkait Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati, Asal Api Diduga dari Kios Cikurai
-
Peta Jalan Penyelesaian HAM Berat Resmi Dirilis, Keadilan Bagi Korban di Ujung Penantian?
-
Eks Menkumham: Posisi Negara Kalah, Diperalat Oligarki untuk Validasi Perampokan Tanah Rakyat
-
Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi, Babak Baru Nasib Roy Suryo Cs Ditentukan Hari Ini?
-
Tim Forensik Polri Sita Barang Bukti Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati, Termasuk CCTV
-
Puncak Musim Hujan Masih Berlangsung, Gubernur Sumbar Imbau Warga Waspadai Bencana Susulan
-
KPK Kembangkan Kasus OTT Abdul Wahid, Rumah Dinas Plt Gubernur Riau Digeledah
-
Pemerintah Sepakat Lindungi PMI, KemenP2MI Teken Perjanjian Kerja Sama dengan Para Mitra Strategis