Suara.com - Komisi Peelindungan Anak Indonesia (KPAI) menekankan bahwa bayi yang meninggal dunia dan diduga tertukar di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih juga memiliki hak atas identitasnya. Oleh sebab itu, KPAI mendorong penyelesaian kasus bayi miliki MR dan FS tersebut.
Dalam kasus tersebut, bayi yang dilahirkan FS di RSIJ pada 16 September lalu dinyatakan meninggal sehari setelahnya oleh rumah sakit. Namun, MR dan FS menduga bayinya tertukar karena panjang bayinya ketika baru lahir dengan jasadnya berbeda hampir dua kali lipat.
"Kami meminta harus dicari kejelasan, karena hak anak yang sudah meninggal adalah mendapatkan kepastian latar belakang meninggalnya karena apa," kata Anggota Komisiomer KPAI Diyah Puspitarini ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (19/12/2024).
Terkait tes DNA, Diyah berharap prosesnya bisa segera diketahui agar kasus tersebut menjadi jelas. Dia mengingatkan, apa pun hasil dari tes tersebut, pihak rumah sakit maupun keluarga bayi harus bisa menerimanya dan bertanggung jawab.
"Tentu saja kami berharap agar segera prosesnya selesai dan kedua belah pihak tetap bertanggung jawab," ujarnya.
KPAI turut menjadi pihak ketiga dari proses mediasi yang dilakukan hari ini antara RSIJ Cempaka Putih dengan keluarga bayi. Mediasi berlangsung selama lebih dari lima jam dan dilakukan secara tertutup.
Anggota Komisioner KPAI, Jasra Putra mengungkapkan bahwa mediasi menghasilkan tiga poin kesepakatan. Salah satunya mengenai hasil tes DNA yang nantinya akan turut melibatkan KPAI.
"Tiga kesepakatan itu ditandatangani, tapi poinnya secara umum mereka bersepakat untuk menunggu hasil tes DNA apapun hasilnya baik positif maupun negatif. Namun ada satu pasal yang di mana nanti KPAI juga ikut dilibatkan terkait, katakanlah, informasi atau implikasi dari pengumuman tes DNA," tuturnya.
Mengenai poin-poin lainnya, Jasra mengaku tidak bisa mengungkapkannya ke publik karena butuh izin dari pihak RSIJ serta keluarga bayi. Dia memastikan bahwa mediasi yang dilakukan eejak pagi itu tidak ada intimidasi dari pihak mana pun.
Baca Juga: Babak Baru Skandal Judol di Komdigi, Polisi Periksa Budi Arie Terkait Kasus Dugaan Korupsi
"Tanpa ada intimidasi kemudian dilakukan secara sadar dan prosesnya saya kira ini cukup lama ya. Tapi kami tidak apa-apa asalkan kualitas hasil mediasi itu. Bagi kami adalah agar para pihak secara sadar dan bertanggung jawab bisa menjalankan hasil keputusan tersebut," ucap Jasra.
Berita Terkait
-
Kasus Bayi Meninggal Diduga Tertukar, Dirut RSIJ Cempaka Putih Jamin Pihak Keluarga Bisa Dapat Rekam Medis
-
Usut Kasus Bayi Diduga Tertukar di RSI Cempaka Putih, Kuburannya Dibongkar Polisi Hari Ini
-
Usut Kasus Bayi Meninggal Diduga Tertukar, Dinkes Ancang-ancang Beri Sanksi jika RSIJ Cempaka Putih Terbukti Lalai
-
Kasus Bayi Diduga Tertukar di RS Kawasan Cempaka Putih: Orang Tua Dilarang Lihat hingga Sudah Terbungkus Kain Kafan
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
ICW-KontraS Laporkan Dugaan 43 Polisi Lakukan Pemerasan ke KPK
-
Kapolri Minta Pengemudi Bus Tak Paksakan Diri Saat Mudik Nataru
-
Drama 2 Jam di Sawah Bekasi: Damkar Duel Sengit Lawan Buaya Lepas, Tali Sampai Putus
-
ICW Tuding KPK Lamban, 2 Laporan Korupsi Kakap Mengendap Tanpa Kabar
-
Berlangsung Alot, Rapat Paripurna DPRD DKI Sahkan Empat Raperda
-
Anti-Macet Horor! Ini 7 Taktik Jitu Biar Liburan Nataru 2025 Kamu Gak Habis di Jalan
-
Mensos Usulkan Kenaikan Dana Jaminan Hidup Korban Bencana, Rp 10 Ribu per Hari Dinilai Tak Relevan
-
Kaleidoskop Jakarta 2025: Wajah Baru DKJ, Amukan Si Jago Merah, hingga Banjir Tetap Jadi Langganan
-
Pramono Anung Umumkan UMP Jakarta Besok: Mudah-Mudahan Nggak Ada yang Mogok Kerja!
-
Empat Pekan Pascabencana Sumatra, Apa Saja yang Sudah Pemerintah Lakukan?