Suara.com - Seniman Yos Suprapto secara tegas menyatakan bahwa terdapat ketidaksepakatan antara dirinya, Galeri Nasional Indonesia (GalNas), dan mantan kurator menjadi alasan di balik keputusannya untuk menarik karya-karyanya dari pameran yang sedianya telah digelar.
"Kita sepakat untuk tidak sepakat tentang pendekatan karya dan narasi dari karya yang ada kaitannya dengan tema pameran ini," kata Yos Suprapto kepada media saat ditemui di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (23/12/2024).
Ia juga mengungkapkan bahwa mantan kurator yang sebelumnya terlibat telah mengundurkan diri secara resmi dari program kuratorial.
Kondisi tersebutlah yang membuat Yos memutuskan untuk membawa pulang karya-karyanya dari Galeri Nasional.
"Saya menunggu direktur GalNas yang katanya sedang ada pertemuan di Senayan. Tapi kalau menunggu terlalu lama, saya akan mendatangi Satpam untuk meminta kunci. Hari ini, saya akan turunkan karya-karya saya," ungkapnya sebagaimana dilansir Antara.
Yos Suprapto pun menambahkan bahwa ia kini bersiap untuk segera mengambil langkah tersebut, menandai akhir dari polemik yang mengiringi rencana pamerannya.
Bahkan, Yos sendiri sudah menyiapkan mobil truk yang disiagakan untuk mengangkut lukisan-lukisannya yang berada di dalam GalNas.
Di sisi lain, Yos merasa karya-karyanya tersebut dibuat berdasarkan hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukan, dan dituangkan menjadi karya seni.
Lukisan-lukisan dan instalasi yang rencananya akan dipamerkan itu menyoroti isu kerusakan tanah dan pentingnya metode pertanian berkelanjutan.
Baca Juga: Pameran Yos Suprapto Dibredel, Dandhy Laksono Ucap Terima Kasih ke Fadli Zon: Hidup Lekra!
Pameran Yos yang mengangkat tema “Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan” itu bertujuan untuk menyoroti bagaimana tanah pertanian petani semakin dimarjinalkan.
Semestinya pameran yang menampilkan sebanyak 30 lukisan tersebut digelar dan dibuka untuk umum pada 20 Desember lalu hingga 19 Januari mendatang di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia di Gambir, Jakarta Pusat.
Tag
Berita Terkait
-
Rahasia Diet Menteri Kebudayaan Fadli Zon: Turun Drastis 40 Kilo sampai Dibilang 'Ketok Magic'
-
Total Kekayaan Fadli Zon, Disebut Tak Pantas Jadi Menteri Kebudayaan!
-
Pameran Yos Suprapto Dibredel, Dandhy Laksono Ucap Terima Kasih ke Fadli Zon: Hidup Lekra!
-
Amnesty Internasional Jelaskan Makna Lukisan Yos Suprapto yang Gagal Dipamerkan di Galeri Nasional
-
Bantah Beredel Pameran Yos Suprapto, Fadli Zon: Lukisannya Mengandung Ketelanjangan
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta