Suara.com - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, tampaknya memilih pendekatan berbeda dengan mengedepankan harmoni sebagai strategi utama sebelum masa pemerintahannya dimulai. Langkah ini dinilai sebagai upaya menciptakan stabilitas politik, sehingga pemerintahannya dapat lebih fokus pada isu-isu krusial seperti ekonomi.
Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy atau biasa disapa Rommy, menyoroti pendekatan ini sebagai langkah yang tidak biasa. Menurutnya, harmoni menjadi fondasi utama dalam strategi Prabowo.
“Pak Prabowo itu kan pikirannya harmoni banget. Lihat cara beliau menyusun kabinet, jumlahnya aja dibanyakin untuk mengakomodir semua elemen, kebutuhan, keinginan, permintaan. Dari situ saja sudah kelihatan bahwa Pak Prabowo itu sebenarnya bukan orang yang suka bermusuhan,” ujar Romy.
Pendekatan inklusif Prabowo dianggap berbeda dengan gaya kepemimpinan lainnya yang kerap menekankan perbedaan atau bahkan konflik.
Romy menambahkan bahwa Prabowo tampaknya sadar bahwa perpecahan politik hanya akan menghabiskan energi yang seharusnya dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi ekonomi nasional.
“Buat Pak Prabowo, persoalan bangsa ini terlalu besar hanya sekadar dihabiskan waktu untuk bermusuhan,” jelas Romy dalam unggahan akun YouTube Total Politik, Senin (30/12/2024).
Rekonsiliasi Sebagai Prioritas
Romy juga menyoroti bahwa langkah Prabowo mencerminkan upaya rekonsiliasi dalam politik nasional. Hal ini terlihat dari struktur kabinet yang inklusif, yang bertujuan merangkul berbagai elemen politik sebelum ia mulai menjabat.
“Pak Prabowo ingin semua urusan politik selesai sebelum beliau menjabat sehingga fokus beliau adalah ekonomi,” tegasnya.
Baca Juga: Didampingi Sri Mulyani, Prabowo Tiba di Kantor Kemenkeu, Umumkan PPN 12 Persen?
Selain itu, Romy menilai bahwa langkah ini dapat menjadi pijakan untuk membentuk arah demokrasi Indonesia ke depan. Menurutnya, model demokrasi Asia, terutama di Asia Tenggara yang cenderung terpimpin, bisa menjadi alternatif yang sesuai dengan kebutuhan bangsa.
“Asia Tenggara demokrasinya itu memang cenderung demokrasi terpimpin. Perbedaan demokrasi Asia dengan demokrasi Barat itu bukan kemunduran,” ungkap Romy.
Menekan Biaya Politik
Dengan pendekatan harmoni ini, Prabowo juga dipandang ingin menekan biaya politik yang tinggi dan menghindari potensi konflik berkepanjangan. Romy menyebutkan bahwa langkah ini selaras dengan kebutuhan untuk melakukan reformasi terhadap sistem politik di Indonesia.
“Kita harus berani melakukan koreksi total terhadap arah perjalanan bangsa ini termasuk demokrasi,” tambahnya.
Pendekatan ini menjadi sorotan publik sebagai langkah strategis Prabowo dalam menciptakan landasan politik yang stabil, sehingga ia dapat fokus mengatasi tantangan utama bangsa, khususnya di bidang ekonomi. (Kayla Nathaniel Bilbina)
Berita Terkait
-
Didampingi Sri Mulyani, Prabowo Tiba di Kantor Kemenkeu, Umumkan PPN 12 Persen?
-
Dari 23 Ribu Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Selama 2024, 52 Persen Terselesaikan
-
Prabowo Beri Kesempatan Koruptor Kembalikan Hasil Korupsi Diam-diam, Pandji Pragiwaksono: Ngapain Pikirin Perasaan?
-
Sore Ini, Presiden Prabowo Bakal Kasih Kejutan Soal Nasib PPN 12 Persen
-
Bahlil Bongkar Isi Pertemuan Prabowo dan Ketum Parpol di Kertanegara, Singgung Soal Evaluasi
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta