Suara.com - Amerika Serikat (AS) merespon adanya negosiasi gencatan senjata Jalur Gaza, Palestina yang diselenggarakan di Doha, Qatar antara Israel dan Hamas.
AS sendiri melalui juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby mengatakan bahwa itu adalah sebuah kabar gembira di tahun baru 2025 ini.
"Kami kira ini adalah langkah yang baik, dan tentu saja tidak mengurangi harapan kami bahwa kesepakatan dapat tercapai. Kami percaya bahwa kesepakatan baru ini sangat mendesak dan mungkin tercapai, dan sekali lagi, kami menyambut keputusan Israel untuk mengirim tim lain ke Doha," ujarnya, dilansir dari Antara, Sabtu (4/1/2025).
"Presiden telah menegaskan bahwa tim keamanan nasionalnya akan terus terlibat hingga akhir, dan kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk melihat apakah kami dapat menengahi kesepakatan gencatan senjata baru yang akan memulangkan para sandera," katanya.
"Jadi, saya belum memiliki kabar terbaru atau pengumuman tentang partisipasi secara langsung, tetapi saya dapat mengatakan bahwa kami pasti akan tetap fokus pada hal ini," katanya menambahkan.
"Dan sekali lagi, kami menyambut baik keputusan Israel untuk mengirim tim lain ke Doha. Kami melihat ini sebagai langkah yang menggembirakan," tambahnya.
Pada Jumat pagi, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa ia setuju untuk mengirim tim ke ibu kota Qatar guna membahas pembebasan sandera Israel yang masih ditahan di Gaza.
Delegasi tersebut mencakup pejabat senior dari militer, badan intelijen Mossad, dan badan keamanan dalam negeri, Shabak, menurut pernyataan itu, tanpa mengungkapkan identitas para anggota delegasi.
Dalam beberapa bulan terakhir, Hamas berulang kali menyatakan kesediaannya untuk menegosiasikan pertukaran tahanan dan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel. Pada Mei, kelompok itu menyepakati usulan dari Presiden AS Joe Biden.
Baca Juga: Nasib Gaza Diputuskan di Doha, Hamas dan Israel Bernegosiasi di Tengah Tekanan Internasional
Sejumlah pemimpin oposisi dan keluarga sandera menuding Netanyahu memblokir kesepakatan untuk mempertahankan posisi politiknya.
Sementara, sejumlah menteri berhaluan ekstremis, termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, mengancam akan menggulingkan pemerintahan jika gencatan senjata di Gaza disepakati.
Lebih dari 45.650 orang di Gaza telah tewas sejak Israel memulai perangnya di daerah kantong pesisir terkepung itu menyusul serangan lintas batas Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Serangan yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel, dan membawa sekitar 250 orang lainnya ke Gaza sebagai sandera. Hampir 100 sandera masih tertahan di Gaza.
Pada November, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Firli Bahuri Sambut Rencana Amnesti: Desak SP3 untuk Akhiri Status Tersangka Menggantung
-
Tragedi Longsor Cilacap: Belasan Rumah Terkubur, 20 Warga Masih dalam Pencarian Dramatis
-
Gegara Rokok, Bripda TT Tega Aniaya 2 Siswa SPN Hingga Viral, Kapolda NTT Tak Tinggal Diam
-
Fakta-fakta Roy Suryo Cs Diperiksa 9 Jam di Kasus Ijazah Jokowi, Berakhir Tak Ditahan
-
Meski Lebih Efisien, TII Ungkap Tantangan Baru dalam Pemisahan Jadwal Pemilu
-
Proyek Mal Mewah di Kelapa Gading Digerebek, 14 WNA China Kepergok Jadi Kuli Bangunan
-
Bobby Nasution Terseret Dugaan Korupsi Jalan, KPK Berani Penuhi Perintah Pengadilan?
-
Fandom Travel Jadi Sorotan di TOURISE 2025: Konten Hiburan yang Mendorong Kunjungan Wisata
-
Erika Carlina Kembali Bertemu DJ Panda di Polda, Pintu Damai Mulai Terbuka?
-
Denny Indrayana Turun Gunung Bela Roy Suryo Cs, Sebut Kasus Ijazah Jokowi Upaya Pembungkaman Kritis