Suara.com - Presiden Israel Isaac Herzog meminta Kabinet untuk menyetujui perjanjian gencatan senjata yang dicapai dengan Hamas pada Rabu malam.
Mengatakan bahwa negara telah "gagal dalam tugasnya" untuk mencegah serangan 7 Oktober, "Sekarang, kita memiliki kewajiban untuk mengambil langkah untuk memperbaiki ini. Saya menawarkan dukungan saya kepada Perdana Menteri dan tim negosiasi dalam upaya mereka untuk menyelesaikan kesepakatan ini dan meminta Kabinet dan Pemerintah Israel untuk menerima dan menyetujuinya saat diajukan--membawa pulang putra dan putri kita," kata Tn. Herzog.
"Ini adalah langkah yang tepat. Ini adalah langkah yang penting. Ini adalah langkah yang diperlukan. Tidak ada kewajiban moral, manusiawi, Yahudi, atau Israel yang lebih besar daripada membawa kembali putra dan putri kita kepada kita--baik untuk pulih di rumah, atau untuk dimakamkan." Tn. Herzog menambahkan,
"Jangan ada ilusi. Kesepakatan ini--ketika ditandatangani, disetujui, dan dilaksanakan--akan membawa serta momen-momen yang sangat menyakitkan, menantang, dan mengerikan. Kesepakatan ini juga akan menghadirkan tantangan yang signifikan. Ini bukan situasi yang sederhana; ini adalah salah satu tantangan terbesar yang pernah kita ketahui."
Menegaskan bahwa masyarakat Israel "jauh lebih kuat dari yang kita bayangkan," Herzog menegaskan "Keputusan harus jelas dan tegas--Kita menyelamatkan mereka. Kita membebaskan mereka. Kita membawa mereka pulang dengan segera, hingga yang terakhir."
Setelah menggambarkan pengorbanan para prajurit sejak 7 Oktober, Tn. Herzog berkata, "Dengan pengorbanan besar dalam bentuk darah, melalui upaya keamanan, diplomatik, dan sosial yang sangat besar, kita telah menciptakan momen kesempatan. Kita harus memanfaatkannya. Bangsa kita memiliki luka terbuka dan berdarah yang tidak dapat disembuhkan sampai semua saudara dan saudari kita kembali ke tanah air mereka."
Aspek yang paling kontroversial dari perjanjian tersebut adalah sifat bertahap dari pembebasan sandera. Kesepakatan tersebut menyerukan pembebasan 33 sandera -- wanita, anak-anak, orang tua, dan orang sakit. Negosiasi untuk pembebasan sandera yang tersisa akan berlangsung selama tahap kedua jika gencatan senjata berhasil. Para kritikus khawatir sandera yang tersisa akan ditahan tanpa batas waktu.
Setidaknya 1.200 orang tewas, dan 252 warga Israel dan warga asing disandera dalam serangan Hamas terhadap komunitas Israel di dekat perbatasan Gaza pada 7 Oktober. Dari 95 sandera yang tersisa, lebih dari 30 orang telah dinyatakan tewas. Hamas juga telah menahan dua warga sipil Israel sejak 2014 dan 2015, dan jenazah dua tentara yang tewas pada 2014.
Berita Terkait
-
Serangan Udara Israel Hantam Gaza Sesaat setelah Gencatan Senjata Diumumkan, 20 Tewas
-
Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Tercapai, Apa Saja Rincian Kesepakatannya?
-
Akhirnya Damai! Israel dan Hamas Sepakati Gencatan Senjata, Sandera Dibebaskan?
-
Israel-Hamas Berdamai, JK: Semestinya Sudah Dilakukan Sejak Dulu Secara Permanen
-
Adu Klaim Antara Biden dan Trump soal Gencatan Senjata Israel dengan Hamas, Siapa yang Paling Berperan?
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
-
Meski Perpres Sudah Terbit, Tapi Menkeu Purbaya Mau Review Ulang Soal Kenaikan Gaji ASN 2025
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
Terkini
-
Lama Hilang Kini Pulang Bawa Jabatan, Siapa Arief Poyuono yang Kini Jadi Komisaris Pelindo?
-
Sebelum Kerusuhan Meletus, Mahfud MD Sebut Prabowo Tak Gubris Masukan Akademisi UGM: Udah Biarin Aja
-
Satria Hutan Indonesia 2025 Jalani Pendakian 13 Hari di Gunung Patah
-
Data Pendidikan Gibran di Situs KPU Tiba-tiba Berubah Jadi S1, Ada Upaya Jegal Gugatan Ijazah Palsu?
-
AGRA Desak Penghentian Proyek Transmigrasi ala Orde Baru: Haruskah Membuka Hutan dan Belukar Lagi?
-
Detik-detik Mikrofon Prabowo Mati di KTT PBB, Menlu Sugiono Tegaskan Pesan Palestina Tetap Menggema
-
Sudah Gandeng Ahli ITB, Pemprov DKI Yakin Bau Sampah RDF Rorotan Sudah Teratasi
-
Bukan Jenderal Biasa, Mengenal Komjen Chryshnanda yang Ditunjuk Pimpin Tim Transformasi Polri
-
Dipimpin Puan Maharani, DPR RI Bakal Sahkan APBN 2026 dan Prolegnas dalam Rapat Paripurna
-
Menteri PPPA Minta Pesantren Jadi Zona Aman dari Bullying, Ingatkan Bahaya Relasi Kuasa