Suara.com - Pemerintah Jerman berencana membujuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar mempertimbangkan kembali keputusannya untuk menarik AS dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menteri Kesehatan Jerman, Karl Lauterbach, menyebut keputusan tersebut sebagai pukulan telak bagi upaya global dalam menghadapi krisis kesehatan dunia.
“Pengumuman presiden baru AS untuk menarik diri dari WHO merupakan pukulan telak bagi perjuangan internasional melawan krisis kesehatan global,” ujar Lauterbach pada Selasa.
“Kami akan mencoba membujuk Donald Trump untuk mempertimbangkan kembali keputusan ini,” katanya.
Trump mengumumkan penarikan AS dari WHO pada hari Senin dengan alasan bahwa organisasi kesehatan dunia tersebut gagal menangani pandemi COVID-19 secara independen serta tidak menunjukkan netralitas dalam berbagai krisis kesehatan global. Ia juga menuding WHO terlalu dipengaruhi oleh negara-negara anggotanya dan membebankan kontribusi keuangan yang tidak seimbang kepada AS dibandingkan dengan negara lain seperti Tiongkok.
“WHO menipu kita, semua orang menipu Amerika Serikat. Itu tidak akan terjadi lagi,” tegas Trump.
Dampak Besar terhadap WHO dan Keamanan Kesehatan Global
Langkah ini akan memicu proses penarikan selama 12 bulan, di mana AS akan secara resmi keluar dari WHO serta menghentikan semua kontribusi finansialnya. Saat ini, AS merupakan penyandang dana terbesar WHO dengan kontribusi sekitar 18% dari total anggaran organisasi tersebut. Untuk periode 2024-2025, WHO memiliki anggaran dua tahunan sebesar $6,8 miliar.
Para ahli memperingatkan bahwa keluarnya AS dapat mengancam berbagai program WHO, termasuk penanggulangan tuberkulosis, HIV/AIDS, serta respons terhadap keadaan darurat kesehatan global. Gedung Putih juga mengonfirmasi bahwa AS akan menghentikan negosiasi perjanjian pandemi WHO selama proses penarikan berlangsung. Selain itu, pemerintah AS berencana menarik personelnya yang bekerja sama dengan WHO serta mencari mitra alternatif untuk mengambil alih peran yang sebelumnya dijalankan oleh organisasi tersebut.
Keputusan ini turut berdampak pada Strategi Keamanan Kesehatan Global AS 2024, yang diperkirakan akan direvisi atau dibatalkan dalam waktu dekat.
Jerman dan Negara Lain Berusaha Menutup Kesenjangan Dana
Dengan keluarnya AS, Bill & Melinda Gates Foundation diperkirakan akan menjadi donor terbesar WHO, diikuti oleh kelompok vaksin global Gavi, Komisi Eropa, dan Bank Dunia. Donor nasional terbesar berikutnya adalah Jerman, yang menyumbang sekitar 3% dari anggaran WHO.
Baca Juga: 21 Warga Palestina Terluka akibat Trump Cabut Sanksi Pemukim Israel?
Penarikan AS dari WHO bukanlah hal yang mengejutkan. Pada tahun 2020, Trump sempat mengambil langkah serupa dengan menuduh WHO membantu Tiongkok menyesatkan dunia mengenai asal-usul COVID-19. WHO membantah tuduhan tersebut dan menyatakan telah menekan Beijing untuk membagikan data terkait asal-usul virus. Namun, sebelum proses penarikan rampung, Presiden Joe Biden membatalkan kebijakan tersebut pada hari pertamanya menjabat pada 20 Januari 2021.
Kini, dengan Trump kembali ke Gedung Putih, kebijakan ini kembali dihidupkan, berpotensi mengubah dinamika kesehatan global dalam beberapa tahun ke depan. Para pemimpin dunia, termasuk Jerman, terus mengupayakan diplomasi agar AS tetap berada dalam WHO demi memastikan koordinasi global dalam menghadapi tantangan kesehatan masa depan.
Berita Terkait
-
21 Warga Palestina Terluka akibat Trump Cabut Sanksi Pemukim Israel?
-
Gestur Tangan Elon Musk di Pidato Pelantikan Trump Picu Kontroversi, Dituduh Mirip Hormat ala Nazi
-
Trump vs. WHO: AS Resmi Mundur, Apa Dampaknya bagi Indonesia?
-
75 Hari Penangguhan, Trump Buka Jalan Baru untuk TikTok dan ByteDance
-
Putin-Xi Perkuat Aliansi Strategis Pasca Pelantikan Trump: Sinyal Tantangan Baru bagi AS?
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada
-
Yakin Ganti Kapolri Cukup? KontraS Sebut Masalah Polri Jauh Lebih Dalam dari Sekadar Pimpinan
-
Komisi III soal Isu Calon Kapolri: Wakapolri atau Suyudi, Kami...
-
Tiga Mahasiswa Masih Hilang Sejak Unjuk Rasa Akhir Agustus, KontraS: Diduga Penghilangan Paksa
-
Pakar Ingatkan Tim Reformasi Polri Jangan Cuma Jadi 'Angin Surga' Copot Kapolri