Suara.com - Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno menegaskan pentingnya penerapan pajak karbon yang terstruktur dan efektif mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis karbon di Indonesia.
Eddy menyebut bahwa Indonesia sudah tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga dalam hal pajak karbon.
"Pajak karbon tidak bisa hanya seadanya saja, untuk sekedar memenuhi persyaratan adanya pajak karbon. Tetapi harus memiliki nilai, di mana para pelaku usaha yang mengeluarkan emisi harus membeli karbon kredit ketimbang hanya membayar pajak karbon," jelas Eddy dalam konferensi Asosiasi Ahli Emisi Karbon Indonesia (ACEXI), Kamis (23/1/2025).
Ia mengungkapkan bahwa saat ini Singapura bersiap menerapkan pajak karbon sebesar 40 Dolar AS per ton emisi. Sementara, Indonesia belum menunjukkan langkah konkret.
"Penundaan ini jangan terlalu lama, negara-negara tetangga sudah mulai bergerak. Pajak karbon ini peluang ekonomi yang juga jadi persyaratan untuk menggerakkan ekonomi karbon ke depannya," katanya.
Selain itu, Eddy menekankan bahwa pajak karbon juga dapat menjadi daya tarik bagi investor luar negeri, khususnya untuk mendanai transisi energi.
"Untuk mencapai net zero emissions pada 2060, kita butuh dana investasi 20 miliar Dolar AS per tahun selama 35 tahun. Salah satu insentif yang harus kita berikan adalah tarif yang atraktif untuk para investor,” paparnya.
Ia juga mendorong adanya pengalihan subsidi energi fosil seperti batu bara dan BBM untuk mendukung pengembangan energi terbarukan.
Dengan langkah ini, Indonesia diharapkan dapat menurunkan emisi karbon sekaligus memanfaatkan potensi ekonomi karbon secara optimal.
Baca Juga: Indonesia Bidik Perdagangan Karbon untuk Pertumbuhan Ekonomi Hijau
Reporter : Kayla Nathaniel Bilbina
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
DNA Dikirim ke Jakarta, Tim DVI Kerja Maraton Identifikasi 6 Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny
-
Siapa Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem, Doktor Harvard dan Aktivis '66, Turun Gunung ke Pengadilan
-
Buka SPEKIX 2025, Mendagri: Ruang Merayakan Keberanian dan Kreativitas Anak Istimewa
-
Siapa Pengasuh Ponpes Al Khoziny? Publik Ramai-Ramai Tuntut Tanggung Jawab
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny, Prabowo Perintahkan Audit Total Bangunan Pesantren Se-Indonesia
-
Angkat Para Santri Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Seberapa Kaya Cak Imin?
-
Sudah 37 Jenazah Ditemukan di Reruntuhan Al Khoziny, Tim SAR Hadapi Ancaman Penyakit dan Beton
-
Berapa Anak Cak Imin? Angkat Santri Korban Reruntuhan Al Khoziny Jadi Anak
-
Korban Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny Terus Bertambah, Tim SAR Sudah Temukan 37 Jenazah
-
Janjian Ketemu Makan Siang, Istana Ungkap Isi Pembicaraan Prabowo - Jokowi di Kertanegara