Suara.com - Indikator Politik Indonesia dalam surveinya menyatakan sebesar 79,3 persen puas terhadap kinerja Presiden RI Prabowo Subianto dalam 100 hari pertamanya. Tingginya kepuasaan tersebut lantaran belum ada kebijakan Prabowo yang dianggap mengganggu.
Hal itu seperti dipaparkan oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi secara daring, Senin (27/1/2025).
Ia menyampaikan, jika Indikator sebelumnya pernah melakukan survei terhadap kepuasaan publik pada kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo atau Jokowi.
Kedua Presiden tersebut hasil surveinya berbeda dengan Prabowo pada 100 hari pertamanya. Di mana kepuasan publik terhadap kinerja kedua pemimpin negara itu terdampak kebijakannya sendiri.
"Kalau kita bandingkan dengan masa pemerintahan Jokowi ya, awal periode pertama yaitu Oktober 2014 sampai Januari 2015. Waktu itu kita melakukan survei, bulan Januari 2015, 100 hari setelah beliau dilantik sebagai Presiden periode pertama, approval ratingnya terdampak oleh kebijakan tidak populer yaitu menaikan harga," kata Burhanuddin.
Kemudian SBY era kepemimpinan periode kedua, kata dia, approval ratingnya juga terdampak.
"Setelah menang telak di periode kedua, SBY itu mengalami masa bulan madu yang relatif singkat di periode kedua, karena ada drama Century dan beberapa isu politik yang terkait dengan elite partai," katanya.
Sementara Prabowo, masa bulan madu politiknya belum ada indikasi akan berakhir cepat. Sebab, belum ada kebijakan yang dianggap menjadi dampak terhadap kepuasaan publik pada kinerja Prabowo.
"Kemarin sempat muncul isu kenaikan PPN secara umum, tetapi kemudian Presiden dan Kementerian Keuangan sepertinya berubah, hanya menaikkan PPN 12 persen hanya kepada barang mewah. Dan itu yang membuat kekuasaan terhadap Presiden Prabowo relatif masih tinggi," pungkasnya.
Baca Juga: Survei Indikator: 79,3 Persen Puas dengan Kinerja Prabowo di 100 Hari Pertamanya
Sebelumnya, Indikator Politik Indonesia merilis survei terbarunya soal kepuasan publik terhadap kinerja Presiden RI Prabowo Subianto dalam 100 hari kerjanya. Hasilnya 79,3 persen menyatakan puas dengan kinerja Prabowo.
Direktur Eksekutif Indikator Politik, Buhanuddin Muhtadi, memaparkan jika pihaknya dalam survei ini menanyakan kepada responden dengan pertanyaan "secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas atau tidak puas sama sekali dengan kerja Prabowo Subianto?".
"Approval Presiden Prabowo Subianto yang mengatakan puas 13,6 persen, yang mengatakan cukup puas 65,8 persen, jadi total ada 79,3 persen pada waktu 16 hingga 21 Januari," kata Burhanuddin dalam paparannya secara daring, Senin (27/1/2025).
Ia mengatakan, hasil surveinya ini tidak jauh berbeda dengan hasil survei Litbang Kompas sebelumnya.
Dalam survei ini juga, kata dia, pihaknya menemukan publik yang menyatakan tak puas dengan kinerja Prabowo.
"Survei dilakukan kurang lebih beberapa hari sebelum 100 hari, nah hasilnya ada 16,9 persen warga di Indonesia yang terpilih dalam survei kami yang menyatakan kurang puas," katanya.
Berita Terkait
-
Disebut 'Lupa Daratan', Sosok Pengkritik Mayor Teddy Ternyata Istri Jenderal
-
Survei Indikator: 79,3 Persen Puas dengan Kinerja Prabowo di 100 Hari Pertamanya
-
Pemprov DKI Manut Prabowo buat Hemat Anggaran, Dana Hibah Ormas di Jakarta Bakal Dipangkas?
-
Blak-blakan soal Hukuman 30 Jaksa Nakal, Sahroni NasDem: Ingat! Presiden Prabowo Punya Standar Kerja Tinggi
-
Pemprov DKI Pangkas Anggaran Studi Banding hingga Sewa Mobil, Minimal Hemat Rp 535 Miliar
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
Terkini
-
CEK FAKTA: DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025, Benarkah?
-
Jenguk Delpedro di Polda Metro Jaya, Bivitri Sebut Penangkapan Upaya Bungkam Kritik
-
Nepal Mencekam: 20 Tewas dan PM Mundur, Sekjen PBB Antonio Guterres Turun Tangan
-
Baleg DPR Tegaskan Kehati-hatian dalam RUU Perampasan Aset, Ogah Bahas Seperti Bikin Pisang Goreng
-
Pramono Anung Bantah Isu Tarif Parkir Jakarta Naik Jadi Rp30 Ribu/Jam: Itu Hoaks!
-
Protes Adalah Hak! API Lawan Pelabelan Negatif dan Ingatkan soal Kasus HAM
-
MK Lanjutkan Sengketa Pilkada Papua dan Barito Utara ke Tahap Pembuktian
-
Dasco Sambangi Prabowo di Istana, Lapor Perkembangan Terkini di Tanah Air hingga Keputusan DPR
-
Sejarah Nepal: Dari Kerajaan Kuno Hingga Republik Modern
-
Parah! PNS Bawaslu NTB Gelapkan Belasan Mobil Operasional, Apa Motif dan Modusnya?