Suara.com - Setidaknya empat warga Palestina mengalami luka-luka dalam serangan udara Israel terhadap sebuah kendaraan di jalan pantai sebelah barat kamp al-Nuseirat, bagian tengah Jalur Gaza, pada Minggu (4/2). Informasi ini disampaikan oleh petugas medis kepada Reuters.
Petugas medis awalnya mengumumkan bahwa seorang anak laki-laki tewas dalam serangan tersebut. Namun, kemudian mereka menyatakan berhasil menyadarkannya.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa pesawat tempurnya menargetkan sebuah kendaraan yang dianggap mencurigakan karena bergerak menuju Gaza utara di luar jalur yang telah ditetapkan dalam perjanjian gencatan senjata.
"IDF (Militer Israel) siap menghadapi segala kemungkinan dan akan terus mengambil tindakan yang diperlukan untuk menggagalkan ancaman langsung terhadap pasukan IDF," demikian pernyataan militer Israel.
Namun, mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai dampak serangan tersebut.
Sejak perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas diberlakukan pada 19 Januari, beberapa warga Palestina dilaporkan tewas akibat tembakan Israel.
Militer Israel menyatakan bahwa pasukannya menembak individu yang mereka anggap mencurigakan atau bersenjata yang berpotensi mengancam pasukan mereka. Sementara itu, Hamas menilai insiden-insiden ini sebagai pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata.
Dalam fase pertama perjanjian, sebanyak 33 sandera yang terdiri dari anak-anak, perempuan, lansia, serta orang sakit dan terluka, dijadwalkan dibebaskan. Sejauh ini, 18 orang telah dibebaskan.
Lebih dari 60 sandera laki-laki yang berada dalam usia wajib militer masih ditahan hingga fase kedua kesepakatan dinegosiasikan.
Baca Juga: Setelah 8 Bulan Terkurung, Warga Gaza yang Sakit Akhirnya Bisa Berobat ke Mesir
Negosiasi mengenai pembebasan sandera yang tersisa dan potensi penarikan pasukan Israel dari Gaza akan dimulai pada Selasa mendatang. Kesepakatan tahap kedua ini bertujuan untuk mengakhiri konflik secara permanen.
Di sisi lain, Hamas menuduh Israel menunda implementasi bagian kemanusiaan dari perjanjian gencatan senjata. Menurut Hamas, Israel belum mengizinkan masuknya pasokan medis, bantuan, bahan bakar, serta perlengkapan rekonstruksi yang dijanjikan dalam perjanjian.
"Kami mendesak para mediator dan penjamin perjanjian gencatan senjata untuk memaksa Israel mengizinkan masuknya bantuan, terutama tenda, bahan bakar, makanan, dan alat berat," ujar juru bicara Hamas, Hazem Qassem.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Israel mengenai tuduhan tersebut.
Berita Terkait
-
Setelah 8 Bulan Terkurung, Warga Gaza yang Sakit Akhirnya Bisa Berobat ke Mesir
-
Peduli Nasib Anak-anak Korban Perang Palestina dan Ukraina, Megawati: Mereka Harapan Masa Depan Peradaban Dunia
-
Semangati Anak-anak Korban Perang Palestina dan Ukraina di Roma, Megawati: Be Strong, Be Careful!
-
Turki Siap Tampung Tahanan Palestina yang Dibebaskan Israel dalam Kesepakatan Gencatan Senjata
-
Polisi Israel Selidiki Sara Netanyahu atas Dugaan Intervensi dalam Persidangan Korupsi Suaminya
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025