Suara.com - Amnesty International mengatakan Amerika Serikat memiliki "kewajiban yang jelas" berdasarkan Konvensi Jenewa untuk mengekstradisi individu yang dituduh melakukan kejahatan perang saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi Washington untuk bertemu dengan Presiden Donald Trump.
"Tidak boleh ada 'tempat berlindung yang aman' bagi individu yang diduga telah melakukan kejahatan perang & kejahatan terhadap kemanusiaan," kata kelompok hak asasi manusia itu dalam sebuah pernyataan yang diunggah di media sosial.
Ini adalah perjalanan pertama Netanyahu ke luar negeri sejak Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuknya November lalu atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang di Jalur Gaza.
Amnesty International menunjukkan bahwa AS telah menerima bukti yang menunjukkan bahwa senjata buatan Amerika telah digunakan dalam kejahatan perang, termasuk tindakan yang berkontribusi terhadap genosida di Gaza.
Menjelang pertemuan Netanyahu dengan Trump, Human Rights Watch juga meminta AS untuk menghentikan bantuan militer ke Israel.
"Jika Presiden Trump ingin memutuskan hubungan dengan keterlibatan pemerintahan Biden dalam kekejaman pemerintah Israel di Gaza, ia harus segera menangguhkan transfer senjata ke Israel," kata Bruno Stagno, kepala advokasi HRW.
Ia menambahkan bahwa meskipun Trump mengklaim perang melawan Palestina bukanlah perang Amerika, dukungan militer yang berkelanjutan untuk Israel berarti hal itu juga akan menjadi perangnya.
AS memberi Israel sedikitnya $3,8 miliar dalam bentuk bantuan militer setiap tahun, dengan tambahan $17,9 miliar yang disahkan oleh pemerintahan Joe Biden selama perang di Gaza.
Baca Juga: Netanyahu Dukung Usulan Kontroversial Trump soal Pengusiran Warga Gaza: Apa yang Salah dengan Itu?
Tag
Berita Terkait
-
Dibelenggu dan Dirantai: Kisah Pilu Migran India yang Dideportasi dengan Pesawat Militer AS
-
Israel Perintahkan Militer Siapkan Rencana Evakuasi Warga Gaza di Tengah Usulan Relokasi dari Donald Trump
-
AS Rencanakan Penarikan Pasukan dari Suriah
-
Netanyahu Dukung Usulan Kontroversial Trump soal Pengusiran Warga Gaza: Apa yang Salah dengan Itu?
-
Jerman Tolak Pengusiran Warga Palestina dari Gaza: Melanggar Hukum Internasional!
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
Suyudi-Dedi Prasetyo Calon Kuat, Seabrek 'Dosa' Era Kapolri Listyo Mesti Ditanggung Penerusnya!
-
Tiga Mahasiswa Dinyatakan Hilang, Polda Metro Jaya Buka Posko Pengaduan
-
Isu Listyo Sigit Diganti, ISESS Warning Keras: Jangan Pilih Kapolri dengan Masa Jabatan Panjang
-
'Ganti Kapolri' Trending, Data INDEF Ungkap Badai Kemarahan Publik di X dan TikTok, Ini Datanya
-
Marak Pencurian Kabel Traffic Light di Jakarta, Pramono Ogah Penjarakan Pelaku: Humanisme Penting!
-
Gigit Jari! Bansos Disetop Imbas Ribuan Warga Serang Banten 'Dibudaki' Judol, Termasuk Belasan ASN
-
Cegah Siswa Keracunan, BGN Ajari Penjamah di Mimika soal MBG: Diiming-imingi Sertifikat Hygiene!
-
Isu Pergantian Kapolri, Pengamat Sebut Rekam Jejak Hingga Sensitivitas Sosial Jadi Parameter
-
Pengamat Sebut Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Punya Tantangan untuk Reformasi Polri
-
Duit 'Panas' Korupsi Haji, A'wan PBNU Desak KPK Segera Tetapkan Tersangka: Jangan Bikin Resah NU!