Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendapat peringatan dari pejabat senior Hamas terkait pernyataannya yang mengusulkan pembatalan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Sami Abu Zuhri, pejabat senior Hamas, menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk membawa pulang tahanan Israel adalah dengan menghormati perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak.
"Trump harus ingat bahwa ada kesepakatan yang harus dihormati oleh kedua belah pihak, dan ini adalah satu-satunya cara untuk membawa kembali para tahanan. Bahasa ancaman tidak memiliki nilai dan hanya memperumit masalah," ujar Zuhri kepada Reuters, Selasa (11/2).
Sebelumnya, Trump mengeluarkan pernyataan pada hari Senin bahwa dirinya akan mengusulkan pembatalan gencatan senjata dan membiarkan kekacauan terjadi jika semua sandera Israel yang ditahan oleh Hamas tidak dibebaskan pada hari Sabtu mendatang.
Hamas, yang telah membebaskan beberapa sandera secara bertahap sejak Januari sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, kini menunda pembebasan lebih lanjut dengan alasan bahwa Israel telah melanggar ketentuan gencatan senjata dengan tetap melanjutkan serangan di Jalur Gaza.
Di tengah ketegangan ini, Trump juga memicu kemarahan dunia Arab dengan usulannya agar Amerika Serikat mengambil alih Gaza, memindahkan lebih dari 2 juta penduduknya, dan mengubah wilayah itu menjadi Riviera Timur Tengah.
Pada hari Selasa, Trump bertemu dengan Raja Yordania Abdullah dalam pertemuan yang diperkirakan berlangsung tegang. Trump disebut-sebut mengancam akan memotong bantuan ke Yordania jika negara itu menolak untuk memukimkan kembali warga Palestina yang terusir akibat konflik.
Dalam hukum internasional, pemindahan paksa penduduk di bawah pendudukan militer dianggap sebagai kejahatan perang dan dilarang berdasarkan Konvensi Jenewa 1949.
Perang di Gaza dimulai setelah serangan Hamas terhadap wilayah Israel pada Oktober 2023. Sejak pertengahan Januari, pertempuran dihentikan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.
Baca Juga: Perang Dagang China vs AS Makin Panas, Trump Konfirmasi Telah Berbicara dengan Xi Jinping
Namun, pernyataan terbaru Trump menimbulkan kekhawatiran bahwa eskalasi baru dalam konflik ini dapat terjadi dalam waktu dekat.
Berita Terkait
-
Perang Dagang China vs AS Makin Panas, Trump Konfirmasi Telah Berbicara dengan Xi Jinping
-
Trump Ultimatum Hamas, Bebaskan Sandera atau Gencatan Senjata Dibatalkan
-
Buldoser Israel Ratakan Nur Shams, Ribuan Warga Palestina Mengungsi
-
AS Desak Israel Patuhi Tenggat Waktu Gencatan Senjata dengan Hizbullah
-
Israel Langgar Gencatan Senjata, Hamas Hentikan Pembebasan Sandera
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian
-
Korlantas Polri Gelar Operasi Zebra 2025 dari 17 November, Ini Tujuan Utamanya
-
Kahiyang Ayu Angkat Pesona Batik Sumut di Gebyar Kriya Nusantara dan Jogja ITTAF 2025
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Peserta GIXA North Sumatera 2025
-
Detik-detik Pencarian Korban Longsor Cilacap, BNPB Ingat Pesan Prabowo
-
Rosan Ungkap Pertemuan Raja Yordania Dengan Danantara, Ada Tawaran Tiga Proyek Investasi
-
Hasil Gelar Perkara Kasus Pelecehan Seksual di Internal Transjakarta, Terduga Pelaku Cuma Dimutasi?
-
Peluk Hangat Prabowo Lepas Kepulangan Raja Yordania dari Halim, Begini Momennya
-
Usai Ada Putusan MK, Prabowo Diminta Segera Tarik Polisi Aktif dari Jabatan Sipil