Suara.com - Para pemimpin Eropa menyatakan keprihatinan mereka atas langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyepakati perundingan damai dengan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait perang Ukraina. Mereka menegaskan bahwa Ukraina dan sekutu Eropa harus memiliki peran dalam negosiasi untuk memastikan hasil yang adil dan berkelanjutan.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menampik tudingan bahwa keputusan Trump merupakan pengkhianatan terhadap Kyiv.
"Tidak ada pengkhianatan di sini. Seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, berkepentingan dalam perdamaian," ujarnya dalam pertemuan NATO di Brussels.
Namun, reaksi dari Eropa cukup tajam. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengecam perdamaian yang didiktekan, sementara Menteri Pertahanan Jerman menyayangkan bahwa Washington tampak memberikan konsesi kepada Kremlin. Diplomat tinggi Uni Eropa Kaja Kallas pun menuduh AS melakukan "peredaan" terhadap Rusia.
"Setiap solusi cepat adalah kesepakatan kotor, dan itu tidak akan berhasil," tegasnya.
Trump sebelumnya mengadakan panggilan telepon selama 90 menit dengan Putin dan mengisyaratkan pertemuan langsung di Arab Saudi untuk membahas perdamaian di Ukraina.
Langkah ini memicu kekhawatiran bahwa Kyiv akan tersingkir dari proses negosiasi. Kekhawatiran semakin meningkat setelah pemerintahan Trump mengurangi dukungan terhadap ambisi Ukraina untuk merebut kembali seluruh wilayahnya dan bergabung dengan NATO.
Meskipun Kremlin mengklaim bahwa kedua pemimpin telah sepakat "waktunya telah tiba untuk bekerja sama," Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tetap bersikeras untuk mempertahankan kepentingan negaranya. Ia dijadwalkan bertemu dengan Wakil Presiden AS JD Vance dalam Konferensi Keamanan di Munich pada Jumat guna membahas langkah selanjutnya.
Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Scott Bessent baru-baru ini mengunjungi Kyiv untuk merundingkan akses Washington terhadap deposit tanah jarang Ukraina sebagai imbalan atas dukungan keamanan. Sementara itu, sekutu Rusia, Tiongkok, menyambut baik upaya komunikasi yang lebih erat antara AS dan Rusia.
Baca Juga: Bisakah Arab Saudi Yakinkan Trump untuk Pulangkan Warga Palestina ke Gaza?
Para menteri luar negeri dari negara-negara besar Eropa, termasuk Jerman, Prancis, Polandia, dan Inggris, menegaskan bahwa Ukraina dan Eropa harus menjadi bagian dari setiap negosiasi. Kepala NATO Mark Rutte juga menegaskan pentingnya melibatkan Kyiv dalam setiap pembicaraan mengenai masa depan Ukraina.
"Tidak akan ada negosiasi tentang Ukraina tanpa Ukraina, dan suara Ukraina harus menjadi inti dari setiap pembicaraan," kata Menteri Pertahanan Inggris John Healey.
Meskipun langkah Trump ini dimaksudkan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung sejak 2022, masih ada kekhawatiran besar di Eropa bahwa keputusan sepihak dapat memperlemah posisi Ukraina dan menguntungkan Rusia dalam jangka panjang.
Berita Terkait
-
Bisakah Arab Saudi Yakinkan Trump untuk Pulangkan Warga Palestina ke Gaza?
-
Mantan PM Skotlandia Humza Yousaf Kecam Rencana Trump untuk Gaza dan Sebut Elon Musk sebagai Ancaman Demokrasi
-
Kremlin Puji Sikap Trump soal Perang Ukraina: Kami Terbuka untuk Berdialog
-
Jangan Sampai Dideportasi! Kemlu RI Beri Panduan Hukum untuk WNI di AS
-
14.000 Imigran Tanpa Dokumen Ditangkap di Era Trump, Guantanamo Jadi Kamp Tahanan?
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Belasan Nyawa Melayang di Galangan Kapal PT ASL Shipyard: Kelalaian atau Musibah?
-
Kawasan Malioboro Steril Kendaraan Jelang Tahun Baru 2026, Wisatawan Tumpah Ruah
-
Bantuan Rp15 Ribu per Hari Disiapkan Kemensos untuk Warga Terdampak Bencana
-
Tahun Baru 2026 Tanpa Kembang Api, Polisi Siap Matikan dan Tegur Warga!
-
Prabowo Pilih Habiskan Malam Tahun Baru Bersama Warga Terdampak Bencana di Tapanuli Selatan
-
Jalur Emergency Disiapkan dari Malioboro hingga Titik Nol saat Malam Tahun Baru
-
Wajah Penuh Warna Monas Jelang Malam Tahun Baru 2026
-
Museum dan Rumah Singgah Marsinah Resmi Mulai Dibangun di Nganjuk
-
Malam Tahun Baru 2026 Tanpa Kembang Api, Polisi Bakal Tindak yang Melanggar
-
171.379 Rumah Rusak, Dompet Dhuafa Targetkan Bangun 1.000 RUMTARA bagi Penyintas Bencana Sumatra