Suara.com - Pemerintah Tiongkok mengungkapkan bahwa mereka sedang berusaha meningkatkan kolaborasi baik secara bilateral maupun multilateral untuk memerangi penipuan dan perjudian daring ilegal di kawasan perbatasan antara Thailand, Myanmar, dan China.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun, menyatakan dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (17/2), bahwa kementerian akan terus berkoordinasi dengan otoritas terkait, termasuk kedutaan dan konsulat di luar negeri, untuk menangani kasus yang memerlukan bantuan konsuler serta melindungi keselamatan warganya di luar negeri.
Delegasi tinggi dari Myanmar, China, dan Thailand baru-baru ini berkumpul di Myawaddy, Myanmar, untuk membahas langkah-langkah pemberantasan perjudian daring ilegal dan penipuan di wilayah perbatasan tersebut. Dari 30 Januari hingga 16 Februari 2025, lebih dari seribu pendatang ilegal telah diperiksa dan ditahan. Myanmar telah memulangkan sebagian dari mereka, sementara yang lainnya diproses sesuai dengan hukum untuk segera dipulangkan ke negara asal mereka.
Pada Jumat (14/2), Duta Besar China untuk Myanmar, Ma Jia, bersama Asisten Menteri Keamanan Publik Liu Zhongyi, bertemu dengan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Myanmar, U Than Swe, dan Menteri Dalam Negeri Myanmar, Tun Tun Naung, untuk membahas isu ini. Guo Jiakun menjelaskan bahwa aktivitas kejahatan serius, seperti perjudian daring dan penipuan, di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar mengancam kesejahteraan warga China dan negara-negara lain, serta mengganggu perjalanan dan kerja sama antarnegara.
Pemerintah China menegaskan bahwa partisipasi dalam pemberantasan kejahatan ini adalah wujud dari komitmen mereka terhadap filosofi pembangunan yang berfokus pada rakyat, serta untuk melindungi kepentingan bersama negara-negara regional dan memenuhi aspirasi rakyat di seluruh dunia.
Guo Jiakun juga menekankan bahwa China tengah menjalankan kerjasama aktif dengan negara-negara terkait, termasuk Thailand dan Myanmar, dalam upaya menanggulangi penyebab utama kejahatan ini, dan untuk mengatasi masalah perjudian daring dan penipuan. Tujuan mereka adalah untuk menjaga keselamatan dan aset warga serta memastikan ketertiban dalam pertukaran dan kerja sama antarnegara di kawasan tersebut.
Myanmar, Laos, dan Kamboja yang berbatasan dengan Thailand, telah lama dikenal sebagai tempat bagi sindikat kriminal yang terlibat dalam penipuan daring, termasuk skema investasi palsu dan perdagangan manusia. Praktik semacam itu telah meraup miliaran dolar dari korban di seluruh dunia, sementara banyak pekerja yang terjebak di lokasi tersebut sering kali tertipu dengan tawaran pekerjaan palsu dan dipaksa menjalani perbudakan virtual.
Sejak 2023, ribuan orang dari berbagai negara, termasuk China, Malaysia, Filipina, Indonesia, hingga Nigeria, telah diselamatkan dari tempat-tempat tersebut. Beberapa laporan menyebutkan bahwa milisi etnis Myanmar, seperti Tentara Pembebasan Nasional Karen, turut membebaskan para pekerja yang terjebak dan membawa mereka ke perbatasan, sementara pemerintah Myanmar yang dipimpin oleh junta militer memiliki kendali terbatas di wilayah tersebut.
Baca Juga: RI Raja Nikel, Tapi Sumber Dayanya Dikuasai Perusahaan China
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
Terkini
-
Viral! Oknum Patwal PM Kawal Mobil Mewah Diduga Picu Kecelakaan, Ini Videonya!
-
KPK Kaji Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis di Tengah Ancaman Korupsi
-
Tahan Tangis, Ibu di Papua Bongkar Borok Rasisme di Sekolah dan Tuntut Pelaku Dikeluarkan
-
Kronologi Lengkap Pembunuhan ABG Perempuan di Cilincing: Dijebak, Dicekik, Lalu Dilecehkan
-
Perempuan dan Diskriminasi Berlapis dalam Catatan Pelanggaran HAM di Indonesia
-
Terungkap Setelah Viral atau Tewas, Borok Sistem Perlindungan Anak di Sekolah Dikuliti KPAI
-
Pemerintah Bagi Tugas di Tragedi Ponpes Al Khoziny, Cak Imin: Polisi Kejar Pidana, Kami Urus Santri
-
Akali Petugas dengan Dokumen Palsu, Skema Ilegal Logging Rp240 Miliar Dibongkar
-
Pemprov DKI Ambil Alih Penataan Halte Transjakarta Mangkrak, Termasuk Halte BNN 1
-
Menag Ungkap Banyak Pesantren dan Rumah Ibadah Berdiri di Lokasi Rawan Bencana